Lewat BIK 2020, Akulaku Ikut Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah terus melakukan berbagai langkah penanganan, baik dalam aspek kesehatan, keamanan, juga bidang perekonomian, untuk mengatasi pandemi Covid-19 beserta dampaknya.
Di sektor ekonomi, diantara berbagai industri yang memegang peran penting di Indonesia, sektor jasa keuangan merupakan salah satu sektor yang diharapkan mampu menjadi penggerak yang berperan penting dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) .
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator dari industri jasa keuangan telah menetapkan beberapa program untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat dan menjalankan program PEN, diantaranya adalah program kredit usaha rakyat (KUR) klaster, Lakupandai, Jaring, Bank Wakaf Mikro dan Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir (KPMR) yang dikoordinasikan dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah yang saat ini telah berjumlah 195 tim di berbagai daerah di Tanah Air.
(Baca Juga: Bulan Inklusi Keuangan, OJK Fokus Percepat Pemulihan Ekonomi)
Anggota Dewan Komisioner OJK bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara menjelaskan, inklusi keuangan memiliki peranan penting dan strategis sehingga diharapkan dapat menjadi solusi jitu untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi.
"Kami meyakini, dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat yang lebih baik mengenai produk dan layanan keuangan, diiringi kemampuan pengelolaan keuangan yang memadai akan dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka dalam beraktivitas ekonomi," kata Tirta dalam pembukaan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2020, Senin (5/10) lalu.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir juga mengatakan, inklusi keuangan mempunyai peranan penting untuk pemulihan ekonomi nasional khususnya dengan mempercepat akselerasi pemberian modal kerja kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) guna meningkatkan kegiatan usaha.
"Percepatan pemberian kredit bagi UMKM sehingga usaha mereka menjadi meningkat kembali seperti kondisi normal. Kemudian gerakan menabung menjadi prioritas selanjutnya, karena perlunya spending dari masyarakat untuk menggerakkan sektor riil," ujar Iskandar.
(Baca Juga: OJK Kejar Pencapaian Target Inklusi Keuangan 90% di 2024)
Menurutnya, dengan adanya BIK diharapkan indeks inklusi keuangan akan meningkat sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas Strategi Nasional Keuangan Inklusif awal tahun, dari 76% menjadi di atas 90% dalam 3 tahun ke depan.
"Indeks inklusi keuangan Indonesia saat ini masih 76,2%. Walaupun sudah naik pesat tapi indeks ini masih di bawah China dan India yang telah mencapai 80% pada tahun 2019," ungkap Iskandar.
Peningkatan literasi keuangan juga dapat mempercepat tercapainya indeks inklusi keuangan yang nantinya akan berujung pada kesejahteraan masyarakat kelompok UMKM.
Mengenai BIK 2020, Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan Sarjito mengatakan, rangkaian BIK 2020 dilaksanakan untuk mendukung pemulihan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk dan layanan jasa keuangan serta mendorong akselerasi penambahan jumlah rekening maupun jumlah produk atau layanan jasa keuangan.
"Dengan berbagai kegiatan literasi keuangan dan perlindungan konsumen kami melibatkan lembaga jasa keuangan, perbankan dan juga e-commerce dan financial technology untuk penyaluran kredit pembiayaan UMKM, pembukaan rekening serta berbagai penjualan jasa keuangan dan juga berbagai macam promo khusus untuk menarik minat masyarakat dalam memeriahkan BIK 2020 ini," ungkapnya.
Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga mengatakan, sebagai bentuk usaha kolaboratif untuk meningkatkan inklusi keuangan Indonesia, Akulaku Finance Indonesia sebagai perusahaan pembiayaan berbasis digital juga turut berpartisipasi dalam pameran virtual yang merupakan bagian dari program BIK 2020 yang diadakan dari 5 Oktober hingga 3 November 2020 tersebut.
(Baca Juga: Dukung Pelaku UMKM, Akulaku Finance Restrukturisasi Pinjaman)
"Bagi masyarakat yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai layanan keuangan inklusif di ekosistem Akulaku dapat langsung mengunjungi situs www.bik2020.id, masuk ke fitur BIK Expo, dan mencari booth virtual dari Akulaku Finance di klaster pembiayaan 2 dan penjaminan," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (6/10/2020).
Akulaku Finance, kata Efrinal, mencoba bergerak seiring dengan upaya pemerintah dalam hal peningkatan indeks inklusi keuangan nasional. Diantaranya adalah dengan menyiapkan program-program webinar edukatif mengenai inklusi keuangan, dan juga menawarkan berbagai promo pembiayaan yang dilakukan dengan konsep contactless dan cashless.
"Kami mengundang masyarakat untuk mencoba layanan digital pembiayaan Akulaku Finance selama masa partisipasi kami dalam BIK 2020," ujar Efrinal.
Efrinal berharap, usaha kampanye dan kolaborasi dari 300 lembaga jasa keuangan dalam BIK 2020 dapat membantu menstimulasi ekonomi nasional dan semakin meningkatkan tingkat inklusi keuangan dan akses pendanaan bagi masyarakat Indonesia.
"Akulaku Finance secara konsisten dan terus menerus akan tetap fokus dalam meningkatkan inklusi keuangan masyarakat hingga pasca berakhirnya BIK 2020 pada 3 November 2020 melalui kegiatan-kegiatan edukasi dan kolaborasi dengan berbagai pelaku sektor industri keuangan," tutupnya.
Di sektor ekonomi, diantara berbagai industri yang memegang peran penting di Indonesia, sektor jasa keuangan merupakan salah satu sektor yang diharapkan mampu menjadi penggerak yang berperan penting dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) .
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator dari industri jasa keuangan telah menetapkan beberapa program untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat dan menjalankan program PEN, diantaranya adalah program kredit usaha rakyat (KUR) klaster, Lakupandai, Jaring, Bank Wakaf Mikro dan Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir (KPMR) yang dikoordinasikan dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah yang saat ini telah berjumlah 195 tim di berbagai daerah di Tanah Air.
(Baca Juga: Bulan Inklusi Keuangan, OJK Fokus Percepat Pemulihan Ekonomi)
Anggota Dewan Komisioner OJK bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara menjelaskan, inklusi keuangan memiliki peranan penting dan strategis sehingga diharapkan dapat menjadi solusi jitu untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi.
"Kami meyakini, dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat yang lebih baik mengenai produk dan layanan keuangan, diiringi kemampuan pengelolaan keuangan yang memadai akan dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka dalam beraktivitas ekonomi," kata Tirta dalam pembukaan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2020, Senin (5/10) lalu.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir juga mengatakan, inklusi keuangan mempunyai peranan penting untuk pemulihan ekonomi nasional khususnya dengan mempercepat akselerasi pemberian modal kerja kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) guna meningkatkan kegiatan usaha.
"Percepatan pemberian kredit bagi UMKM sehingga usaha mereka menjadi meningkat kembali seperti kondisi normal. Kemudian gerakan menabung menjadi prioritas selanjutnya, karena perlunya spending dari masyarakat untuk menggerakkan sektor riil," ujar Iskandar.
(Baca Juga: OJK Kejar Pencapaian Target Inklusi Keuangan 90% di 2024)
Menurutnya, dengan adanya BIK diharapkan indeks inklusi keuangan akan meningkat sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas Strategi Nasional Keuangan Inklusif awal tahun, dari 76% menjadi di atas 90% dalam 3 tahun ke depan.
"Indeks inklusi keuangan Indonesia saat ini masih 76,2%. Walaupun sudah naik pesat tapi indeks ini masih di bawah China dan India yang telah mencapai 80% pada tahun 2019," ungkap Iskandar.
Peningkatan literasi keuangan juga dapat mempercepat tercapainya indeks inklusi keuangan yang nantinya akan berujung pada kesejahteraan masyarakat kelompok UMKM.
Mengenai BIK 2020, Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan Sarjito mengatakan, rangkaian BIK 2020 dilaksanakan untuk mendukung pemulihan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk dan layanan jasa keuangan serta mendorong akselerasi penambahan jumlah rekening maupun jumlah produk atau layanan jasa keuangan.
"Dengan berbagai kegiatan literasi keuangan dan perlindungan konsumen kami melibatkan lembaga jasa keuangan, perbankan dan juga e-commerce dan financial technology untuk penyaluran kredit pembiayaan UMKM, pembukaan rekening serta berbagai penjualan jasa keuangan dan juga berbagai macam promo khusus untuk menarik minat masyarakat dalam memeriahkan BIK 2020 ini," ungkapnya.
Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga mengatakan, sebagai bentuk usaha kolaboratif untuk meningkatkan inklusi keuangan Indonesia, Akulaku Finance Indonesia sebagai perusahaan pembiayaan berbasis digital juga turut berpartisipasi dalam pameran virtual yang merupakan bagian dari program BIK 2020 yang diadakan dari 5 Oktober hingga 3 November 2020 tersebut.
(Baca Juga: Dukung Pelaku UMKM, Akulaku Finance Restrukturisasi Pinjaman)
"Bagi masyarakat yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai layanan keuangan inklusif di ekosistem Akulaku dapat langsung mengunjungi situs www.bik2020.id, masuk ke fitur BIK Expo, dan mencari booth virtual dari Akulaku Finance di klaster pembiayaan 2 dan penjaminan," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (6/10/2020).
Akulaku Finance, kata Efrinal, mencoba bergerak seiring dengan upaya pemerintah dalam hal peningkatan indeks inklusi keuangan nasional. Diantaranya adalah dengan menyiapkan program-program webinar edukatif mengenai inklusi keuangan, dan juga menawarkan berbagai promo pembiayaan yang dilakukan dengan konsep contactless dan cashless.
"Kami mengundang masyarakat untuk mencoba layanan digital pembiayaan Akulaku Finance selama masa partisipasi kami dalam BIK 2020," ujar Efrinal.
Efrinal berharap, usaha kampanye dan kolaborasi dari 300 lembaga jasa keuangan dalam BIK 2020 dapat membantu menstimulasi ekonomi nasional dan semakin meningkatkan tingkat inklusi keuangan dan akses pendanaan bagi masyarakat Indonesia.
"Akulaku Finance secara konsisten dan terus menerus akan tetap fokus dalam meningkatkan inklusi keuangan masyarakat hingga pasca berakhirnya BIK 2020 pada 3 November 2020 melalui kegiatan-kegiatan edukasi dan kolaborasi dengan berbagai pelaku sektor industri keuangan," tutupnya.
(fai)