Perlu Kebijakan Data Tepat untuk Kembangkan Eksosistem Ekonomi Digital Indonesia

Rabu, 21 Oktober 2020 - 00:01 WIB
loading...
Perlu Kebijakan Data...
Digitalisasi sektor jasa Indonesia sangat berguna untuk mendorong daya saing dan produktivitas pelaku industri. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Sinyal perlambatan di seluruh sektor jasa sudah tampak pada kuartal I/2020, kecuali di jasa informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan jasa kesehatan. Sektor jasa, yang menopang 54% produk domestik bruto (PDB) nasional perlu beradaptasi, salah satunya dengan mendorong agar program digitalisasi dapat segera diterapkan.

"Digitalisasi sektor jasa Indonesia sangat berguna untuk mendorong daya saing dan produktivitas pelaku industri. Untuk itu kebijakan menyangkut sektor ekonomi digital sangat diperlukan," kata Executive Director Indonesia Services Dialogue (ISD) Devi Ariyani saat webinar di Jakarta, Senin (19/10/2020).

(Baca Juga: Potensi Ekonomi Digital Indonesia Capai USD 133 Miliar)

Menurutnya, perkembangan teknologi digital dapat mendorong terciptanya perdagangan, tidak hanya barang tetapi juga perdagangan jasa lintas negara. Saat ini diperkirakan nilai transaksi untuk Information Technology Outsourcing (ITO) dan Business Process Outsourcing (BPO) secara global mencapai USD167,9 miliar, dimana sekitar 84% permintaan outsourcing berasal dari Amerika Serikat. "UMKM Indonesia akan memetik keuntungan besar apabila bisa terintegrasi secara penuh dengan teknologi digital," ujarnya.

Hasil riset dari AMTC (Asia Pacific MSME Trade Coalition) bahwa digitalisasi dapat menghemat biaya ekspor UMKM (Micro, Small, Medium Enterprice/MSME) di India, China, Korea Selatan dan Thailand hingga USD339 miliar. Riset AMTC tersebut juga menemukan bahwa teknologi digital menghemat waktu untuk ekspor dari UMKM sebesar 29%, dan mereduksi biaya ekspor hingga 82%.

Menurut Devi, data menjadi bahan bakar utama dalam era ekonomi digital saat ini. "Kemajuan teknologi digital membuat pertukaran data antarindustri antar negara menjadi suatu hal yang lumrah," imbuh dia.

(Baca Juga: Tak Cuma Masuk Ekosistem, UMKM Harus Berjaya di Ranah Digital)

Sementara berdasarkan studi McKinsey yang mengatakan bahwa kontribusi pergerakan data dalam perekonomian global mencapai USD2,8 triliun, dan diperkirakan mencapai USD11 triliun pada tahun 2025.

"Adapun saat ini industri tergabung dalam satu rantai nilai global, dimana perkembangan teknologi informasi memudahkan koordinasi industri lintas negara,” katanya.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1571 seconds (0.1#10.140)