Mulan Jameela Bingung Harga Vaksin Covid-19 Versi Erick dan Bambang Brodjo Berbeda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi VII Fraksi Gerindra Mulan Jameela mengaku, bingung mengenai harga vaksin covid-19 yang berbeda. Di antaranya harga vaksin yang diungkapkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Menristek Bambang Brodjonegoro tidak sama.
(Baca Juga: Hati-hati! Klaim Herbal Sembuhkan Covid-19 Marak di Pasaran, Cek Saja ke BPOM )
Pasalnya Bambang Brodjo menyebut, berdasarkan perkiraaan Lembaga Eijkman harga vaksin USD 5 per dosis. Sementara Erick Thohir, kata Mulan, menerangkan harga vaksinnya antara USD5 hingga USD30.
"Yang terhormat komisi 7 saya merasa bingung tentang harga vaksin. Karena ini menimbulkan pertanyaan karena beberapa waktu terakhir Bapak Erick Thohir menyampaikan tentang harga vaksin yang bervariasi antara USD 5-30. Dengan rencana pemberian vaksin 2 kali suntik untuk satu orang, satu kali vaksin ditanggung pemerintah sedangkan satu kali suntik vaksinnya ditanggung mandiri atau orang tersebut," ujar Mulan dalam rapat Komisi VII DPR, Jakarta, Selasa (8/9/2020).
(Baca Juga: Kemarin Pusing Nyari Vaksin, Sekarang Ribet Nentuin Harganya )
Lebih lanjut dalam gelaran rapat Komisi VII dengan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro yang juga membahas tentang perkembangan vaksin covid-19. Mulan Jameela meminta agar harga yang diungkapkan Erick Thohir tidak dipakai karena membebani masyarakat.
"Dan saya berharap apa yang disampaikan Pak Erick Thohir bahwa rakyat harus terbebani dengan harus membayar satu kali vaksin itu tidak benar-benar terjadi, karena kalau iya kasian Pak. Apalagi harganya dapat yang dapat yang satu kali vaksin 20 dolar atau 30 dolar kan cukup berat ya Pak untuk masyarakat," katanya.
Dia menambahkan agar vaksin covid-19 ini bisa menjadi angin segar bagi masyarakat Indonesia. Serta, berharap vaksin covid-19 ini bisa cocok dengan masyarakat Indonesia.
"Bicara vaksin ini sangat ditunggu oleh masyarakat karena ada pemberitaan vaksin itu jadi angin segar bagi masyarakat, kami mendukung percepatan vaksin merah putih dan Insya Allah cocok dengan jenis covid di negara kita," katanya.
Lihat Juga: AstraZeneca Tuai Polemik Usai Kasus Pembekuan Darah, BPOM: Sudah Tak Beredar di Indonesia
(Baca Juga: Hati-hati! Klaim Herbal Sembuhkan Covid-19 Marak di Pasaran, Cek Saja ke BPOM )
Pasalnya Bambang Brodjo menyebut, berdasarkan perkiraaan Lembaga Eijkman harga vaksin USD 5 per dosis. Sementara Erick Thohir, kata Mulan, menerangkan harga vaksinnya antara USD5 hingga USD30.
"Yang terhormat komisi 7 saya merasa bingung tentang harga vaksin. Karena ini menimbulkan pertanyaan karena beberapa waktu terakhir Bapak Erick Thohir menyampaikan tentang harga vaksin yang bervariasi antara USD 5-30. Dengan rencana pemberian vaksin 2 kali suntik untuk satu orang, satu kali vaksin ditanggung pemerintah sedangkan satu kali suntik vaksinnya ditanggung mandiri atau orang tersebut," ujar Mulan dalam rapat Komisi VII DPR, Jakarta, Selasa (8/9/2020).
(Baca Juga: Kemarin Pusing Nyari Vaksin, Sekarang Ribet Nentuin Harganya )
Lebih lanjut dalam gelaran rapat Komisi VII dengan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro yang juga membahas tentang perkembangan vaksin covid-19. Mulan Jameela meminta agar harga yang diungkapkan Erick Thohir tidak dipakai karena membebani masyarakat.
"Dan saya berharap apa yang disampaikan Pak Erick Thohir bahwa rakyat harus terbebani dengan harus membayar satu kali vaksin itu tidak benar-benar terjadi, karena kalau iya kasian Pak. Apalagi harganya dapat yang dapat yang satu kali vaksin 20 dolar atau 30 dolar kan cukup berat ya Pak untuk masyarakat," katanya.
Dia menambahkan agar vaksin covid-19 ini bisa menjadi angin segar bagi masyarakat Indonesia. Serta, berharap vaksin covid-19 ini bisa cocok dengan masyarakat Indonesia.
"Bicara vaksin ini sangat ditunggu oleh masyarakat karena ada pemberitaan vaksin itu jadi angin segar bagi masyarakat, kami mendukung percepatan vaksin merah putih dan Insya Allah cocok dengan jenis covid di negara kita," katanya.
Lihat Juga: AstraZeneca Tuai Polemik Usai Kasus Pembekuan Darah, BPOM: Sudah Tak Beredar di Indonesia
(akr)