Kafe Bunga Tembok Terinspirasi dari Semangat Wiji Thukul
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Siapa yang tak kenal Wiji Thukul? penyair sekaligus aktivis hak asasi manusia yang lantang pada masa orde baru.
Banyak puisi yang ia ciptakan untuk mengkritisi dan melawan pada masa itu. Termasuk yang familiar yakni Bunga dan Tembok. Puisi yang menggambarkan tentang semangat juang dari sekuntum bunga yang berusaha merobohkan tirani tersebut ternyata menjadi inspirasi Muhammad Ridha untuk membuat kafe.
Dosen UIN Alauddin Makassar yang juga penulis buku Melawan Rezim Infrastruktur tersebut, menamai kafe yang dibuat dengan naman Bunga Tembok, agar semangat Wiji Thukul tetap hidup.
Ridha mendesain kafe yang terletak di Jalan Mustafa Daeng Bunga Kompleks Griya Samata Permai Nomor 11, dengan konsep vintage dan warna seperti rumah lama, termasuk sejumlah bunga yang sengaja dirawat di beberapa sudut kafe tersebut.
"Judul puisi Wiji Thukul Bunga dan Tembok. Saya ambil dari judul dan spirit puisi tersebut," kata Muhammad Ridha saat ditanya terkait inspirasi penamaan kafe tersebut.
Dirinya menjelaskan, dari sisi menu, Bunga Tembok menawarkan berbagai pilihan seperti kafe pada umumnya. Diantaranya beragam jenis kopi dan teh yang bisa disajikan baik panas ataupun dingin serta dilengkapi dengan sejumlah cemilan seperti ubi goreng, kentang goreng, pisang goreng peppe, dan lain-lain.
Nah, bagi yang penasaran dan ingin berkunjung kafe ini, Bunga Tembok buka mulai pukul 10.00 pagi sampai 12.00 malam setiap hari.
Meski buka di tengah pandemi, Bunga Tembok tetap memberikan jaminan kenyamanan dan keamanan kepada pelanggan dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan yang dianjurkan oleh pemerintah.
"Kita siapkan hand sanitizer, dianjurkan pake masker dan ada westafel saat masuk ke gerbang untuk menjaga higienitas dan tidak adanya kontaminasi dari orang yang datang," pungkas Ridha.
Banyak puisi yang ia ciptakan untuk mengkritisi dan melawan pada masa itu. Termasuk yang familiar yakni Bunga dan Tembok. Puisi yang menggambarkan tentang semangat juang dari sekuntum bunga yang berusaha merobohkan tirani tersebut ternyata menjadi inspirasi Muhammad Ridha untuk membuat kafe.
Dosen UIN Alauddin Makassar yang juga penulis buku Melawan Rezim Infrastruktur tersebut, menamai kafe yang dibuat dengan naman Bunga Tembok, agar semangat Wiji Thukul tetap hidup.
Ridha mendesain kafe yang terletak di Jalan Mustafa Daeng Bunga Kompleks Griya Samata Permai Nomor 11, dengan konsep vintage dan warna seperti rumah lama, termasuk sejumlah bunga yang sengaja dirawat di beberapa sudut kafe tersebut.
"Judul puisi Wiji Thukul Bunga dan Tembok. Saya ambil dari judul dan spirit puisi tersebut," kata Muhammad Ridha saat ditanya terkait inspirasi penamaan kafe tersebut.
Dirinya menjelaskan, dari sisi menu, Bunga Tembok menawarkan berbagai pilihan seperti kafe pada umumnya. Diantaranya beragam jenis kopi dan teh yang bisa disajikan baik panas ataupun dingin serta dilengkapi dengan sejumlah cemilan seperti ubi goreng, kentang goreng, pisang goreng peppe, dan lain-lain.
Nah, bagi yang penasaran dan ingin berkunjung kafe ini, Bunga Tembok buka mulai pukul 10.00 pagi sampai 12.00 malam setiap hari.
Meski buka di tengah pandemi, Bunga Tembok tetap memberikan jaminan kenyamanan dan keamanan kepada pelanggan dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan yang dianjurkan oleh pemerintah.
"Kita siapkan hand sanitizer, dianjurkan pake masker dan ada westafel saat masuk ke gerbang untuk menjaga higienitas dan tidak adanya kontaminasi dari orang yang datang," pungkas Ridha.
(agn)