Korban PHK Terus Nanjak, Jangan Ngarep Ekonomi Meroket
loading...
A
A
A
JAKARTA - Melonjaknya korban pemutusan hubungan kerja (PHK) ternyata memiliki dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Pasalnya dibalik meningkatnya pekerja yang di PHK dipastikan tingkat pengangguran semakin tinggi sehingga berdampak besar terhadap melemahnya daya beli masyarakat.
"Jadi kalau ada gelombang PHK otomatis pendapatan turun dampaknya daya beli turun secara otomatis permintaan barang juga ikut turun. Lalu produksi juga turun, dan balik lagi ke pendapatan perusahaan juga turun," ungkap Wakil Bidang Perdagangan Kadin Benny Soetrisno di acara webinar Forum Merdeka Barat, Selasa (6/10/2020).
Menurut dia menurunnya pendapatan bisnis tersebut berimbas kinerja perusahaan. Sebab itu, pengusaha juga harus memutar otak agar tetap bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19. "Kita harus punya daya tahan yang kuat agar bisa menghadapi virus Covid-19 karena semua sektor terpukul," jelasnya.
Dia melanjutkan para pelaku usaha harus memiliki inovasi baru untuk mempertahankan bisnisnya. Adapun pandemi Covid- 19 mengharuskan pengusaha melakukan banyak penyesuaian.
"Jadi pengusaha harus melakukan diversifikasi usaha, memperketat protokol kesehatan, serta menyesuaikan rantai pasok produksi. Tidak semuanya bisa melakukan diversifikasi usaha. Seperti restoran, misalnya sekarang banyak yang beralih menjadi usaha cathering," tandas dia. Baca Juga: Kabar Buruk! Omnibus Law 'Kebiri' Pesangon Buruh Korban PHK
Lihat Juga: Tingkat Pengangguran di Jakarta Tinggi, Sun Life Gelar Wadah Pelatihan Untuk Generasi Muda
"Jadi kalau ada gelombang PHK otomatis pendapatan turun dampaknya daya beli turun secara otomatis permintaan barang juga ikut turun. Lalu produksi juga turun, dan balik lagi ke pendapatan perusahaan juga turun," ungkap Wakil Bidang Perdagangan Kadin Benny Soetrisno di acara webinar Forum Merdeka Barat, Selasa (6/10/2020).
Menurut dia menurunnya pendapatan bisnis tersebut berimbas kinerja perusahaan. Sebab itu, pengusaha juga harus memutar otak agar tetap bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19. "Kita harus punya daya tahan yang kuat agar bisa menghadapi virus Covid-19 karena semua sektor terpukul," jelasnya.
Dia melanjutkan para pelaku usaha harus memiliki inovasi baru untuk mempertahankan bisnisnya. Adapun pandemi Covid- 19 mengharuskan pengusaha melakukan banyak penyesuaian.
"Jadi pengusaha harus melakukan diversifikasi usaha, memperketat protokol kesehatan, serta menyesuaikan rantai pasok produksi. Tidak semuanya bisa melakukan diversifikasi usaha. Seperti restoran, misalnya sekarang banyak yang beralih menjadi usaha cathering," tandas dia. Baca Juga: Kabar Buruk! Omnibus Law 'Kebiri' Pesangon Buruh Korban PHK
Lihat Juga: Tingkat Pengangguran di Jakarta Tinggi, Sun Life Gelar Wadah Pelatihan Untuk Generasi Muda
(nng)