Mau Memulai Usaha? Penting Tingkatkan Dulu Literasi Keuangan

Sabtu, 26 September 2020 - 14:15 WIB
loading...
Mau Memulai Usaha? Penting Tingkatkan Dulu Literasi Keuangan
Literasi keuangan mutlak dimiliki mereka yang ingin memulai usaha agar bisnis yang digeluti dapat berkelanjutan. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Belakangan, banyak generasi milenial yang memutuskan untuk berwirausaha membuka usaha sendiri setelah lulus kuliah. Terlebih lagi di era yang serba digital sekarang ini, masifnya informasi yang beredar di internet, memudahkan para milenial untuk melakukan berbagai hal, termasuk memulai usaha sendiri.

Namun, seringkali usaha-usaha baru yang dibangun ini kemudian gagal dalam waktu singkat dikarenakan tingkat literasi keuangan yang masih minim. Tingkat literasi keuangan pengusaha pemula yang minim selain bisa menyebabkan perhitungan bisnis yang kurang baik, seringkali juga berdampak buruk pada kondisi keuangan pribadi. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi dan wawasan yang bisa meningkatkan kualitas pengambilan keputusan yang berhubungan dengan aspek keuangan.

Salah satu hal yang dapat dilihat pada hasil SNLIK (Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan) 2019 yang dilakukan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) adalah, masyarakat Indonesia pada umumnya belum sepenuhnya mengerti bagaimana cara meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan. Hal ini terlihat dari indeks tingkat literasi keuangan di OJK yang mencapai angka 38,03%.

(Baca Juga: Tingkatkan Literasi Keuangan Pelajar Melalui Teknologi Digital)

"Literasi keuangan merupakan kebutuhan dasar bagi semua orang, terutama bagi yang ingin memulai bisnis sendiri dan juga terhindar dari masalah keuangan," ungkap pendiri Masalalu Cafe Ali Harahap dalam acara Webinar Literasi Keuangan & Wirausaha bertajuk "Memulai Bisnis di Masa Pandemi" Jumat (25/9) lalu.

"Untuk menjalankan bisnis sendiri, baik kecil maupun besar, pastinya membutuhkan pengelolaan keuangan yang baik agar dapat tercipta bisnis yang berkelanjutan," imbuh Ali dalam webinar hasil kerja sama antara Akulaku Finance Indonesia dan Universitas Tarumanagara tersebut.

Berbagi pengalaman saat memulai usaha kedai kopinya, Ali mengatakan, sesudah membentuk tim, pengusaha harus sudah memikirkan banyak hal seperti membayar gaji karyawan, arus kas dan sebagainya. Di situlah, tegas dia, dibutuhkan financial planning untuk menjaga arus kas peusahaan. Ali mengingatkan, sangat berbahaya bagi pemilik usaha jika tidak pandai mengatur keuangan. "Terlebih lagi jika menggabungkan pendapatan pribadi dan bisnis," tuturnya.

Senada dengannya, Corporate Secretary Akulaku Finance Indonesia Wildan Kesuma mengatakan, dengan memiliki pemahaman literasi keuangan yang baik, maka pengusaha pemula bisa terhindar dari hal-hal yang merugikan.

"Pengertian dari literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku individu untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan. Aspek ini yang harus kita tingkatkan sebelum mulai mengambil keputusan yang bisa memengaruhi kondisi keuangan," papar Wildan.

(Baca Juga: Dulu Nganggur, Kini 36% Peserta Kartu Prakerja Jadi Wirausaha)

Sebagai perusahaan pembiayaan berbasis digital yang terdaftar dan diawasi OJK, lanjutnya, Akulaku Finance melihat literasi keuangan adalah pemahaman yang sangat penting dan harus dimiliki oleh masyarakat.

Dia mengingatkan kasus-kasus investasi yang menawarkan untung besar tanpa risiko bagi masyarakat yang pada akhirnya justru merugikan investor karena ternyata institusi yang menawarkan produk tersebut tidak kredibel, bahkan tak jarang menawarkan produk investasi fiktif.

Wildan menambahkan, pemahaman literasi keuangan dapat ditingkatkan dengan cara membaca artikel mengenai literasi keuangan pada sumber berita atau artikel terpercaya. Salah satu sumber informasi terlengkap mengenai literasi keuangan adalah situs edukasi milik OJK, yakni www.sikapiuangmu.ojk.go.id.

Selain itu, platform media sosial juga bisa menjadi sumber literasi keuangan yang baik, misalnya dengan mengikuti akun media sosial dari para ahli perencanaan keuangan yang berpengalaman dan memiliki rekam jejak yang baik.

Berwirausaha lewat Platform e-Commerce Marketplace

Di masa pandemi ini, kebiasaan masyarakat dipaksa berubah drastis, dari berbelanja langsung di swalayan atau pasar, kini harus terbiasa dengan berbelanja daring. Dari yang terbiasa membayar secara tunai, saat ini membiasakan diri untuk membayar secara non-tunai atau memanfaatkan pembayaran secara digital.

(Baca Juga: Hikmah Pandemi, Transaksi E-commerce Naik hingga 39%)

Perubahan ini membawa peluang usaha yang menarik bagi para merchant e-commerce, salah satunya adalah merchant di Akulaku Silvrr Indonesia, yang merupakan lini bisnis e-commerce marketplace di bawah Akulaku Group.

"Ada merchant di platform e-commerce Akulaku yang baru mulai berjualan menjelang masa pandemi dimulai dan ternyata penjualannya tetap bagus hingga sekarang. Kita melihat hal ini selain karena kebiasaan masyarakat yang berubah, juga disebabkan oleh kemampuan merchant dalam berinovasi saat berjualan di platform e-commerce dan juga menunjukkan besarnya potensi dalam berjualan dan bertransaksi secara daring," ujar Business Development Manager Akulaku Silvrr Indonesia Adrian Iskandar.

Meski keadaan saat ini cukup menantang, Adrian percaya peluang untuk meningkatkan kesejahteraan di masa pandemi masih ada. Namun, dia mengingatkan, sebelum mulai mengambil keputusan penting yang bisa berpengaruh pada kondisi keuangan, masyarakat perlu membekali diri dengan wawasan tentang literasi keuangan dan mengelola risiko dengan baik.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1212 seconds (0.1#10.140)