Kelebihan Pasokan Listrik, Apa Langkah Penanganan PLN?
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) mengakui telah terjadi oversupply pembangkit listrik atau pembengkakan pasokan listrik di sejumlah wilayah di Indonesia. Meski begitu, manajemen perseroan tidak menjelaskan wilayah mana saja yang mengalami oversupply dan berapa persentasenya.
Vice President Public Relations PLN Arsyadani Ghana Akmalaputri mengatakan, manajemen PLN akan mengambil langkah-langkah penanganan serius atas persoalan tersebut. Pihaknya akan melakukan penyeimbangan antara daerah yang mengalami surplus tenaga listrik dan daerah yang mengalami defisit. ( Baca juga:Diangkat Jokowi, Ini Tugas Wakil Ida Fauziyah dan Teten Masduki )
"Untuk daerah yang surplus, (kami) akan menyeimbangkan antara pasokan dan beban," ujar Arsyadani saat dihubungi, Jakarta, Minggu (4/10/2020).
Arsyadani menyebut, surplus listrik yang terjadi di sejumlah daerah disebabkan adanya tingkat konsumsi listrik yang menurun akibat pandemi Covid-19. Situasi itulah yang membuat pertumbuhan beban tidak sesuai dengan rencana perseroan.
Meski mengakui akan segera melakukan penanganan pembengkakan pasokan listrik, pihak manajemen irit bicara saat dikonfirmasi ihwal kelanjutan pembangunan proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) yang dilaksanakan sejak 2015 lalu. Arsyadani memilih diam dan tak menjawab pertanyaan seputar itu. ( Baca juga:Gatot Nurmantyo dan Moeldoko Dinilai Sama-Sama Kebelet Nyapres )
Seperti diketahui, realisasi proyek itu digadang-gadang menjadi salah satu pemicu terjadinya pembengkakan pasokan listrik. Sepanjang 2015-2019, PLN telah menyelesaikan pembangunan pembangkit listrik 14.793 MW, termasuk pembangunan transmisi sepanjang 20.615 kilometer sirkuit (kms) dan gardu induk 75.160 mega volt ampere (MVA).
Lihat Juga: Ekonomi Menggeliat Pascapandemi, 39% Listrik Pulau Dewata Bali Ditopang PLTDG Pesanggaran
Vice President Public Relations PLN Arsyadani Ghana Akmalaputri mengatakan, manajemen PLN akan mengambil langkah-langkah penanganan serius atas persoalan tersebut. Pihaknya akan melakukan penyeimbangan antara daerah yang mengalami surplus tenaga listrik dan daerah yang mengalami defisit. ( Baca juga:Diangkat Jokowi, Ini Tugas Wakil Ida Fauziyah dan Teten Masduki )
"Untuk daerah yang surplus, (kami) akan menyeimbangkan antara pasokan dan beban," ujar Arsyadani saat dihubungi, Jakarta, Minggu (4/10/2020).
Arsyadani menyebut, surplus listrik yang terjadi di sejumlah daerah disebabkan adanya tingkat konsumsi listrik yang menurun akibat pandemi Covid-19. Situasi itulah yang membuat pertumbuhan beban tidak sesuai dengan rencana perseroan.
Meski mengakui akan segera melakukan penanganan pembengkakan pasokan listrik, pihak manajemen irit bicara saat dikonfirmasi ihwal kelanjutan pembangunan proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) yang dilaksanakan sejak 2015 lalu. Arsyadani memilih diam dan tak menjawab pertanyaan seputar itu. ( Baca juga:Gatot Nurmantyo dan Moeldoko Dinilai Sama-Sama Kebelet Nyapres )
Seperti diketahui, realisasi proyek itu digadang-gadang menjadi salah satu pemicu terjadinya pembengkakan pasokan listrik. Sepanjang 2015-2019, PLN telah menyelesaikan pembangunan pembangkit listrik 14.793 MW, termasuk pembangunan transmisi sepanjang 20.615 kilometer sirkuit (kms) dan gardu induk 75.160 mega volt ampere (MVA).
Lihat Juga: Ekonomi Menggeliat Pascapandemi, 39% Listrik Pulau Dewata Bali Ditopang PLTDG Pesanggaran
(uka)