Terenyuh, Data Ini Ungkap Banyak Masyarakat Kesulitan Penuhi Makan Sehari-hari
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia telah merilis hasil survei nasional bertajuk Mitigasi Dampak Covid-19: Tarik Menarik antara Kepentingan Ekonomi dan Kesehatan. Adapun dalam survei ini menujukkan 66,6% masyarakat menyatakan pendapatan rumah tangganya menurun akibat kebijakan pandemi Covid-19 .
(Baca Juga: Kemiskinan dan Utang Diprediksi Masih Bayangi Ekonomi Global )
Kesulitan terbesar yang dialami masyarakat akibat menurunnya pendapatan yakni, memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Sementara 12,3% responden mengaku kesulitan membiayai sekolah anaknya.
"Kesulitan terberat akibat penurunan pendapatan paling tinggi adalah, makan sehari-hari. Saya terus terang ketika mendapat data ini cukup terenyuh karena ini bukan angka kecil. Ini memperlihatkan kondisi ekonomi yang memburuk sejak tahun 2004," ujar Burhanuddin dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (19/10/2020).
(Baca Juga: Ekonomi Asia Mulai Bangkit, Bagaimana dengan Indonesia? )
Dia mencatat persepsi masyarakat terkait ekonomi nasional memburuk mengalami penurunan dari bulan Mei dan bulan Juli. Periode Mei, sebanyak 81% responden menilai ekonomi nasional buruk.
"Persepsi ekonomi nasional memburuk turun sebanyak 69,2%," bebernya.
Sebagai informasi dalam survei ini, jumlah responden yang dihimpun sebanyak 1.200 orang via telepon. Metode yang digunakan adalah simple random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,9%. Survei dilakukan dalam rentang antara periode 24 sampai dengan 30 September 2020.
(Baca Juga: Kemiskinan dan Utang Diprediksi Masih Bayangi Ekonomi Global )
Kesulitan terbesar yang dialami masyarakat akibat menurunnya pendapatan yakni, memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Sementara 12,3% responden mengaku kesulitan membiayai sekolah anaknya.
"Kesulitan terberat akibat penurunan pendapatan paling tinggi adalah, makan sehari-hari. Saya terus terang ketika mendapat data ini cukup terenyuh karena ini bukan angka kecil. Ini memperlihatkan kondisi ekonomi yang memburuk sejak tahun 2004," ujar Burhanuddin dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (19/10/2020).
(Baca Juga: Ekonomi Asia Mulai Bangkit, Bagaimana dengan Indonesia? )
Dia mencatat persepsi masyarakat terkait ekonomi nasional memburuk mengalami penurunan dari bulan Mei dan bulan Juli. Periode Mei, sebanyak 81% responden menilai ekonomi nasional buruk.
"Persepsi ekonomi nasional memburuk turun sebanyak 69,2%," bebernya.
Sebagai informasi dalam survei ini, jumlah responden yang dihimpun sebanyak 1.200 orang via telepon. Metode yang digunakan adalah simple random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,9%. Survei dilakukan dalam rentang antara periode 24 sampai dengan 30 September 2020.
(akr)