Duh Realisasi Anggaran PEN Baru 46,9%, Nih Sri Mulyani Kasih Rinciannya

Senin, 19 Oktober 2020 - 17:06 WIB
loading...
Duh Realisasi Anggaran...
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, penyerapan belanja PEN pada bulan September tumbuh 46,9% dari bulan Agustus. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mengalami akselerasi yang signifikan selama bulan Agustus dan September 2020. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, penyerapan belanja PEN pada bulan September tumbuh 46,9%. Sampai dengan 14 Oktober 2020, realisasi PEN telah mencapai Rp344,11 triliun atau 49,5% dari pagu sebesar Rp695,2 triliun.

"Akselerasi tersebut didukung oleh percepatan belanja penanganan Covid-19 dan percepatan program PEN lainnya, seperti Insentif Usaha, DAK Fisik, DID Pemulihan, dan Pra Kerja, serta adanya program-program baru yang langsung segera direalisasikan seperti Bantuan Produktif UMKM (BPUM) dan Subsidi Gaji/Upah," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Senin (19/10/2020).

(Baca Juga: Petani Disebut Tidak Kebagian Seperser Pun Dana PEN Rp695,2 T )

Secara lebih rinci, realisasi kesehatan sebesar Rp27,59 trilun, Perlindungan Sosial Rp167,08 triliun, Sektoral K/L dan Pemda Rp28 triliun, Insentif Usaha Rp29,68 triliun, Dukungan UMKM Rp91,77 trilun dan Pembiayaan Korporasi menunggu waktu yang tepat.

Dia menambahkan, perbaikan ekonomi masih berlanjut di bulan September. Meskipun PMI manufaktur mengalami sedikit kontraksi, namun konsumsi listrik, impor bahan baku dan modal, belanja bantuan sosial menunjukkan peningkatan. Sementara Indeks Keyakinan Konsumen dan ekspektasi konsumen terpantau tertahan (mtm).

(Baca Juga: Satu Data Indonesia Jadi Acuan Kesuksesan Program PEN )

Selanjutnya, ekspor dan impor bulan September 2020 menunjukkan tanda-tanda perbaikan atau tumbuh (secara mtm). Tumbuhnya ekspor disebabkan meningkatnya ekspor migas ke negara ASEAN yang mulai merelaksasi lockdown, dan nonmigas (CPO) terutama tujuan China yang mulai pulih.

Sedangkan impor didorong dari migas dan nonmigas. Akumulasi Neraca Perdagangan melanjutkan tren surplus berturut-turut selama 5 bulan terakhir. "Likuiditas berlimpah seiring dengan masih terbatasnya kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terus meningkat," tandasnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1641 seconds (0.1#10.140)