Hari Tani Nasional, Momentum Kebangkitan Petani Gambut

Kamis, 24 September 2020 - 18:58 WIB
loading...
Hari Tani Nasional, Momentum Kebangkitan Petani Gambut
Hari Tani Nasional momentum kebangkitan petani gambut. Foto/dok.BRG
A A A
JAKARTA - Hari ini diperingati Hari Tani Nasional (HTN) 2020 ditetapkan melalui Keppres Nomor 169 tahun 1963. Selain itu juga ditetapkan sebagai hari kelahiran UU Pokok Agraria (UUPA), yaitu UU No. 5 Tahun 1960.

Bagi para petani, UUPA memberikan makna penting terhadap perlindungan pengakuan hak atas tanah dan dasar penyelenggaraan reforma agraria di Indonesia. Namun demikian, ada perihal lain yang luput dari ingatan setiap peringatan Hari Tani Nasional .

Pasal 15 UUPA menyebutkan kewajiban memelihara tanah, menjaga kesuburan serta mencegah kerusakan tanah. Dalam kaitan inilah budidaya pertanian alami terutama bagi mereka yang berada di daerah gambut penting dijalankan.Budidaya pertanian alami terbukti memberikan dampak positif untuk para petani sebab telah mendorong terwujudnya produksi pertanian yang stabil namun tetap menjaga kesuburan dan mencegah kerusakan lahan gambut.

Badan Restorasi Gambut (BRG) menjadi salah satu lembaga pemerintah yang mendorong terwujudnya budidaya pertanian alami tersebut. Melalui kegiatan Sekolah Lapang Petani Gambut (SLPG), BRG memfasilitasi para petani untuk mendapatkan manfaat dari lahan gambut sekaligus menyehatkan ekosistem gambut yang selama ini kondisinya rusak parah.

"Kegiatan SLPG sejalan dengan amanah UUPA. Dalam Pasal 15 UUPA tertulis jelas pemegang hak atas tanah diwajibkan memelihara tanah, menjaga kesuburan dan mencegah kerusakan tanah. Pertanian tanpa bakar dan tanpa bahan kimiawi di lahan gambut selaras dengan apa yang diamanahkan UUPA yakni menjaga kesuburan dan mencegah kerusakan tanah," ujar Deputi Bidang Edukasi Sosialisasi Partisipasi dan Kemitraan BRG Myrna A Safitri dalam keterangan resminya, di Jakarta, Kamis (24/9/2020).



Untuk mewujudkan pertanian alami tersebut, BRG melatih para petani di desa-desa yang berada di lokasi target restorasi gambut. Saat ini ada sekitar 1000 kader petani yang mengelola sekitar 200-an demplot pertanian tanpa bakar.BRG berharap pada kesempatan Hari Tani Nasional ini, para petani di lahan gambut semakin bersemangan menjalankan pertanian berkelanjutan. "Tidak hanya itu, para petani juga diharapkan dapat melakukan inovasi pada kearifan lokal dan pengetahuan tradisional yang ada," tambah Myrna.

Menurut dia dukungan semua pihak diperlukan pada para petani di lahan gambut yang saat ini mengalami perjuangan sangat berat untuk bisa melanjutkan kegiatan pertaniannya pada ekosistem gambut yang sudah rusak. Sebab itu, kehadiran petani sangat dibutuhkan. Bahkan tidak berlebihan jika para petani disebut sebagai pejuang pangan sejati untuk masyarakat dunia."Berkat para petani kita menikmati pangan yang begitu melimpah dan sehat. Untuk mewujudkan produksi pertanian yang sehat itu maka perlu pengelolaan pertanian yang ramah lingkungan," kata dia.


Di sisi lain, keinginan para petani memanen hasil pertanian dalam waktu yang singkat menjadi tantangan mewujudkan budidaya pertanian alami. Sebab pertanian dengan cara alami membutuhkan waktu yang lumayan panjang dan pemeliharaan yang maksimal. Namun, banyak petani sudah membuktikan bahwa hasil pertanian yang diolah secara alami hasil produksinya berkualitas dan sehat. Hal ini disampaikan oleh Ismail, dari kelompok tani “Memanah” di Kabupaten Bengkalis, Riau. "Melihat perkembangan ini, pembinaan secara berkesinambungan oleh pemerintah daerah kepada petani di desa-desa gambut dalam rangka mewujudkan pertanian alami juga sangat diperlukan," tutup Myrna.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1043 seconds (0.1#10.140)