Rangkul Investor dan Konsumen, Fintech Alami Sudah Salurkan Pinjaman Rp200 M
loading...
A
A
A
Sambung dia menyampaikan, masyarakat muslim di Indonesia sudah mulai mempunyai awareness terhadap gaya hidup syariah. Menariknya, ketika sampai ke topik soal keuangan, masyarakat muslim Indonesia masih banyak yang belum paham produk dan manfaat dari sistem keuangan syariah itu sendiri. Sehingga masih banyak yang menggunakan layanan keuangan konvensional.
“Gap ini sangat kami sayangkan selaku praktisi keuangan syariah, karena artinya, masyarakat belum terlalu paham dan percaya pada layanan dari lembaga keuangan syariah yang sudah ada sejak lama. Ini adalah tantangan sekaligus pekerjaan rumah yang sangat menarik bagi tim komunikasi ALAMI. Kami harus extra cerdik dalam menawarkan layanan keuangan syariah,” tambah Dima.
"Produk dan teknologinya harus semudah mungkin digunakan, manfaatnya berasa, dan tentunya, menyampaikan esensi ke masyarakat bahwa membangun aset finansial dalam koridor syariah itu sangatlah mungkin. Terlebih, menyasar milenial muslim perlu pendekatan khusus agar jangan sampai rasanya seperti diceramahi atau ditakut-takuti. Sehingga, strategi narasi publik yang kami bawa pun sangat ringan, dekat dengan hidup sehari-hari, dan seimbang disampaikan di platform media sosial dan media massa," lanjutnya
Konsistensi ALAMI membangun citra perusahaan baru-baru ini mengantarkan pada hal positif lainnya, yakni ketika ALAMI dipercaya sebagai salah satu start-up yang ikut serta dalam program Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) gagasan Pemprov DKI Jakarta dalam membantu masyarakat merespon dampak pandemi Covid-19. Sampai dipercaya oleh BPJS Kesehatan sebagai partner pemberi pembiayaan kepada fasilitas kesehatan (faskes) jaringan BPJS Kesehatan.
Membangun pemahaman keuangan syariah juga tidak lepas dari risiko pihak-pihak yang bisa merugikan masyarakat dan mencemarkan reputasi lembaga keuangan konvensional maupun syariah yang telah lama berdiri.
“Sering kita lihat kasus-kasus investasi syariah bodong terjadi beberapa kali. Dan ini membuat reputasi penyelenggara keuangan syariah yang benar menjadi ikut tercemar. Karenanya komunikasi untuk membangun reputasi adalah upaya yang tidak sekali jalan namun harus terus dijalankan dengan strategi dan timing yang sudah ditentukan dari awal. Harapannya, usaha kami ini bisa memperluas ruang “dakwah” kepada kalangan muslim di Indonesia dari sisi bisnis dan keuangan,” tegas Dima.
Dalam menjalankan bisnisnya, ALAMI terus berupaya untuk menyesuaikan strategi komunikasi dengan memperhatikan kondisi pasar muslim di Indonesia. Sampai saat ini, ALAMI sudah menyalurkan pembiayaan sebanyak Rp 200 Milliar, “Pencapaian tersebut didukung dengan faktor komunikasi yang fleksibel sehingga dapat menyesuaikan kebutuhan dan karakter masyarakat di daerah tersebut,” lanjutnya.
Guna terus memberikan pengalaman pendanaan yang mudah bagi masyarakat, ALAMI akan meluncurkan versi mobile app yang akan dirilis dalam waktu dekat. PT Alami Fintek Syariah (ALAMI) didirikan oleh Dima Djani, Bembi Juniar, dan Harza Sandityo pada Desember 2017.
Terhitung sejak tahun 2019, ALAMI menyediakan layanan yang lebih beragam yaitu platform peer-to-peer financing (P2P) berbasis syariah bagi penggunanya. Sejak ALAMI terdaftar di OJK hingga saat ini sudah mendapat tanda berizin, ALAMI memiliki pemberi dana (funder) dengan jumlah mencapai ±7.000 orang.
Selain itu, di periode pandemi Covid-19 ini ALAMI menerapkan seleksi yang ketat dan hati-hati terhadap beneficiary serta memilih dari sektor yang tidak terdampak langsung pandemi COVID-19, sehingga hingga saat ini ALAMI masih mencatatkan NPF (Non Performing Financing) sebesar 0% atau jika pada industri P2P financing menggunakan pengukuran TKB90: 100%.
“Gap ini sangat kami sayangkan selaku praktisi keuangan syariah, karena artinya, masyarakat belum terlalu paham dan percaya pada layanan dari lembaga keuangan syariah yang sudah ada sejak lama. Ini adalah tantangan sekaligus pekerjaan rumah yang sangat menarik bagi tim komunikasi ALAMI. Kami harus extra cerdik dalam menawarkan layanan keuangan syariah,” tambah Dima.
"Produk dan teknologinya harus semudah mungkin digunakan, manfaatnya berasa, dan tentunya, menyampaikan esensi ke masyarakat bahwa membangun aset finansial dalam koridor syariah itu sangatlah mungkin. Terlebih, menyasar milenial muslim perlu pendekatan khusus agar jangan sampai rasanya seperti diceramahi atau ditakut-takuti. Sehingga, strategi narasi publik yang kami bawa pun sangat ringan, dekat dengan hidup sehari-hari, dan seimbang disampaikan di platform media sosial dan media massa," lanjutnya
Konsistensi ALAMI membangun citra perusahaan baru-baru ini mengantarkan pada hal positif lainnya, yakni ketika ALAMI dipercaya sebagai salah satu start-up yang ikut serta dalam program Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) gagasan Pemprov DKI Jakarta dalam membantu masyarakat merespon dampak pandemi Covid-19. Sampai dipercaya oleh BPJS Kesehatan sebagai partner pemberi pembiayaan kepada fasilitas kesehatan (faskes) jaringan BPJS Kesehatan.
Membangun pemahaman keuangan syariah juga tidak lepas dari risiko pihak-pihak yang bisa merugikan masyarakat dan mencemarkan reputasi lembaga keuangan konvensional maupun syariah yang telah lama berdiri.
“Sering kita lihat kasus-kasus investasi syariah bodong terjadi beberapa kali. Dan ini membuat reputasi penyelenggara keuangan syariah yang benar menjadi ikut tercemar. Karenanya komunikasi untuk membangun reputasi adalah upaya yang tidak sekali jalan namun harus terus dijalankan dengan strategi dan timing yang sudah ditentukan dari awal. Harapannya, usaha kami ini bisa memperluas ruang “dakwah” kepada kalangan muslim di Indonesia dari sisi bisnis dan keuangan,” tegas Dima.
Dalam menjalankan bisnisnya, ALAMI terus berupaya untuk menyesuaikan strategi komunikasi dengan memperhatikan kondisi pasar muslim di Indonesia. Sampai saat ini, ALAMI sudah menyalurkan pembiayaan sebanyak Rp 200 Milliar, “Pencapaian tersebut didukung dengan faktor komunikasi yang fleksibel sehingga dapat menyesuaikan kebutuhan dan karakter masyarakat di daerah tersebut,” lanjutnya.
Guna terus memberikan pengalaman pendanaan yang mudah bagi masyarakat, ALAMI akan meluncurkan versi mobile app yang akan dirilis dalam waktu dekat. PT Alami Fintek Syariah (ALAMI) didirikan oleh Dima Djani, Bembi Juniar, dan Harza Sandityo pada Desember 2017.
Terhitung sejak tahun 2019, ALAMI menyediakan layanan yang lebih beragam yaitu platform peer-to-peer financing (P2P) berbasis syariah bagi penggunanya. Sejak ALAMI terdaftar di OJK hingga saat ini sudah mendapat tanda berizin, ALAMI memiliki pemberi dana (funder) dengan jumlah mencapai ±7.000 orang.
Selain itu, di periode pandemi Covid-19 ini ALAMI menerapkan seleksi yang ketat dan hati-hati terhadap beneficiary serta memilih dari sektor yang tidak terdampak langsung pandemi COVID-19, sehingga hingga saat ini ALAMI masih mencatatkan NPF (Non Performing Financing) sebesar 0% atau jika pada industri P2P financing menggunakan pengukuran TKB90: 100%.