Tekanan Ekonomi Global Mulai Reda, Sri Mulyani: Risiko Tetap Sama

Senin, 19 Oktober 2020 - 12:39 WIB
loading...
Tekanan Ekonomi Global...
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, perekonomian dunia pada kuartal selanjutnya masih bergantung bagaimana penanganan terhadap wabah Covid-19. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, perekonomian dunia pada kuartal selanjutnya masih bergantung bagaimana penanganan terhadap wabah Covid-19. Meski begitu beberapa lembaga keuangan dunia memproyeksi bakal ada perbaikan tahun depan, termasuk ekonomi Indonesia .

Berdasarkan proyeksi World Bank-IMF pekan ini, bahwa kontraksi ekonomi pada tahun ini tidak sedalam yang terjadi pada Juni 2020. “Risiko utama tetap sama, apakah Covid bisa dikelola, terutama ancaman second wave dan apakah kesediaan vaksin berjalan sesuai dengan yang diharapkan,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Senin (19/10/2020).

(Baca Juga: Sri Mulyani Pamer Rasio Utang RI Masih Lebih Baik dari China, AS dan Thailand )

Dia melanjutkan dari hasil pertemuan World Bank-IMF tahunan, IMF meramalkan ekonomi global yang mengalami kontraksi minus 5,2% pada Juni diperkirakan akan mereda menjadi minus 4,4% tahun ini. Artinya, beberapa negara akan mengalami percepatan pemulihan pada kuartal III.

"Lembaga internasional lainnya, seperti OECD juga memproyeksi ekonomi global minus 4,5% tahun ini. Artinya, mereda jika dibandingkan pada Juni yang minus hingga 7,6%," katanya.

Lebih lanjut terang Menkeu, proyeksi dari IMF, OECD, dan World Bank mengungkapkan, perekonomian dunia tahun depan diperkirakan tumbuh di kisaran 4,2-5,2%. "IMF memproyeksi ekonomi global tumbuh 5,2%, OECD 5%, dan World Bank 4,2%,” ucapnya.

(Baca Juga: Resesi Massal, Sri Mulyani Beberkan Negara Mana Saja yang Alami Pukulan Berat )

Menurutnya, perekonomian tahun depan lebih banyak dipengaruhi oleh kehadiran dan penyediaan vaksin di sejumlah negara. "Meski banyak pandangan soal vaksin ini, tapi outlook-nya sudah ada penyediaan vaksin," tuturnya.

Dia menambahkan , meski ada kecemasan terjadinya gelombang kedua, namun IMF dan OECD memperkirakan ekonomi global tahun ini lebih baik karena pemulihan ekonomi terjadi lebih cepat dari perkiraan. Dibutuhkan kerjasama antarnegara yang menjadi kunci dalam bidang percepatan pemulihan.

“Outlook pertumbuhan di beberapa negara berkembang sedikit mengalami penurunan di tengah Covid-19. Hal yang dapat mempengaruhi perkiraan ke depan adalah eskalasi Covid-19 dan ketersediaan vaksin,” tutupnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1821 seconds (0.1#10.140)