Panen Padi di Indramayu, Mentan Pastikan Stok Beras Melimpah

Sabtu, 05 September 2020 - 21:01 WIB
loading...
Panen Padi di Indramayu,...
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Foto/Dok. SINDONews
A A A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo hari ini melakukan panen padi di Kabupaten Indramayu. Kedatangan mentan ke Indramayu juga sekaligus untuk menjamin ketersediaan pupuk untuk petani.

"Indramayu adalah pertanian percontohan yang ada dan terbaik di seluruh Indonesia. Kehadiran saya ini sesuai dengan perintah Presiden Jokowi, agar selalu turun ke petani dan menyelesaikan cepat masalah. Produksi pangan harus tetap terjaga walau dihadapkan pada tantangan apapun," ucap Mentan dalam acara panen padi di Desa Karang Tumaritis, Kecamatan Hautgeulis, Kabupaten Indramayu, Sabtu (5/9/2020).

(Baca Juga: Sidak di Pantura Indramayu Jabar, Mentan Jamin Ketersediaan Pupuk Aman)

Ia menegaskan sektor pertanian saat ini menjadi penopang perekonomian Indonesia. Sesuai data BPS pada kuartal II PDB sektor pertanian mencapai 16,4% sehingga menjadi sektor yang mampu menyerap tenaga kerja khususnya dimasa pandemi Covid-19.

"Besok perdagangan yang terbuka adalah pertanian artinya sektor pertanian juga membuka lapangan kerja sehingga siapa saja yang mau berkeringat, siapa saja yang mau dapat uang maka turun ke lapangan. Kerja di pertanian sangat terbuka," ujarnya.

Mentan menjelaskan ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam sektor pertanian, diantaranya sistem irigasi, varietas bibit unggul yang digunakan, kecukupan pupuk serta SDM petani yang mau bekerja di sawah. Untuk membangun pertanian yang maju, mandiri dan modern, Kementerian Pertanian (Kementan) membentuk korporasi pertanian yang ditunjang oleh fasilitas permodalan atau dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan dan off-taker yang menjamin harga panen yang menguntungkan petani.

"Jaga yang ada di sini. Menghadapi situasi ekonomi dunia yang melemah mudah-mudahan Indonesia tetap bangkit makin membaik karena ada pertanian yang menopangnya dan Indramayu termasuk yang cukup bagus ini. Kepada para perbankan saya harap support KUR untuk petani. Jangan ragu," cetusnya.

Plt. Bupati Indramayu Taufik Hidayat mengapresiasi kehadiran Mentan Syahrul Yasin Limpo di Indramayu yang secara langsung dan cepat menyelesaikan kebutuhan pupuk untuk petani sehingga pada musim tanam gadu (musim tanam II) sehingga tidak terjadi kelangkaan pupuk dan produksi padi dipastikan aman. Upaya nyata Kementan tersebut diyakini sangat berdampak terhadap peningkatan produksi dan mempertahankan Indramayu sebagai kabupaten tertinggi produksi besar.

"Saat ini, sebagian lahan sawah di Kabupaten Indramayu sedang menghadapi pertanaman musim tanam kedua dan sebagian wilayah sudah panen. Menteri datang kesini, Alhamdulilah ketersediaan pupuk bagi petani Indramayu aman," ujarnya.

Taufik menyebutkan lahan sawah di Indramayu seluas 117.686 hektare. Lahan pertanian padi merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Indramayu dan juga merupakan komoditas unggulan nasional tingkat produksi padi Kabupaten Indramayu rata-rata dalam 5 tahun terakhir yaitu 1,5 juta ton gabah kering.

"Alhamdulillah Kabupaten Indramayu mendapat peringkat pertama nasional sebagai produsen beras tahun 2019. Ini berkat dukungan dari Kementerian Pertanian yang selalu bantu petani," cetusnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan Kementan tidak hanya menyalurkan bantuan fisik untuk Indramayu. Namun untuk lebih meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani kini sedang diperkuat kelembagaan petani, para kelompok tani dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) bersatu membentuk korporasi.

(Baca Juga: Harga Gas Turun, Industri Pupuk Kian Kompetitif)

"Petani padi di Indramayu sudah tanam IP200 bahkan ada yang IP300, sebagai sentra utama padi bersama 88 kabupaten lainnya. Ini sudah terbentuk satu korporasi petani padi sebagai kesatuan kluster skala ini luas 10.000 hektare pada 150 kelompok tani di 5 kecamatan," terangnya.

Menurut Suwandi, manfaat korporasi ini yakni guna melindungi dan memberdayakan petani karena ada kepastian pasokan sarana produksi (saprodi), mekanisasi, modal dari KUR klaster dengan korporasi sebagai off-taker, ada asuransi, maupan kepastian pasar dan harganya, sehingga petani tidak lagi menjual gabah, tetapi beras satu pintu korporasi.

"Sesuai dengan kebijakan mentan, kami berharap model korporasi ini direplikasi di daerah daerah lain. Kedepan kita tak hanya swasembada tapi juga perlebar ekspor pangan," tandas Suwandi.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1159 seconds (0.1#10.140)