RJIT di Jati Mulyo, Produktivitas Pertanian Meningkat

Selasa, 13 Oktober 2020 - 12:49 WIB
loading...
RJIT di Jati Mulyo, Produktivitas Pertanian Meningkat
RJIT yang dilakukan Kementan di di Desa Jati Mulyo, Kecamatan Alian, Kebumen, Jawa Tengah, meningkatkan produktivitas pertanian di daerah itu secara pesat. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT) di Desa Jati Mulyo, Kecamatan Alian, Kebumen, Jawa Tengah. Hasilnya, produktivitas pertanian di daerah itu pun meningkat pesat.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, rehabilitasi tersebut dilakukan melalui kegiatan padat karya Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier yang dilakukan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP).

(Baca Juga: Tok!, Kementan Kantongi Rp21,83 Triliun untuk Tahun Depan Disetujui DPR)

"Salah satu komitmen Kementerian Pertanian untuk mendukung peningkatan produksi pertanian di daerah adalah melakukan water management, salah satunya melalui kegiatan RJIT. Kita membenahi saluran-saluran irigasi yang terhambat, serta memastikan aliran air sampai ke lahan-lahan persawahan," kata Mentan SYL, Selasa (13/10/2020).

Sementara Dirjen PSP Kementan menegaskan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier dilakukan untuk memaksimalkan penggunaan air dari irigasi. "Sebagai water management, rehabilitasi jaringan irigasi tersier bukan hanya merehabilitasi atau memperbaiki jaringan irigasi tersier yang rusak, tetapi juga memaksimalkan air irigasi untuk meningkatkan luas areal tanam. Dengan cara ini, kita juga mencoba meningkatkan produktivitas pertanian," terangnya.

Kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier di Desa Jati Mulyo, Kecamatan Alian, Kebumen, dilakukan Gapoktan Tani Mulya dengan Ketua Wahidun Kusniyanto. Sebelum direhabilitasi, saluran irigasi di daerah tersebut berupa tanah, sehingga distribusi air ke lahan sawah kurang lancar.

(Baca Juga: Pandemi Corona, Ketersediaan Irigasi bagi Pertanian Harus Diperhatikan)

"Dengan rehabilitasi jaringan irigasi tersier, kondisi saluran kita buat menjadi saluran permanen menggunakan konstruksi pasangan batu sesuai dengan spesifik lokasi setempat. Jika luas layanan irigasi sebelum dilakukan rehab 75 hektare (ha), setelah rehabilitasi jaringan irigasi tersier luas layanan irigasi menjadi 77 ha," terangnya.

Kondisi ini juga berdampak positif pada produktivitas. Jika sebelumnya produktivitas hanya 4 ton/ha, diharapkan angka ini mengalami kenaikan menjadi 5 ton/ha, dengan indeks pertanaman (IP) 200 atau 2 kali tanam dalam 1 tahun.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1556 seconds (0.1#10.140)