Kreatif, Warga Kampung Ikan Asap Olah Limbah Jelantah Jadi Aneka Produk
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berangkat dari kendala mengelola limbah minyak jelantah sisa produksi Resto Seba dan rumah tangga di Kampung Ikan Asap, PT Pertamina Gas Operation East Java merespons dan mengenalkan konsep zero waste dengan menggelar pelatihan pengolahan limbah minyak jelantah menjadi produk bermanfaat di kampung binaan Pertagas ini.
Selain melibatkan kelompok Resto, Pertagas juga menggandeng Kader PKK Desa Penatarsewu dan Desa Kalitengah, Kec Tanggulangin, Sidoarjo. Pelatihan pengelolaan minyak jelantah menjadi produk bermanfaat seperti sabun dan lilin ini dilakukan bekerja sama dengan Akademi Minim Sampah, Sidoarjo.
(Baca Juga: Hasil Panen Ajib, Gapoktan Saluyu Binaan Pertagas Genjot Produksi Pupuk Organik)
Minyak jelantah merupakan minyak bekas pakai dalam rumah tangga, restoran dan lain lain. Minyak ini meliputi minyak sawit dan segala minyak goreng lainnya. Dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa bersifat karsinogenik yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi pemakaian minyak jelantah yang dipakai berkali-kali, dapat merusak kesehatan tubuh.
Ketua PKK Desa Penatarsewu Nurul Huda menuturkan, selama ini ibu-ibu di Desa Penatarsewu tidak pernah menyimpan minyak goreng setelah beberapa kali dipakai. Namun, mereka belum mengetahui jika limbah jelantah ini bisa dimanfaatkan kembali.
"Di sini kami terbiasa membuang atau diserahkan ke penampung jika minyak goreng sudah beberapa kali dipakai. Dengan adanya pelatihan mengolah jelantah ini, diharapkan kami bisa memanfaatkan puluhan liter minyak menjadi sabun detergen atau cuci tangan," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (9/9/2020).
Sementara di Desa Kalitengah, ibu-ibu di desa yang berdekatan dengan kawasan Lumpur Sidoarjo ini mengaku biasa memanfaatkan jelantah untuk menambah penghasilan. "Kami biasa mengumpulkan jelantah dari beberapa RT, lalu dijual ke pabrik untuk dimanfaatkan sebagai biodiesel melalui pengepul. Hasil penjualan dimanfaatkan untuk kas PKK," ujar perwakilan PKK Desa Kalitengah Iftatus Solichah.
Kini, kata dia, dengan adanya kegiatan edukasi dari Pertagas, ibu-ibu anggota PKK Desa Kalitengah memiliki wawasan baru untuk berkreasi dan lebih produktif lagi. Proses pengolahan jelantah menjadi sabun dan lilin pun tegolong murah dari segi ketersediaan bahan dan mudah untuk dipraktikkan.
(Baca Juga: Pertagas Uji Coba Alirkan Gas ke BOB Siak Pusako, Ketahanan Energi Riau Makin Andal)
Vivi Sofiana selaku pemateri dari Akademi Minim Sampah mengatakan, proses pembuatan memang dibuat mudah dan menarik agar ibu-ibu tidak kerepotan menerapkannya di rumah. "Tujuan kami agar mulai tumbuh kesadaran warga untuk mengolah limbah rumah tangga menjadi lebih bernilai guna," jelasnya.
Secara terpisah, Manager Communication, Relation, & CSR Pertagas Zainal Abidin menuturkan bahwa antusiasme ibu-ibu dalam menerapkan Zero Waste Lifestyle itu patut didukung. "Selain itu, kemampuan mengolah limbah rumah tangga menjadi produk lain seperti sabun dan lilin ini berpotensi menjadi sumber pendapatan lain bagi warga di Penatarsewu dan Kalitengah," tuturnya.
Selain melibatkan kelompok Resto, Pertagas juga menggandeng Kader PKK Desa Penatarsewu dan Desa Kalitengah, Kec Tanggulangin, Sidoarjo. Pelatihan pengelolaan minyak jelantah menjadi produk bermanfaat seperti sabun dan lilin ini dilakukan bekerja sama dengan Akademi Minim Sampah, Sidoarjo.
(Baca Juga: Hasil Panen Ajib, Gapoktan Saluyu Binaan Pertagas Genjot Produksi Pupuk Organik)
Minyak jelantah merupakan minyak bekas pakai dalam rumah tangga, restoran dan lain lain. Minyak ini meliputi minyak sawit dan segala minyak goreng lainnya. Dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa bersifat karsinogenik yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi pemakaian minyak jelantah yang dipakai berkali-kali, dapat merusak kesehatan tubuh.
Ketua PKK Desa Penatarsewu Nurul Huda menuturkan, selama ini ibu-ibu di Desa Penatarsewu tidak pernah menyimpan minyak goreng setelah beberapa kali dipakai. Namun, mereka belum mengetahui jika limbah jelantah ini bisa dimanfaatkan kembali.
"Di sini kami terbiasa membuang atau diserahkan ke penampung jika minyak goreng sudah beberapa kali dipakai. Dengan adanya pelatihan mengolah jelantah ini, diharapkan kami bisa memanfaatkan puluhan liter minyak menjadi sabun detergen atau cuci tangan," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (9/9/2020).
Sementara di Desa Kalitengah, ibu-ibu di desa yang berdekatan dengan kawasan Lumpur Sidoarjo ini mengaku biasa memanfaatkan jelantah untuk menambah penghasilan. "Kami biasa mengumpulkan jelantah dari beberapa RT, lalu dijual ke pabrik untuk dimanfaatkan sebagai biodiesel melalui pengepul. Hasil penjualan dimanfaatkan untuk kas PKK," ujar perwakilan PKK Desa Kalitengah Iftatus Solichah.
Kini, kata dia, dengan adanya kegiatan edukasi dari Pertagas, ibu-ibu anggota PKK Desa Kalitengah memiliki wawasan baru untuk berkreasi dan lebih produktif lagi. Proses pengolahan jelantah menjadi sabun dan lilin pun tegolong murah dari segi ketersediaan bahan dan mudah untuk dipraktikkan.
(Baca Juga: Pertagas Uji Coba Alirkan Gas ke BOB Siak Pusako, Ketahanan Energi Riau Makin Andal)
Vivi Sofiana selaku pemateri dari Akademi Minim Sampah mengatakan, proses pembuatan memang dibuat mudah dan menarik agar ibu-ibu tidak kerepotan menerapkannya di rumah. "Tujuan kami agar mulai tumbuh kesadaran warga untuk mengolah limbah rumah tangga menjadi lebih bernilai guna," jelasnya.
Secara terpisah, Manager Communication, Relation, & CSR Pertagas Zainal Abidin menuturkan bahwa antusiasme ibu-ibu dalam menerapkan Zero Waste Lifestyle itu patut didukung. "Selain itu, kemampuan mengolah limbah rumah tangga menjadi produk lain seperti sabun dan lilin ini berpotensi menjadi sumber pendapatan lain bagi warga di Penatarsewu dan Kalitengah," tuturnya.
(fai)