Ekonomi Menggeliat Pascapandemi, 39% Listrik Pulau Dewata Bali Ditopang PLTDG Pesanggaran
loading...
A
A
A
DENPASAR - Pascapandemic Covid-19, perekonomian Pulau Bali berangsur membaik yang membuat konsumsi listrik di Provinsi Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia juga meningkat. Salah satu penopang listrik di pulau dewata Bali yakni Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) di Banjar Pesanggaran yang dimiliki oleh PT PLN Indonesia Power melalui unit Bali Power Generation Unit (PGU).
Terletak di Selatan Kota Denpasar, PLTDG dengan daya mampu sebesar 294 megawatt (MW) yang memegang peranan strategis ketenagalistrikan di Provinsi Bali sebesar 39% dengan beban puncak sampai dengan November 2023 sebesar 1.055.3 MW. PLTDG Pesanggaran menjadi 1 dari 3 unit pembangkitan tenaga listrik yang dimiliki PT PLN Indonesia Power Bali PGU bersama PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) Pemaron di Pulau Bali bagian utara dan PLTG Gilimanuk di Pulau Bali bagian barat.
Pasca pandemi Covid-19, Pulau Bali berangsur membaik, wisatawan mulai kembali berdatangan dan perekonomian pun juga kembali normal, yang menandakan kebutuhan listrik juga semakin meningkat terutama di peak season bulan Desember-Januari. Menyikapi kondisi ini PLTDG Pesanggaran memastikan bahwa pasokan listrik aman dan handal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Pada awal Januari (2023) mulai ada kenaikan, lalu di Februari mulai ada penurunan ketika peak season melewat. Kemudian Agustus, September naik semua sampai peaknya di bulan Desember. Trennya saat ini memang seperti itu dan saat ini bebannya sudah cukup tinggi yakni 1.055.3 MW, paling tinggi dari tahun-tahun sebelumnya dan diperkirakan mencapai puncaknya di Desember 2023 hingga Januari 2024," ujar Senior Manager Unit Bali PGU, I Made Harta Yasa, Jumat (24/11/2023).
Sejalan dengan akselerasi trasisi energi, PLTDG Pesanggaran juga turut mengembangkan dan memanfaatkan energi baru terbarukan dengan pemasangan solar panel pada atap bangunan gedung kantor untuk kebutuhan listrik perusahaan dengan total kapasitas sebesar 540,5 kWp. Tidak hanya PLTS Atap pada bangunan kantor PLTDG Pesanggaran, terdapat PLTS Atap pada bangunan kantor PLTG Pemaron, serta dibangun PLTS Terapung Muara Nusa Dua sebesar 100 kWp yang menjadi salah satu showcase pada perhelatan Presidensi G20 Indonesia dan juga telah dibangun PLTS Nusa Penida 3,5 mWp (BESS 3,5-1,84 MWh).
Dalam menjalankan proses operasi bisnis, PLTDG Pesanggaran selalu memastikan bahwa seluruh proses operasi pembangkit telah memenuhi standar dan ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah. Emisi yang dikeluarkan dari proses operasi pembangkit telah memenuhi baku mutu sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.
Terletak di Selatan Kota Denpasar, PLTDG dengan daya mampu sebesar 294 megawatt (MW) yang memegang peranan strategis ketenagalistrikan di Provinsi Bali sebesar 39% dengan beban puncak sampai dengan November 2023 sebesar 1.055.3 MW. PLTDG Pesanggaran menjadi 1 dari 3 unit pembangkitan tenaga listrik yang dimiliki PT PLN Indonesia Power Bali PGU bersama PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) Pemaron di Pulau Bali bagian utara dan PLTG Gilimanuk di Pulau Bali bagian barat.
Pasca pandemi Covid-19, Pulau Bali berangsur membaik, wisatawan mulai kembali berdatangan dan perekonomian pun juga kembali normal, yang menandakan kebutuhan listrik juga semakin meningkat terutama di peak season bulan Desember-Januari. Menyikapi kondisi ini PLTDG Pesanggaran memastikan bahwa pasokan listrik aman dan handal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Pada awal Januari (2023) mulai ada kenaikan, lalu di Februari mulai ada penurunan ketika peak season melewat. Kemudian Agustus, September naik semua sampai peaknya di bulan Desember. Trennya saat ini memang seperti itu dan saat ini bebannya sudah cukup tinggi yakni 1.055.3 MW, paling tinggi dari tahun-tahun sebelumnya dan diperkirakan mencapai puncaknya di Desember 2023 hingga Januari 2024," ujar Senior Manager Unit Bali PGU, I Made Harta Yasa, Jumat (24/11/2023).
Sejalan dengan akselerasi trasisi energi, PLTDG Pesanggaran juga turut mengembangkan dan memanfaatkan energi baru terbarukan dengan pemasangan solar panel pada atap bangunan gedung kantor untuk kebutuhan listrik perusahaan dengan total kapasitas sebesar 540,5 kWp. Tidak hanya PLTS Atap pada bangunan kantor PLTDG Pesanggaran, terdapat PLTS Atap pada bangunan kantor PLTG Pemaron, serta dibangun PLTS Terapung Muara Nusa Dua sebesar 100 kWp yang menjadi salah satu showcase pada perhelatan Presidensi G20 Indonesia dan juga telah dibangun PLTS Nusa Penida 3,5 mWp (BESS 3,5-1,84 MWh).
Dalam menjalankan proses operasi bisnis, PLTDG Pesanggaran selalu memastikan bahwa seluruh proses operasi pembangkit telah memenuhi standar dan ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah. Emisi yang dikeluarkan dari proses operasi pembangkit telah memenuhi baku mutu sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.
(akr)