Resesi Massal, Sri Mulyani Beberkan Negara Mana Saja yang Alami Pukulan Berat

Senin, 19 Oktober 2020 - 10:50 WIB
loading...
Resesi Massal, Sri Mulyani Beberkan Negara Mana Saja yang Alami Pukulan Berat
Menkeu Sri Mulyani mengatakan, resesi massal akibat pandemi Covid-19 memberikan pukulan berat bagi semua negara, hanya beberapa negara dengan kebijakan fiskal yang baik mampu merespons cepat. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, ada beberapa negara dengan kebijakan fiskal yang baik mampu merespons cepat resesi akibat pandemi Covid-19. Akan tetapi terang dia tidak menghilangkan sepenuhnya pukulan berat akibat wabah corona yang menimbulkan resesi massal bagi semua negara.

"Pertumbuhan ekonomi dan defisit berbagai negara menunjukkan tekanan Covid-19 across the board, seluruh dunia mengalami. Mungkin kalau negara dengan fiscal capacity baik melakukan respons lebih baik, tapi tidak hilangkan pukulan saat berat," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam konpers APBN KiTA secara virtual, Senin (19/10/2020).

(Baca Juga: Sri Mulyani Pamer Rasio Utang RI Masih Lebih Baik dari China, AS dan Thailand )

Lebih lanjut mantan direktur Bank Dunia itu merinci , ekonomi Spanyol mengalami minus 22% dan diproyeksikan masih akan minus 12% di kuartal III-2020. Sementara negara Eropa lainnya yakni Inggris diperkirakan ekonomi Negeri Ratu Elizabeth tersebut minus 21% serta proyeksi kuartal 3 minus 10%.

Kemudian Prancis diproyeksikan akan minus 9,5%, Meksiko 11,5%, Italia minus 9,7% di kuartal 3 2020. Sementara India diproyeksikan minus 6,6% di kuartal 3-2020.

(Baca Juga: Defisit APBN 4,16%, Sri Mulyani: Tolong Diingat di Negara Lain Bahkan Belasan dan 20% )

Sedangkan Malaysia yang alami negatif 17,1% pada kuartal 3-nya diramalkan minus 4,5%. Filipina minus 16,5%, kuartal III masih negatif 6,3%. Singapura yang alami 13,2 kontraksi di kuartal 2, kuartal 3 masih minus 6,0%.

Selanjutnya Thailand minus 12,2%, kuartal 3 nya masih akan alami kontraksi di sekitar 9,3%. "Ini menandakan Covid-19 masih meningkat. Apalagi adanya tekanan gelombang kedua membuat ekonomi masih akan tertekan," bebernya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1307 seconds (0.1#10.140)