Tak Henti Tambah Pekerja Meski Pandemi
loading...
A
A
A
“Jika dibandingkan dari tahun lalu, kami mencatat peningkatan lebih dari 130%,” kata Handhika kepada SINDO Media, Kamis (8/10/2020).
Seiring pertumbuhan itu, dia tidak menampik jika ada kebutuhan perusahaan untuk merekrut karyawan baru guna menguatkan lini bisnis. Mereka pun berkomitmen terus berusaha semaksimal mungkin menjadi perpanjangan tangan bagi para pengguna agar selalu bisa mendapatkan akses yang mudah untuk memenuhi kebutuhan esensial mereka. (Baca juga: Dua Sekolah di Solo Gelar Simulasi Sekolah Tatap Muka)
Hal senada disampaikan CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin. Menurutnya, pada masa pandemi, Bukalapak masih terus membuka proses perekrutan karyawan baru yang dibutuhkan guna menyelaraskan bisnis perusahaan.
Hal ini untuk merespons kenaikan kinerja Bukalapak yang mencatatkan pertumbuhan total processing value (TPV) secara signifikan dari kuartal I/2018 hingga kuartal II/2020, sebanyak hampir 400%. Capaian ini didominasi oleh transaksi dan pertumbuhan market share yang tetap stabil walau masa pandemi.
Dari sisi pengembangan usaha kecil dan menengah (UMKM), kenaikan juga terjadi pada jumlah pelaku usaha yang bergabung menjadi Pelapak dan Mitra Bukalapak yakni mencapai lebih dari 3 juta dalam tujuh bulan pertama tahun ini.
“Selama masa pandemi, pertumbuhan rata-rata produk virtual di Bukalapak mencapai lebih dari 60% dibandingkan sebelum masa pandemi,” katanya. Penuh Pertimbangan
Peneliti bidang ekonomi dari The Indonesian Institute (TII) M Rifki Fadilah mengatakan, kemampuan e-commerce dan perusahaan jasa layanan pengiriman pada masa pandemi di Tanah Air berbeda-beda terkait respons mereka dalam merekrut tenaga kerja pada masa pandemi.
"Pihak perusahaan e-commerce pasti memperhitungkan cost of labour dan lain-lain sehingga bisa jadi mereka menahan untuk tidak rekrut karyawan terlebih dahulu," kata Rifki. (Baca juga: Waspadai Tanda-tanda Awal Kanker Prostat Berikut Ini)
Perusahaan, kata dia, akan melihat ekspektasi dari ekonomi saat ini. Terlebih, perusahaan yang berorientasi ekspor-impor mereka sedang berada di posisi wait and see terhadap pergerakan ekonomi global.
Rifki memandang, ada beberapa alasan mengapa korporasi menahan untuk tidak merekrut karyawan. Pertama, karena daya beli sedang menurun yang terlihat dari laju inflasi yang rendah.
Seiring pertumbuhan itu, dia tidak menampik jika ada kebutuhan perusahaan untuk merekrut karyawan baru guna menguatkan lini bisnis. Mereka pun berkomitmen terus berusaha semaksimal mungkin menjadi perpanjangan tangan bagi para pengguna agar selalu bisa mendapatkan akses yang mudah untuk memenuhi kebutuhan esensial mereka. (Baca juga: Dua Sekolah di Solo Gelar Simulasi Sekolah Tatap Muka)
Hal senada disampaikan CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin. Menurutnya, pada masa pandemi, Bukalapak masih terus membuka proses perekrutan karyawan baru yang dibutuhkan guna menyelaraskan bisnis perusahaan.
Hal ini untuk merespons kenaikan kinerja Bukalapak yang mencatatkan pertumbuhan total processing value (TPV) secara signifikan dari kuartal I/2018 hingga kuartal II/2020, sebanyak hampir 400%. Capaian ini didominasi oleh transaksi dan pertumbuhan market share yang tetap stabil walau masa pandemi.
Dari sisi pengembangan usaha kecil dan menengah (UMKM), kenaikan juga terjadi pada jumlah pelaku usaha yang bergabung menjadi Pelapak dan Mitra Bukalapak yakni mencapai lebih dari 3 juta dalam tujuh bulan pertama tahun ini.
“Selama masa pandemi, pertumbuhan rata-rata produk virtual di Bukalapak mencapai lebih dari 60% dibandingkan sebelum masa pandemi,” katanya. Penuh Pertimbangan
Peneliti bidang ekonomi dari The Indonesian Institute (TII) M Rifki Fadilah mengatakan, kemampuan e-commerce dan perusahaan jasa layanan pengiriman pada masa pandemi di Tanah Air berbeda-beda terkait respons mereka dalam merekrut tenaga kerja pada masa pandemi.
"Pihak perusahaan e-commerce pasti memperhitungkan cost of labour dan lain-lain sehingga bisa jadi mereka menahan untuk tidak rekrut karyawan terlebih dahulu," kata Rifki. (Baca juga: Waspadai Tanda-tanda Awal Kanker Prostat Berikut Ini)
Perusahaan, kata dia, akan melihat ekspektasi dari ekonomi saat ini. Terlebih, perusahaan yang berorientasi ekspor-impor mereka sedang berada di posisi wait and see terhadap pergerakan ekonomi global.
Rifki memandang, ada beberapa alasan mengapa korporasi menahan untuk tidak merekrut karyawan. Pertama, karena daya beli sedang menurun yang terlihat dari laju inflasi yang rendah.