Corona Belum Reda, Tekanan Ekonomi Masih Berlanjut
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai penyebaran corona atau Covid-19 di Indonesia tidak hanya mengganggu kesehatan melainkan juga perekonomian nasional yang diprediksi masih akan tertekan. Hal ini karena belum ada yang bisa memastikan kapan pandemi ini akan berakhir.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan pertumbuhan ekonomi domestik berdasarkan Nowcasting kuartal I/2020 diprediksi 4,5%-4,7%. Menurut dia, dibanding beberapa negara besar kondisi perekonomian Indonesia kuartal I masih lebih baik.
"Namun tetap perlu waspada pada eskalasi tekanan ke depan, mengingat di Indonesia pandemi baru terjadi pada Maret dan meluas secara eksponensial bahkan ke wilayah periferi," kata Sri Mulyani dalam rapat virtual dengan Banggar DPR, Senin (4/5/2020).
Dia menjelaskan pertumbuhan ekspor kuartal I tumbuh 2,9% dan impor minus 3,7%. Adapun, kontraksi impor ini terjadi karena adanya penurunan impor bahan baku dan barang modal.
"Karena itu, pemerintah memiliki skenario berat yakni pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 berada di 2,3%. Kemudian skenario sangat berat -0,4%. Proyeksi dilakukan berdasarkan skenario mengingat ketidakpastian yang masih tinggi," imbuhnya.
Dia menambahkan, akibat corona yang menyebar ke 215 negara ini menyebabkan 59 negara melakukan travel ban dan border shutdown total. Selain itu juga ada 86 negara yang memberlakukan travel ban dan border shutdown secara parsial. "Lebih dari 160 negara menutup sekolahnya untuk mengurangi penyebaran Covid-19," pungkasnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan pertumbuhan ekonomi domestik berdasarkan Nowcasting kuartal I/2020 diprediksi 4,5%-4,7%. Menurut dia, dibanding beberapa negara besar kondisi perekonomian Indonesia kuartal I masih lebih baik.
"Namun tetap perlu waspada pada eskalasi tekanan ke depan, mengingat di Indonesia pandemi baru terjadi pada Maret dan meluas secara eksponensial bahkan ke wilayah periferi," kata Sri Mulyani dalam rapat virtual dengan Banggar DPR, Senin (4/5/2020).
Dia menjelaskan pertumbuhan ekspor kuartal I tumbuh 2,9% dan impor minus 3,7%. Adapun, kontraksi impor ini terjadi karena adanya penurunan impor bahan baku dan barang modal.
"Karena itu, pemerintah memiliki skenario berat yakni pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 berada di 2,3%. Kemudian skenario sangat berat -0,4%. Proyeksi dilakukan berdasarkan skenario mengingat ketidakpastian yang masih tinggi," imbuhnya.
Dia menambahkan, akibat corona yang menyebar ke 215 negara ini menyebabkan 59 negara melakukan travel ban dan border shutdown total. Selain itu juga ada 86 negara yang memberlakukan travel ban dan border shutdown secara parsial. "Lebih dari 160 negara menutup sekolahnya untuk mengurangi penyebaran Covid-19," pungkasnya.
(ind)