Ekonomi RI Pulih di 2021 Kata Lembaga-Lembaga Asing Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional diproyeksikan kembali pulih di tahun 2021. Hal itu berdasarkan prediksi dari sejumlah lembaga keuangan internasional seperti IMF , World Bank, ADB dan OECD.
(Baca Juga: Sri Mulyani: Selama Covid-19 Merajalela, Skenario Pertumbuhan Ekonomi Terancam) Bahkan, di akhir tahun ini, lembaga-lembaga keuangan itu memprediksi Indonesia telah memperlihatkan adanya kurva "V" pada perekonomiannya.
"Sedangkan di tahun 2021, secara year to date-nya dari IMF sebesar 6,1%, dari World Bank 4,8%, dari ADB 5,3%, dan dari OECD 2,6% sampai 5,2%," kata Airlangga dalam diskusi virtual, Kamis (10/9/2020).
Sementara, lanjut dia, proyeksi akhir tahun IMF terhadap perekonomian nasional secara year to date yakni sebesar minus 0,3%, world Bank 0%, ADB minus 1%, dan OECD minus 3,9% sampai minus 2,8%.
Airlangga mengklaim bahwa pertumbuhan ekonomi nasional saat ini, meskipun berada di posisi minus, masih relatif lebih tinggi dibandingkan negara yang setara seperti misalnya Thailand, Malaysia, Singapura, atau bahkan India.
(Baca Juga: Perry Warjiyo Lebih Pede dari Pemerintah Soal Pertumbuhan Ekonomi RI di 2021)
"Thailand yang sudah dua kuartal mengalami minus, dimana saat ini kontraksinya semakin dalam yakni menuju minus 12%, atau bahkan Malaysia yang masuk ke minus 17%, kemudian negara lain seperti Singapura yang minus 12%, Filipina minus 16% dan yang terdalam adalah India dengan minus 23,90%," jelasnya.
(Baca Juga: Sri Mulyani: Selama Covid-19 Merajalela, Skenario Pertumbuhan Ekonomi Terancam) Bahkan, di akhir tahun ini, lembaga-lembaga keuangan itu memprediksi Indonesia telah memperlihatkan adanya kurva "V" pada perekonomiannya.
"Sedangkan di tahun 2021, secara year to date-nya dari IMF sebesar 6,1%, dari World Bank 4,8%, dari ADB 5,3%, dan dari OECD 2,6% sampai 5,2%," kata Airlangga dalam diskusi virtual, Kamis (10/9/2020).
Sementara, lanjut dia, proyeksi akhir tahun IMF terhadap perekonomian nasional secara year to date yakni sebesar minus 0,3%, world Bank 0%, ADB minus 1%, dan OECD minus 3,9% sampai minus 2,8%.
Airlangga mengklaim bahwa pertumbuhan ekonomi nasional saat ini, meskipun berada di posisi minus, masih relatif lebih tinggi dibandingkan negara yang setara seperti misalnya Thailand, Malaysia, Singapura, atau bahkan India.
(Baca Juga: Perry Warjiyo Lebih Pede dari Pemerintah Soal Pertumbuhan Ekonomi RI di 2021)
"Thailand yang sudah dua kuartal mengalami minus, dimana saat ini kontraksinya semakin dalam yakni menuju minus 12%, atau bahkan Malaysia yang masuk ke minus 17%, kemudian negara lain seperti Singapura yang minus 12%, Filipina minus 16% dan yang terdalam adalah India dengan minus 23,90%," jelasnya.
(fai)