Kenapa Pergantian Direksi Bank BUMN Selalu Heboh? Nih Dia Penyebabnya

Kamis, 22 Oktober 2020 - 20:25 WIB
loading...
Kenapa Pergantian Direksi...
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Setiap pergantian direksi bank-bank BUMN yang tergabung dalam Himbara selalu menyedot perhatian publik. Bahkan, baru menjadi sebuah isu pun, masyarakat sudah ramai ramai membincangkannya, termasuk menebak-nebak kandidat yang bakal terpilih.

Sorotan publik yang besar itu tak lepas dari keberadaan dan peran bank-bank Himbara. Berdasarkan data statistik perbankan Indonesia yang dirilis OJK, per Agustus kemarin bank-bank BUMN itu punya aset sekitar Rp 3.710 triliun. Angka itu sekitar 41% dari total aset perbankan nasional yang mencapai Rp8.906 triliun. ( Baca juga:Sah! Darmawan Junaidi Jabat Dirut Mandiri, Ini Jejak Karirnya )

"Jadi wajar sekali kalo aksi korporasi atau berita apa pun tentang Himbara selalu mendapat perhatian. Terutama, saat pemilihan direksi dan komisaris. Kenapa? Karena CEO atau preskom bisa menentukan arah dan eksekusi kebijakan," kata Toto Pranoto, pengamat BUMN, saat dihubungi, Kamis (22/10/2020).

Selain itu, menurut Toto, bank-bank BUMN tidak hidup di dalam ruang hampa sehingga selalu bersentuhan dengan kepentingan banyak pihak. Makanya, stakeholder berusaha melakukan pengaruh atau intervensi atas keputusan bank-bank tersebut. Apalagi bank Himbara punya putaran uang besar.

"Jadi Himbara (harus) beroperasi dalam environment seperti itu dengan tetap mengedepankan prinsip GCG menjadi tantangan besar," jelas Toto.

Gosip-gosip yang menyelimuti proses pemilihan direksi BUMN juga menimbulkan magnet tersendiri. Pemilihan Sigit Prastowo menjadi direktur keuangan Bank Mandiri, misalnya.

Masuknya Sigit, mantan direktur keuangan BNI, ke dalam jajaran top Bank Mandiri bisa jadi untuk menghapus kesan bahwa Bank Mandiri hanya untuk Mandirian (talenta Bank Mandiri) belaka. Selain itu juga untuk mengaburkan bahwa Mandirian merajai jabatan-jabatan penting di bank lain.

Ketika perombakan direksi BNI dilakukan pada awal September lalu, ada lima Mandirian yang "mengekspansi" BNI. Mereka adalah Royke Tumilaar, Silvano Rumantir, David Pirzada, Muhammad Iqbal, dan Novita Widya Anggraini. Tak ayal, gosip bertebaran bahwa talenta Mandiri menguasai jabatan-jabatan utama di bank lain.

Apalagi sebelumnya, Mandirian juga menguasai bank-bank BUMN lain, sebut saja misalnya Pahala Mansury yang menduduki kursi dirut BTN dan Sunarso yang menjabat dirut BRI. Kedua sosok itu juga berasal dari Bank Mandiri. Nah masuknya Sigit Prastowo asal BNI ke Mandiri seolah ingin menghapus kesan dominasi para Mandirian.

Namun, Toto Pranoto menyatakan bahwa seluruh proses pemilihan direksi BUMN dilakukan melalui mekanisme fit and proper test. Jadi hanya kandidat-kandidat terbaik saja akan didapuk. Di luar itu calon direksi dan komisaris bank BUMN juga harus lulus ujian kompetensi di OJK .
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1498 seconds (0.1#10.140)