Duh, Anak Muda dan Pendidikan Rendah Dominasi Pengangguran di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat masih banyak anak muda yang menganggur. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Kacaribu mengatakan tren menganggur memang menurun. Namun, tren itu belum bisa mengurangi jumlah pengangguran anak muda di Indonesia.
"Tren menganggur turun, ini tren kinerja perekonomian yang baik. Tapi, ini tidak cukup karena jumlah menganggur masih banyak, lalu banyak yang didominasi usia muda dan pendidikan rendah," kata Febrio dalam diskusi virtual, Senin (12/10/2020). (Baca juga: Kisah Perantau Teluk Bintuni, dari Pengangguran hingga Kerja di Jakarta )
Dia melanjutkan, pemerintah akan terus mendorong peningkatan sumber daya manusia (SDM). Adapun, reformasi SDM bisa mengurangi jumlah pengangguran untuk anak muda.
"Sayang sekali. Harus reformasi cepat agar SDM bisa ditampung di lapangan kerja yang berkualitas. Untuk itu harus transformasi, untuk memastikan kemudahan berusaha di Indonesia terus meningkat," katanya.
Dia menambahkan kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business (EODB) sudah meningkat dari 2014-2018. Peningkatan ini harus dilanjutkan dalam menggairahkan ekonomi Indonesia. (Lihat juga video: Kaum Muda Jadilah Pendorong Perilaku Aman Covid-19 )
"Ini terlihat dari 2018 kita belum mengalami perbaikan signifikan. Perbaikan ini harus dilanjutkan denga reformasi. Daya saing industri kita masih banyak restriksi," tandasnya.
"Tren menganggur turun, ini tren kinerja perekonomian yang baik. Tapi, ini tidak cukup karena jumlah menganggur masih banyak, lalu banyak yang didominasi usia muda dan pendidikan rendah," kata Febrio dalam diskusi virtual, Senin (12/10/2020). (Baca juga: Kisah Perantau Teluk Bintuni, dari Pengangguran hingga Kerja di Jakarta )
Dia melanjutkan, pemerintah akan terus mendorong peningkatan sumber daya manusia (SDM). Adapun, reformasi SDM bisa mengurangi jumlah pengangguran untuk anak muda.
"Sayang sekali. Harus reformasi cepat agar SDM bisa ditampung di lapangan kerja yang berkualitas. Untuk itu harus transformasi, untuk memastikan kemudahan berusaha di Indonesia terus meningkat," katanya.
Dia menambahkan kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business (EODB) sudah meningkat dari 2014-2018. Peningkatan ini harus dilanjutkan dalam menggairahkan ekonomi Indonesia. (Lihat juga video: Kaum Muda Jadilah Pendorong Perilaku Aman Covid-19 )
"Ini terlihat dari 2018 kita belum mengalami perbaikan signifikan. Perbaikan ini harus dilanjutkan denga reformasi. Daya saing industri kita masih banyak restriksi," tandasnya.
(ind)