Potensi Daerah Bisa Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional

Senin, 21 September 2020 - 10:05 WIB
loading...
Potensi Daerah Bisa Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional
Foto/dok
A A A
JAKARTA - Potensi aktivitas ekonomi di daerah harus lebih intensif didorong untuk dapat menopang Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) .

“Pertumbuhan di daerah akan lebih cepat pulih didukung oleh segmen usaha mikro kecil dan menengah,” ujar Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso saat kunjungan kerja (kunker) Komisi XI DPR di Semarang, Jawa Tengah (Jateng), kemarin. (Baca: DPR Akan Bahas Perppu Pilkada Jilid II)

Menurut Wimboh, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung upaya PEN, dan untuk mengoptimalkan implementasi PEN secara aktif melakukan monitoring dan koordinasi tidak hanya di pusat, namun juga di daerah melalui kepanjangan tangan kantor regional/kantor OJK di daerah.

“Hal ini kami lakukan untuk mengatasi kendala yang ada untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah sehingga dapat menopang perekonomian nasional,” paparnya.

Dia menambahkan, OJK siap mendorong industri jasa keuangan untuk menyalurkan sektor-sektor unggulan di Jateng, yang memberikan daya ungkit tinggi bagi perekonomian, seperti perdagangan, pertanian, dan konstruksi.

Wimboh memaparkan secara umum, pertumbuhan kredit masih ditopang oleh kelompok bank milik pemerintah. Terlihat dari kredit di bank-bank persero yang masih mencatat kenaikan 3,36% year on year (yoy) dan kredit di kelompok bank pembangunan daerah (BPD) yang naik 8,23% yoy. (Baca juga: Sahabat Nabi Tidak Bermazhab, Benarkah?)

“Kenaikan kredit yang masih cukup tinggi di kelompok BPD ini menunjukkan geliat ekonomi di daerah masih cukup baik dan memiliki potensi yang besar untuk dijadikan pengungkit perekonomian nasional,” papar Wimboh.

Selain itu, lanjut dia, disebabkan kasus Covid di daerah yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan kota-kota besar, seperti DKI Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terkait dampak Covid terhadap pelaku usaha, terlihat bahwa tingkat banyaknya perusahaan yang masih beroperasi sangat terkait erat dengan jumlah kasus Covid.

Dari hasil survei BPS tersebut, menurut Wimboh, Jawa Tengah yang kasus Covid-19, tidak sampai 40% dari DKI Jakarta, terlihat bahwa aktivitas pelaku usaha yang masih beroperasi cukup tinggi yakni 55%, jauh di atas DKI yang hanya 29% beroperasi normal. Hal sama juga terjadi untuk Jawa Barat, kasus Covid hanya 29% dari jumlah di DKI Jakarta, sehingga pelaku usaha yang masih beroperasi masih 50%. (Baca juga: 4 Jenis Olahraga Ini Efektif Turunkan Kadar Kolesterol)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1062 seconds (0.1#10.140)