Menko Luhut Ungkap Kekuatan Indonesia dari Sektor Kehutanan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Indonesia memiliki hutan hujan tropis dengan 200 ton karbon tak terpulihkan (irrecoverable carbon). Jumlah itu merupakan yang terbesar ketiga di dunia.
"Jadi, kita ini merupakan rumah bagi hutan hujan yang masih utuh ada sekitar 200 ton karbon tak terpulihkan per hektare. (Lebih besar) Dibandingkan Amazon yakni sekitar 100 ton karbon per hektare," ujar dia dalam acara Forum Bersama Menjaga Hutan Indonesia, Rabu (14/10/2020). ( Baca juga:Jaga-jaga dari Bencana, Luhut Ungkap Skema Asuransi Pertanian )
Kemudian, lanjut dia, Indonesia juga memiliki hutan bakau seluas 3,4 juta hektare yang merupakan sepertiga dari cadangan karbon pesisir global yang penting untuk adaptasi dan ketahanan dalam menghadapi bencana alam serta perubahan iklim.
"Maka itu, ini perlu kita cermati, bahwa kita memiliki power yang luar biasa sebenarnya," ungkap dia.
Dia juga menambahkan, upaya melindungi dan menjaga ekosistem hutan Indonesia merupakan strategi penting. Namun, di sisi lain membutuhkan dukungan kebijakan maupun pendanaan. ( Baca juga:Kementerian LHK Klaim Hutan Sosial untuk Lapangan Kerja dan Keadilan )
"Kami juga berharap Badan Pendanaan Lingkungan Hidup dan Kementerian Keuangan dapat membantu mengatasi masalah pendanaan kerusakan lingkungan hidup. Lalu pemberdayaan masyarakat dan nilai ekonomi karbon," tandas dia.
Lihat Juga: Luhut Pandjaitan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Dilantik Jadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional
"Jadi, kita ini merupakan rumah bagi hutan hujan yang masih utuh ada sekitar 200 ton karbon tak terpulihkan per hektare. (Lebih besar) Dibandingkan Amazon yakni sekitar 100 ton karbon per hektare," ujar dia dalam acara Forum Bersama Menjaga Hutan Indonesia, Rabu (14/10/2020). ( Baca juga:Jaga-jaga dari Bencana, Luhut Ungkap Skema Asuransi Pertanian )
Kemudian, lanjut dia, Indonesia juga memiliki hutan bakau seluas 3,4 juta hektare yang merupakan sepertiga dari cadangan karbon pesisir global yang penting untuk adaptasi dan ketahanan dalam menghadapi bencana alam serta perubahan iklim.
"Maka itu, ini perlu kita cermati, bahwa kita memiliki power yang luar biasa sebenarnya," ungkap dia.
Dia juga menambahkan, upaya melindungi dan menjaga ekosistem hutan Indonesia merupakan strategi penting. Namun, di sisi lain membutuhkan dukungan kebijakan maupun pendanaan. ( Baca juga:Kementerian LHK Klaim Hutan Sosial untuk Lapangan Kerja dan Keadilan )
"Kami juga berharap Badan Pendanaan Lingkungan Hidup dan Kementerian Keuangan dapat membantu mengatasi masalah pendanaan kerusakan lingkungan hidup. Lalu pemberdayaan masyarakat dan nilai ekonomi karbon," tandas dia.
Lihat Juga: Luhut Pandjaitan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Dilantik Jadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional
(uka)