Pertama di Asia, Kemenkeu Terbitkan Pandemic Bond USD4,3 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menerbitkan obligasi global atau pandemic bond berdenominasi dolar AS senilai USD4,3 miliar untuk mendanai penanganan virus Corona (Covid-19) di Indonesia.
Menteri keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, nantinya pandemic bond diterbitkan dalam tiga tenor yaitu 10,5 tahun, 30,5 tahun dan 50 tahun. Adapun bond bertenor 50 tahun menjadi rekor bond dengan tenor terlama di Indonesia.
“Tenor baru ini menciptakan benchmark tenor baru surat utang negara di Indonesia, dan tentu kami juga gunakan tenor 50 tahun dalam rangka capitalize kurva tenor jangka panjang yang cenderung flat,” ujar Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (7/4/2020).
Dia merinci pandemic bond pertama adalah seri RI1030 senilai USD1,65 miliar bertenor 10,5 tahun. Seri itu ditawarkan dengan imbal hasil (yield) 3,9% dan jatuh tempo 15 Oktober 2030.
Seri kedua adalah RI1050 senilai USD1,65 miliar dengan tenor 30,5 tahun, yield 4,25% dan jatuh tempo 15 April 2050. Lalu, seri RI0470 senilai USD1 miliar dengan tenor 50 tahun, yield 4,5% dan jatuh tempo 15 April 2070.
"Pemanfaatan penerbitan ini yang dieksekusi tadi malam adalah sangat positif di tengah turbulensi pasar keuangan global dan penerbitan ini pertama di Asia," katanya.
Menkeu menambahkan, penerbitan pandemic bond bertenor 50 tahun menjadi bentuk kepercayaan investor terhadap kondisi perekonomian dan pengelolaan keuangan negara, disamping imbal hasil yang ditawarkan juga cukup menarik.
Menteri keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, nantinya pandemic bond diterbitkan dalam tiga tenor yaitu 10,5 tahun, 30,5 tahun dan 50 tahun. Adapun bond bertenor 50 tahun menjadi rekor bond dengan tenor terlama di Indonesia.
“Tenor baru ini menciptakan benchmark tenor baru surat utang negara di Indonesia, dan tentu kami juga gunakan tenor 50 tahun dalam rangka capitalize kurva tenor jangka panjang yang cenderung flat,” ujar Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (7/4/2020).
Dia merinci pandemic bond pertama adalah seri RI1030 senilai USD1,65 miliar bertenor 10,5 tahun. Seri itu ditawarkan dengan imbal hasil (yield) 3,9% dan jatuh tempo 15 Oktober 2030.
Seri kedua adalah RI1050 senilai USD1,65 miliar dengan tenor 30,5 tahun, yield 4,25% dan jatuh tempo 15 April 2050. Lalu, seri RI0470 senilai USD1 miliar dengan tenor 50 tahun, yield 4,5% dan jatuh tempo 15 April 2070.
"Pemanfaatan penerbitan ini yang dieksekusi tadi malam adalah sangat positif di tengah turbulensi pasar keuangan global dan penerbitan ini pertama di Asia," katanya.
Menkeu menambahkan, penerbitan pandemic bond bertenor 50 tahun menjadi bentuk kepercayaan investor terhadap kondisi perekonomian dan pengelolaan keuangan negara, disamping imbal hasil yang ditawarkan juga cukup menarik.
(ind)