Canggih, Listrik di Bandara Soetta Kini Pakai Tenaga Matahari
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) di Tangerang, Banten, mulai bulan ini mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tepatnya di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC). Saat ini operasional PLTS tersebut dalam rangka uji coba dan akan beroperasi penuh rencananya pada 1 Oktober 2020.
Sebanyak 720 solar panel system dengan photovoltaics berkapasitas maksimal 241 kilo watt per peak (kWp) dipasang di atap gedung guna mengaliri listrik ke peralatan-peralatan canggih di fasilitas AOCC. Gedung AOCC sendiri merupakan salah satu fasilitas yang sangat vital di kawasan Bandara Soekarno-Hatta.
Gedung itu adalah pos komando terintegrasi guna memastikan kelancaran operasional Soekarno-Hatta, dengan personil berasal dari PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara, lalu airline operator, air navigation dan authorities seperti Karantina, Bea dan Cukai, Imigrasi, Kepolisan dan sebagainya. (Baca juga: Pemerintah Diminta Hanya Buka 1 Bandara Internasional, Apa Tujuannya? )
President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, PLTS sebagai sumber energi di Gedung AOCC ini merupakan pintu masuk bagi Energi Baru Terbarukan untuk lebih digunakan di bandara-bandara perseroan. Pengoperasian PLTS, lanjut dia, juga merupakan upaya perseroan dalam menerapkan konsep Green Airport di Bandara Soekarno-Hatta.
“Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sudah selayaknya mendapat tempat di sektor kebandarudaraan nasional, dan PT Angkasa Pura II memulai ini di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar di Indonesia. Harapannya, apa yang dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta ini dapat mendorong bandara-bandara lain juga mengadopsi EBT melalui PLTS," kata Awaluddin di Jakarta, Jumat (25/9/2020).
Pengoperasian PLTS di kawasan Bandara Soetta ini juga sejalan dengan upaya Kementerian BUMN dalam Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Energi Surya di BUMN. (Baca juga: 8 Perusahaan Dilebur, Holding BUMN Klaster Pangan Dibentuk Akhir 2020 )
“Kami akan membahas mengenai kemungkinan pemanfaatan energi surya di bandara-bandara lain di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura II,” ungkapnya.
Director of Engineering PT Angkasa Pura II Agus Wialdi menambahkan, pengoperasian PLTS ini merupakan upaya dalam menerapkan konsep Green Airport di Soetta.
“PLTS ini merupakan upaya dalam menerapkan konsep Green Airport dengan menggunakan energi baru terbarukan sekaligus dapat membuat bandara beroperasi lebih efisien,” jelas dia.
Adapun PLTS di Gedung AOCC ini dibangun oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang juga menggandeng anak usaha PT LEN Industri yakni PT Surya Energi Indotama.
Dirut PTBA Arviyan Arivin mengatakan, PLTS ini merupakan wujud dan komitmen sinergi BUMN dalam pengembangan energi baru dan terbarukan. "Kami harap kerja sama dan sinergi seperti ini bisa terus terjalin dan ditingkatkan ke depannya," tuturnya.
PT Angkasa Pura II dan stakeholder lainnya berkomitmen menerapkan konsep Green Airport di Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini antara lain ditunjukkan dalam pengoperasian taksi listrik oleh Blue Bird dan Grab, kemudian kereta listrik yakni Kereta Bandara dan Skytrain yang menghubungkan terminal-terminal, serta peralatan-peralatan berbasis listrik lainnya. (Baca juga: Penjualan Listrik Masih Minus hingga Akhir Tahun )
Adapun Terminal 4 yang akan dibangun di Bandara Soekarno-Hatta akan mengusung konsep Smart Airport dengan advanced technology untuk menerapkan Smart Mobility, Smart Security, dan juga Smart Environment yang semakin mempertegas konsep Green Airport.
Sebanyak 720 solar panel system dengan photovoltaics berkapasitas maksimal 241 kilo watt per peak (kWp) dipasang di atap gedung guna mengaliri listrik ke peralatan-peralatan canggih di fasilitas AOCC. Gedung AOCC sendiri merupakan salah satu fasilitas yang sangat vital di kawasan Bandara Soekarno-Hatta.
Gedung itu adalah pos komando terintegrasi guna memastikan kelancaran operasional Soekarno-Hatta, dengan personil berasal dari PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara, lalu airline operator, air navigation dan authorities seperti Karantina, Bea dan Cukai, Imigrasi, Kepolisan dan sebagainya. (Baca juga: Pemerintah Diminta Hanya Buka 1 Bandara Internasional, Apa Tujuannya? )
President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, PLTS sebagai sumber energi di Gedung AOCC ini merupakan pintu masuk bagi Energi Baru Terbarukan untuk lebih digunakan di bandara-bandara perseroan. Pengoperasian PLTS, lanjut dia, juga merupakan upaya perseroan dalam menerapkan konsep Green Airport di Bandara Soekarno-Hatta.
“Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sudah selayaknya mendapat tempat di sektor kebandarudaraan nasional, dan PT Angkasa Pura II memulai ini di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar di Indonesia. Harapannya, apa yang dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta ini dapat mendorong bandara-bandara lain juga mengadopsi EBT melalui PLTS," kata Awaluddin di Jakarta, Jumat (25/9/2020).
Pengoperasian PLTS di kawasan Bandara Soetta ini juga sejalan dengan upaya Kementerian BUMN dalam Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Energi Surya di BUMN. (Baca juga: 8 Perusahaan Dilebur, Holding BUMN Klaster Pangan Dibentuk Akhir 2020 )
“Kami akan membahas mengenai kemungkinan pemanfaatan energi surya di bandara-bandara lain di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura II,” ungkapnya.
Director of Engineering PT Angkasa Pura II Agus Wialdi menambahkan, pengoperasian PLTS ini merupakan upaya dalam menerapkan konsep Green Airport di Soetta.
“PLTS ini merupakan upaya dalam menerapkan konsep Green Airport dengan menggunakan energi baru terbarukan sekaligus dapat membuat bandara beroperasi lebih efisien,” jelas dia.
Adapun PLTS di Gedung AOCC ini dibangun oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang juga menggandeng anak usaha PT LEN Industri yakni PT Surya Energi Indotama.
Dirut PTBA Arviyan Arivin mengatakan, PLTS ini merupakan wujud dan komitmen sinergi BUMN dalam pengembangan energi baru dan terbarukan. "Kami harap kerja sama dan sinergi seperti ini bisa terus terjalin dan ditingkatkan ke depannya," tuturnya.
PT Angkasa Pura II dan stakeholder lainnya berkomitmen menerapkan konsep Green Airport di Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini antara lain ditunjukkan dalam pengoperasian taksi listrik oleh Blue Bird dan Grab, kemudian kereta listrik yakni Kereta Bandara dan Skytrain yang menghubungkan terminal-terminal, serta peralatan-peralatan berbasis listrik lainnya. (Baca juga: Penjualan Listrik Masih Minus hingga Akhir Tahun )
Adapun Terminal 4 yang akan dibangun di Bandara Soekarno-Hatta akan mengusung konsep Smart Airport dengan advanced technology untuk menerapkan Smart Mobility, Smart Security, dan juga Smart Environment yang semakin mempertegas konsep Green Airport.
(ind)