Era Industri 4.0, Hary Tanoesoedibjo: MNC Group Tetap Jadi Leader
loading...
A
A
A
JAKARTA - Business model yang tepat, cara kerja yang benar dan keberanian mengambil keputusan berdasarkan data yang akurat, menjadi kunci MNC Group terus memimpin di era industri 4.0.
Hal itu disampaikan Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo saat berbicara dalam Manager Forum ke-50 MNC Group bertajuk: "Sustainable Growth Through Disrupted Technology, Innovations and Interconnected Ecosystem."
"Dengan adanya Covid, dengan adanya industri 4.0, kita harus melakukan perubahan " kata Hary dalam forum virtual yang diikuti ribuan karyawan MNC Group level manager up itu, Rabu (23/9/2020).
(Baca Juga: HT: Akurasi Data Penting Jadi Pedoman Keputusan Bisnis)
Hary merinci kunci sukses tersebut, yaitu memastikan business model benar. "Business model yang benar itu penting. Terus, ditunjang juga dengan cara kerja yang juga benar," katanya.
Cara kerja yang benar, kata Hary, salah satunya adalah mengambil keputusan berdasarkan data. "Everything has to be based on data. Jangan malas terhadap data. Data yang kita butuhkan itu harus tepat dan lengkap. Mengolahnya juga mesti benar," tuturnya.
Mengumpulkan dan menganalisa data diakuinya memang memakan waktu. Namun, proses itu tak boleh dikesampingkan. "Kita perlu belajar terus dan punya endurance, punya passion, supaya dalam pengolahan data itu maksimal," ungkap Hary.
Hal ketiga, lanjut Hary, adalah berani mengambil keputusan. Seperti juga yang dilakukannya terhadap MNC Group, bisnisnya ekspansi ke digital.
"MNC harus mampu beradaptasi dalam situasi perubahan yang cepat dan tetap menjadi leader," kata pria yang dua periode berturut-turut dipercaya menahkodai Federasi Futsal Indonesia hingga saat ini.
Seperti diketahui, MNC Group berinvestasi di bidang digital dan teknologi. Sebagai contoh di bidang media, MNC Group menjadi perusahaan pertama di dunia yang bisa menjadikan layar televisi sebagai sarana transaksi langsung bagi para pengiklan.
Dengan konsep in-TV purchase, pengguna atau pemirsa dapat melakukan scan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang terpampang di layar dan membeli produk yang ditawarkan, langsung dari layar televisi.
Transaksi tersebut bisa dilakukan dengan sinergi dan integrasi antara Smart Payment Indonesia (SPIN Pay) yang merupakan aplikasi e-money, e-wallet dan transfer digital dari MNC Group,dengan RCTI, MNCTV, GTV, iNews, RCTI+ dan Vision+.
Perseroan juga memiliki sumber pendapatan digital yang telah berjalan. Pertama, yaitu dari YouTube. Kedua, pendapatan digital juga berasal dari 3 portal milik perseroan, yaitu Okezone.com, Sindonews.com dan iNews.id. Ketiga portal tersebut saling melengkapi dengan content positioning yang berbeda.
Ketiga, pendapatan digital dari super apps RCTI+ yang menggabungkan lima segmen, yakni video streaming, news aggregator, audio aggregator, talent search dan games aggregator.
(Baca Juga: Peroleh Diamond Button di YouTube, MNC Group Terima Apresiasi Google)
Adapun, sumber pendapatan terkait YouTube bila dipaparkan, yaitu Pertama, dari iklan, setiap bulannya perseroan menayangkan 12.000-15.000 video pendek dari library.
Kedua, memproduksi konten digital untuk klien yang biasanya berseri, sehingga klien mendapatkan eksposur di media sosial. Konten tersebut nantinya diunggah di YouTube dari unit-unit perseroan yang memiliki jumlah subscriber terbesar di Indonesia, yaitu 100 juta subscribers dari seluruh channel yang dimiliki MNCN dengan jumlah views mencapai 1 miliar hingga 2,5 miliar views/bulan.
Ketiga, pendapatan dari YouTube, yaitu melalui multi-channel network, dimana MNC mengelola konten untuk pihak ketiga maupun talent perseroan. Selain itu, perseroan baru saja mendapat kontrak dari Facebook, dan saat ini sedang negosiasi dengan media sosial lain.
Hal itu disampaikan Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo saat berbicara dalam Manager Forum ke-50 MNC Group bertajuk: "Sustainable Growth Through Disrupted Technology, Innovations and Interconnected Ecosystem."
"Dengan adanya Covid, dengan adanya industri 4.0, kita harus melakukan perubahan " kata Hary dalam forum virtual yang diikuti ribuan karyawan MNC Group level manager up itu, Rabu (23/9/2020).
(Baca Juga: HT: Akurasi Data Penting Jadi Pedoman Keputusan Bisnis)
Hary merinci kunci sukses tersebut, yaitu memastikan business model benar. "Business model yang benar itu penting. Terus, ditunjang juga dengan cara kerja yang juga benar," katanya.
Cara kerja yang benar, kata Hary, salah satunya adalah mengambil keputusan berdasarkan data. "Everything has to be based on data. Jangan malas terhadap data. Data yang kita butuhkan itu harus tepat dan lengkap. Mengolahnya juga mesti benar," tuturnya.
Mengumpulkan dan menganalisa data diakuinya memang memakan waktu. Namun, proses itu tak boleh dikesampingkan. "Kita perlu belajar terus dan punya endurance, punya passion, supaya dalam pengolahan data itu maksimal," ungkap Hary.
Hal ketiga, lanjut Hary, adalah berani mengambil keputusan. Seperti juga yang dilakukannya terhadap MNC Group, bisnisnya ekspansi ke digital.
"MNC harus mampu beradaptasi dalam situasi perubahan yang cepat dan tetap menjadi leader," kata pria yang dua periode berturut-turut dipercaya menahkodai Federasi Futsal Indonesia hingga saat ini.
Seperti diketahui, MNC Group berinvestasi di bidang digital dan teknologi. Sebagai contoh di bidang media, MNC Group menjadi perusahaan pertama di dunia yang bisa menjadikan layar televisi sebagai sarana transaksi langsung bagi para pengiklan.
Dengan konsep in-TV purchase, pengguna atau pemirsa dapat melakukan scan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), yang terpampang di layar dan membeli produk yang ditawarkan, langsung dari layar televisi.
Transaksi tersebut bisa dilakukan dengan sinergi dan integrasi antara Smart Payment Indonesia (SPIN Pay) yang merupakan aplikasi e-money, e-wallet dan transfer digital dari MNC Group,dengan RCTI, MNCTV, GTV, iNews, RCTI+ dan Vision+.
Perseroan juga memiliki sumber pendapatan digital yang telah berjalan. Pertama, yaitu dari YouTube. Kedua, pendapatan digital juga berasal dari 3 portal milik perseroan, yaitu Okezone.com, Sindonews.com dan iNews.id. Ketiga portal tersebut saling melengkapi dengan content positioning yang berbeda.
Ketiga, pendapatan digital dari super apps RCTI+ yang menggabungkan lima segmen, yakni video streaming, news aggregator, audio aggregator, talent search dan games aggregator.
(Baca Juga: Peroleh Diamond Button di YouTube, MNC Group Terima Apresiasi Google)
Adapun, sumber pendapatan terkait YouTube bila dipaparkan, yaitu Pertama, dari iklan, setiap bulannya perseroan menayangkan 12.000-15.000 video pendek dari library.
Kedua, memproduksi konten digital untuk klien yang biasanya berseri, sehingga klien mendapatkan eksposur di media sosial. Konten tersebut nantinya diunggah di YouTube dari unit-unit perseroan yang memiliki jumlah subscriber terbesar di Indonesia, yaitu 100 juta subscribers dari seluruh channel yang dimiliki MNCN dengan jumlah views mencapai 1 miliar hingga 2,5 miliar views/bulan.
Ketiga, pendapatan dari YouTube, yaitu melalui multi-channel network, dimana MNC mengelola konten untuk pihak ketiga maupun talent perseroan. Selain itu, perseroan baru saja mendapat kontrak dari Facebook, dan saat ini sedang negosiasi dengan media sosial lain.
(fai)