Urgensi Cadangan Logistik Strategis di Tengah Ancaman Krisis Pangan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemuda Tani Indonesia bersama Forum Komunikasi dan Kerjasama Himpunan Mahasiswa Agronomi Indonesia (FKK HIMAGRI) mengadakan Webinar Dialog Tani Nasional dengan dengan tema “Urgensi Cadangan Logistik Strategis : Antisipasi Krisis Pangan Melalui Food Estate dan Sinergi Pengembangan Energi Terbarukan”.
Dengan dukungan dari Bank Mandiri dan Pertamina, webinar ini menghadirkan narasumber ahli pada bidangnya, di antaranya Mohamad Hekal, MBA (Wakil ketua Komisi VI DPR RI); Laksdaya TNI Dr. A. Octavian (Rektor Universitas Pertahanan); Kuntoro Boga Andri, Phd (Kepala Humas dan Informasi Publik Kementrian Pertanian); serta Guru Besar Universitas Jendral Soedirman Prof. Totok Agung.
(Baca Juga: Food Estate Perlu Teknologi yang Tepat )
Selain narasumber yang ahli pada bidangnya, kegiatan ini juga dihadiri oleh partisipan dari seluruh elemen pendukung pertanian, dari mulai Organisasi serta Asosiasi Petani, Nelayan dan Peternak; Lembaga Pemerintah dan Daerah; hingga pelajar dan mahasiswa dari sabang sampai marauke berjumlah 457 orang.
Ir. Fary Francis, MMA sebagai Ketua DPP Pemuda Tani Indonesia memberikan sambutan di awal sekaligus membuka kegiatan. Kemudian dilanjut oleh Mohamad Hekal sebagai Keynote Speaker.
Hekal menyampaikan bahwa ancaman krisis pangan bagi Indonesia semakin terasa kala pandemi ini, karenanya menurut beliau sangat penting membuat cadangan logistik pangan sesuai amanat UU Pangan No 18 tahun 2012 tentang Pangan.
Dan Food Estate bisa menjadi jawaban bagi program Penyediaan Cadangan Logistik Pangan. Program Food Estate ini mengkolaborasikan antara Menteri Pertanian dan Menteri Pertahanan serta banyak kementerian dan lembaga lainya, karena untuk menghindari krisis pangan dan energi sangat diperlukan kolaborasi semua pihak.
(Baca Juga: Jokowi Perintahkan Pembantunya Tuntaskan Masalah Lahan Lumbung Pangan )
Kegiatan dimoderatori oleh Suroyo selaku Ketua Harian DPP Pemuda Tani Indonesia dan Benny Rivaldy selaku Sekjen FKK Himagri 2018-2020. Kemudian dialog dilanjutkan oleh narasumber pertama Laksdaya TNI Dr. A. Octavian.
Beliau menyampaikan strategi pengembangan cadangan logistik. Ada tiga strategi utama, dari mulai melakukan Moderinisasi pada sektor pertanian dan perikanan, membentuk komponen cadangan untuk menambah jumlah angkatan kerja sektor pertanian dan perikanan, serta mengoptimalkan energi terbarukan dari laut dan darat.
Menurut beliau modernisasi perlu dilakukan meningkatkan effisiensi dan produktivitas pada areal lahan garapan. Harapannya jika modernisasi berhasil dilakukan maka dapat mengubah wajah pertanian konvesional mejadi modern. Berikutnya perlu juga dilakukan pembentukan komponen cadangan untuk menambah jumlah angkatan kerja sektor pertanian dan perikanan.
“Kita juga perlu membuat komponen cadangan yang diambil dari TNI. Mereka adalah orang yang terdidik dan disiplin, jadi dapat dimanfaatkan untuk membantu petani dan nelayan di luar jam kerja normal," tukasnya.
Dia juga menyampaikan, bahwa harus ada pengoptimalan energi terbarukan untuk menghindari krisis energi pada masa mendatang sambil menunjukan slide teknologi ramah lingkungan penghasil energi.
“Dalam pengembangan pangan, kita juga harus mencari alternatif energi lain, agar tak termakan bom waktu. Makanya perlu dilakukan pengoptimalan energi yang terbarukan dari darat ataupun laut," tambahnya dalam penyampaian materi.
Setelah penyampaian dari narasumber terakhir, kegiatan dilanjutkan oleh beberapa dialog antara narasumber dan partisipan kegiatan. Kemudian di tutup oleh closing statment dari ketiga narasumber.
Dengan dukungan dari Bank Mandiri dan Pertamina, webinar ini menghadirkan narasumber ahli pada bidangnya, di antaranya Mohamad Hekal, MBA (Wakil ketua Komisi VI DPR RI); Laksdaya TNI Dr. A. Octavian (Rektor Universitas Pertahanan); Kuntoro Boga Andri, Phd (Kepala Humas dan Informasi Publik Kementrian Pertanian); serta Guru Besar Universitas Jendral Soedirman Prof. Totok Agung.
(Baca Juga: Food Estate Perlu Teknologi yang Tepat )
Selain narasumber yang ahli pada bidangnya, kegiatan ini juga dihadiri oleh partisipan dari seluruh elemen pendukung pertanian, dari mulai Organisasi serta Asosiasi Petani, Nelayan dan Peternak; Lembaga Pemerintah dan Daerah; hingga pelajar dan mahasiswa dari sabang sampai marauke berjumlah 457 orang.
Ir. Fary Francis, MMA sebagai Ketua DPP Pemuda Tani Indonesia memberikan sambutan di awal sekaligus membuka kegiatan. Kemudian dilanjut oleh Mohamad Hekal sebagai Keynote Speaker.
Hekal menyampaikan bahwa ancaman krisis pangan bagi Indonesia semakin terasa kala pandemi ini, karenanya menurut beliau sangat penting membuat cadangan logistik pangan sesuai amanat UU Pangan No 18 tahun 2012 tentang Pangan.
Dan Food Estate bisa menjadi jawaban bagi program Penyediaan Cadangan Logistik Pangan. Program Food Estate ini mengkolaborasikan antara Menteri Pertanian dan Menteri Pertahanan serta banyak kementerian dan lembaga lainya, karena untuk menghindari krisis pangan dan energi sangat diperlukan kolaborasi semua pihak.
(Baca Juga: Jokowi Perintahkan Pembantunya Tuntaskan Masalah Lahan Lumbung Pangan )
Kegiatan dimoderatori oleh Suroyo selaku Ketua Harian DPP Pemuda Tani Indonesia dan Benny Rivaldy selaku Sekjen FKK Himagri 2018-2020. Kemudian dialog dilanjutkan oleh narasumber pertama Laksdaya TNI Dr. A. Octavian.
Beliau menyampaikan strategi pengembangan cadangan logistik. Ada tiga strategi utama, dari mulai melakukan Moderinisasi pada sektor pertanian dan perikanan, membentuk komponen cadangan untuk menambah jumlah angkatan kerja sektor pertanian dan perikanan, serta mengoptimalkan energi terbarukan dari laut dan darat.
Menurut beliau modernisasi perlu dilakukan meningkatkan effisiensi dan produktivitas pada areal lahan garapan. Harapannya jika modernisasi berhasil dilakukan maka dapat mengubah wajah pertanian konvesional mejadi modern. Berikutnya perlu juga dilakukan pembentukan komponen cadangan untuk menambah jumlah angkatan kerja sektor pertanian dan perikanan.
“Kita juga perlu membuat komponen cadangan yang diambil dari TNI. Mereka adalah orang yang terdidik dan disiplin, jadi dapat dimanfaatkan untuk membantu petani dan nelayan di luar jam kerja normal," tukasnya.
Dia juga menyampaikan, bahwa harus ada pengoptimalan energi terbarukan untuk menghindari krisis energi pada masa mendatang sambil menunjukan slide teknologi ramah lingkungan penghasil energi.
“Dalam pengembangan pangan, kita juga harus mencari alternatif energi lain, agar tak termakan bom waktu. Makanya perlu dilakukan pengoptimalan energi yang terbarukan dari darat ataupun laut," tambahnya dalam penyampaian materi.
Setelah penyampaian dari narasumber terakhir, kegiatan dilanjutkan oleh beberapa dialog antara narasumber dan partisipan kegiatan. Kemudian di tutup oleh closing statment dari ketiga narasumber.
(akr)