Lampaui Target, Penerimaan Negara Sektor Hulu Migas Bisa Capai USD6,74 M
loading...
A
A
A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi ( SKK Migas ) menyebutkan outlook lifting minyak dan gas bumi (migas) diperkirakan mencapai 99,5% dari target APBN Perubahan (APBN-P) 2020.
Rinciannya, untuk lifting minyak sebesar 705 ribu barel minyak per hari (BOPD) dan salur gas sebesar 5.506 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Sebagai catatan, rata-rata Indonesian Crude Price (ICP) September 2020 adalah USD39,8 per barel.
“Outlook capaian lifting ini akan menghasilkan penerimaan negara sebesar USD6,74 miliar atau 115% dari target APBN-P 2020 yaitu USD5,86 miliar dengan asumsi ICP USD38 per barel. Namun, penerimaan negara akan meningkat lebih tinggi jika realisasi ICP lebih tinggi dari asumsi tersebut," kata Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih di Jakarta, Rabu (30/9/2020). (Baca juga: Pengelolaan Aset TMII Amburadul, Lebih Baik Diurus Negara )
Dia juga menambahkan, untuk lifting minyak pada Agustus melampaui target, dan September ini EMCL (ExxonMobil Cepu Ltd.) berhasil mempercepat pemeliharaan fasilitas produksi Banyu Urip sehingga bisa mendapat tambahan produksi 450.000 barel minyak atau rerata tahunan sekitar 1.200 BOPD.
"Sedangkan untuk gas, kami berharap para buyer dapat melakukan penyerapan secara maksimal, sehingga terdapat tambahan lifting senilai 70 MMSCFD dan capaian bisa lebih bagus,” ujarnya. (Baca juga: Blok Rokan Jadi Andalan Produksi Migas Tahun Depan )
Menurut dia, kegiatan pemboran juga akan naik pada Kuartal IV 2020 sesuai dengan Heads of Agreement Transisi Wilayah Kerja (WK) Rokan yang telah disepakati sebelumnya.
“Investasi pemboran akan dilaksanakan November 2020 sebagai upaya menahan laju produksi WK Rokan setelah selama 2 tahun tidak dilakukan pemboran,” terang Susana.
Sedangkan beberapa capaian lain, Susana menyebutkan saat ini Reserve Replacement Ratio sudah mencapai 67,6% dengan perkiraan di akhir tahun sebesar 129,1% atau penambahan cadangan sebesar 952,7 juta barel setara minyak (MMBOE).
“Hal lainnya adalah untuk nilai investasi hulu migas mencapai USD 6,1 miliar dan untuk pengendalian cost recovery saat ini USD5,3 miliar," imbuhnya.
Lebih lanjut dia menyatakan, tidak dapat dipungkiri pandemi Covid-19 dan turunnya harga minyak dunia telah memukul kinerja industri hulu migas.
Namun, berkat kerja keras SKK Migas dan KKKS serta dukungan dari pemangku kepentingan terkait, pihaknya dapat melakukan skenario terbaik sehingga pada kuartal III/2020 industri hulu migas mulai dapat melakukan recovery seiring dengan peningkatan harga minyak. (Baca juga: Usai Isi BBM di SPBU, Angkutan Umum Terbakar Hebat )
"Selain itu, kami berhasil menjaga proyek-proyek hulu migas untuk tetap berjalan sehingga target proyek yang dapat onstrem di 2020 akan terlampaui, bahkan beberapa proyek yang dijadwalkan onstream di 2021 dapat diselesaikan lebih cepat di tahun 2020,” pungkas Susana.
Lihat Juga: Masuk Bursa Kepala BPN, Edi Slamet Irianto: Pendapatan Negara Naik tapi Tak Memeras Rakyat Kecil
Rinciannya, untuk lifting minyak sebesar 705 ribu barel minyak per hari (BOPD) dan salur gas sebesar 5.506 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Sebagai catatan, rata-rata Indonesian Crude Price (ICP) September 2020 adalah USD39,8 per barel.
“Outlook capaian lifting ini akan menghasilkan penerimaan negara sebesar USD6,74 miliar atau 115% dari target APBN-P 2020 yaitu USD5,86 miliar dengan asumsi ICP USD38 per barel. Namun, penerimaan negara akan meningkat lebih tinggi jika realisasi ICP lebih tinggi dari asumsi tersebut," kata Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih di Jakarta, Rabu (30/9/2020). (Baca juga: Pengelolaan Aset TMII Amburadul, Lebih Baik Diurus Negara )
Dia juga menambahkan, untuk lifting minyak pada Agustus melampaui target, dan September ini EMCL (ExxonMobil Cepu Ltd.) berhasil mempercepat pemeliharaan fasilitas produksi Banyu Urip sehingga bisa mendapat tambahan produksi 450.000 barel minyak atau rerata tahunan sekitar 1.200 BOPD.
"Sedangkan untuk gas, kami berharap para buyer dapat melakukan penyerapan secara maksimal, sehingga terdapat tambahan lifting senilai 70 MMSCFD dan capaian bisa lebih bagus,” ujarnya. (Baca juga: Blok Rokan Jadi Andalan Produksi Migas Tahun Depan )
Menurut dia, kegiatan pemboran juga akan naik pada Kuartal IV 2020 sesuai dengan Heads of Agreement Transisi Wilayah Kerja (WK) Rokan yang telah disepakati sebelumnya.
“Investasi pemboran akan dilaksanakan November 2020 sebagai upaya menahan laju produksi WK Rokan setelah selama 2 tahun tidak dilakukan pemboran,” terang Susana.
Sedangkan beberapa capaian lain, Susana menyebutkan saat ini Reserve Replacement Ratio sudah mencapai 67,6% dengan perkiraan di akhir tahun sebesar 129,1% atau penambahan cadangan sebesar 952,7 juta barel setara minyak (MMBOE).
“Hal lainnya adalah untuk nilai investasi hulu migas mencapai USD 6,1 miliar dan untuk pengendalian cost recovery saat ini USD5,3 miliar," imbuhnya.
Lebih lanjut dia menyatakan, tidak dapat dipungkiri pandemi Covid-19 dan turunnya harga minyak dunia telah memukul kinerja industri hulu migas.
Namun, berkat kerja keras SKK Migas dan KKKS serta dukungan dari pemangku kepentingan terkait, pihaknya dapat melakukan skenario terbaik sehingga pada kuartal III/2020 industri hulu migas mulai dapat melakukan recovery seiring dengan peningkatan harga minyak. (Baca juga: Usai Isi BBM di SPBU, Angkutan Umum Terbakar Hebat )
"Selain itu, kami berhasil menjaga proyek-proyek hulu migas untuk tetap berjalan sehingga target proyek yang dapat onstrem di 2020 akan terlampaui, bahkan beberapa proyek yang dijadwalkan onstream di 2021 dapat diselesaikan lebih cepat di tahun 2020,” pungkas Susana.
Lihat Juga: Masuk Bursa Kepala BPN, Edi Slamet Irianto: Pendapatan Negara Naik tapi Tak Memeras Rakyat Kecil
(ind)