Pelaku UMKM Wajib Merangkul Teknologi Agar Tidak Lenyap Ditelan Resesi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia sudah hampir dipastikan masuk dalam jurang resesi ekonomi setelah PDB kuartal III tahun 2020 diproyeksi minus 2,9%. Meski begitu, resesi ekonomi tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan, namun perlu disikapi dengan cermat. Salah satunya oleh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM yang sudah terkena dampaknya sejak pandemi COVID-19 terjadi.
Penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat pelaku usaha yang selama ini mengandalkan kegiatan offline mengalami penurunan omzet. Beberapa di antaranya bahkan terpaksa menurunkan produksi atau mengurangi jumlah karyawan.
(Baca Juga: Lapak Offline Berdarah-darah, UMKM Kudu Bisa Jualan Online )
Menurut Agus E. Setiyono, CEO dari Ngorder keadaan ini seharusnya menjadi momentum bagi para pelaku UMKM untuk adaptif terhadap teknologi . “Pengusaha UMKM yang sebelumnya masih belum memanfaatkan teknologi secara maksimal, memang seharusnya sudah mulai beradaptasi,” ujarnya.
Lebih lanjut Agus mengungkapkan, ada banyak sarana yang bisa dimanfaatkan UMKM untuk memasarkan produk di internet. "Sekarang sudah banyak platformnya, orang bahkan bisa menjual apa saja di media sosial. Kuncinya, punya motivasi untuk terus mencoba," katanya.
Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan pelaku UMKM untuk memaksimalkan penggunaan teknologi di era resesi ekonomi.
Memaksimalkan Penjualan dari Ecommerce
Pada saat di mana pembatasan sosial belum diketahui sampai kapan berakhirnya, menjual produk secara online menjadi alternatif yang diperlukan. Pelaku usaha yang sebelumnya masih fokus pada pasar offline, harus mulai belajar untuk menjual produk secara online. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, penjualan online di Indonesia naik hingga 480% pada April 2020 ini.
(Baca Juga: UKM Outlook 2021 )
Data tersebut mengindikasikan permintaan pembelian produk di ranah digital yang semakin meningkat. Platform ecommerce menjadi pilihan yang cocok bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produknya, terutama untuk mereka yang belum memiliki modal besar membuat toko online sendiri.
Manfaatkan Media Sosial
Keberadaan media sosial sangat membantu UMKM dalam memasarkan produk dan meraih penjualan. Selain hard selling, media sosial juga dapat dimaksimalkan lagi untuk membangun kedekatan dan loyalitas konsumen terhadap brand atau produk.
Gunakan foto produk terbaik dan manfaatkan semua fitur media sosial yang ada. Selain itu, dapat ditingkatkan lagi misalnya dengan membuat iklan berbayar di Facebook atau Instagram. Cara ini terbukti efektif dalam meningkatkan penjualan asalkan ditargetkan secara benar.
Membangun Website Sendiri
Memiliki website sendiri menjadi investasi jangka panjang yang menarik bagi pemilik bisnis. Meskipun sudah ada platform e-commerce, punya website sendiri masih diperlukan untuk menguatkan branding maupun penjualan.
Pelaku usaha dapat menargetkan konsumen baru dari hasil pencarian pengguna di mesin pencari. Selain itu, website juga dapat memberikan kesan profesional bagi suatu unit bisnis.
Mengaktifkan Google My Business
Google My Business merupakan salah satu layanan Google yang menyediakan layanan direktori online gratis bagi pemilik usaha di seluruh dunia. Direktori usaha ini akan muncul di halaman pencarian Google saat pengguna internet mengetikkan kata kunci yang relevan dengan produk. Selain itu, direktori juga akan muncul dalam bentuk rekomendasi tempat di Google Maps.
Mengaktifkan Google My Business merupakan langkah awal yang penting bagi pebisnis yang ingin menggarap pasar digital. Ini karena, sebanyak 35% Google adalah “local search”, jenis pencarian yang dekat dengan pengguna seperti “cafe di jakarta selatan”, “tempat wisata jogja”, dan lain sebagainya.
Mulai Menggunakan Aplikasi Manajemen untuk Bisnis
Resesi ekonomi juga harus jadi momentum bagi pelaku usaha untuk meningkatkan level usahanya. Caranya adalah dengan mulai menerapkan manajemen bisnis yang baik. Selama ini, banyak pelaku usaha yang tidak melakukan pencatatan dan pengorganisasian aset bisnisnya secara benar. Padahal, ini sangat penting.
Bisnis yang sudah menerapkan manajemen secara rapi lebih mudah saat mengajukan pinjaman modal ke bank atau lembaga lainnya. Ini karena, mereka dapat melihat kualitas bisnisnya dari laporan usaha yang dimiliki oleh bisnis tersebut.
Ada banyak aplikasi manajemen bisnis online seperti Ngorder yang dapat membantu UMKM mengelola keuangan dan aset usahanya. Mulai dari mencatat transaksi, memantau stok barang, mengatur reseller dan dropship sampai menganalisa penjualan dan bisnis. Intinya, pelaku UMKM harus terbuka dengan teknologi agar bisa bertahan di tengah resesi.
Penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat pelaku usaha yang selama ini mengandalkan kegiatan offline mengalami penurunan omzet. Beberapa di antaranya bahkan terpaksa menurunkan produksi atau mengurangi jumlah karyawan.
(Baca Juga: Lapak Offline Berdarah-darah, UMKM Kudu Bisa Jualan Online )
Menurut Agus E. Setiyono, CEO dari Ngorder keadaan ini seharusnya menjadi momentum bagi para pelaku UMKM untuk adaptif terhadap teknologi . “Pengusaha UMKM yang sebelumnya masih belum memanfaatkan teknologi secara maksimal, memang seharusnya sudah mulai beradaptasi,” ujarnya.
Lebih lanjut Agus mengungkapkan, ada banyak sarana yang bisa dimanfaatkan UMKM untuk memasarkan produk di internet. "Sekarang sudah banyak platformnya, orang bahkan bisa menjual apa saja di media sosial. Kuncinya, punya motivasi untuk terus mencoba," katanya.
Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan pelaku UMKM untuk memaksimalkan penggunaan teknologi di era resesi ekonomi.
Memaksimalkan Penjualan dari Ecommerce
Pada saat di mana pembatasan sosial belum diketahui sampai kapan berakhirnya, menjual produk secara online menjadi alternatif yang diperlukan. Pelaku usaha yang sebelumnya masih fokus pada pasar offline, harus mulai belajar untuk menjual produk secara online. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, penjualan online di Indonesia naik hingga 480% pada April 2020 ini.
(Baca Juga: UKM Outlook 2021 )
Data tersebut mengindikasikan permintaan pembelian produk di ranah digital yang semakin meningkat. Platform ecommerce menjadi pilihan yang cocok bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produknya, terutama untuk mereka yang belum memiliki modal besar membuat toko online sendiri.
Manfaatkan Media Sosial
Keberadaan media sosial sangat membantu UMKM dalam memasarkan produk dan meraih penjualan. Selain hard selling, media sosial juga dapat dimaksimalkan lagi untuk membangun kedekatan dan loyalitas konsumen terhadap brand atau produk.
Gunakan foto produk terbaik dan manfaatkan semua fitur media sosial yang ada. Selain itu, dapat ditingkatkan lagi misalnya dengan membuat iklan berbayar di Facebook atau Instagram. Cara ini terbukti efektif dalam meningkatkan penjualan asalkan ditargetkan secara benar.
Membangun Website Sendiri
Memiliki website sendiri menjadi investasi jangka panjang yang menarik bagi pemilik bisnis. Meskipun sudah ada platform e-commerce, punya website sendiri masih diperlukan untuk menguatkan branding maupun penjualan.
Pelaku usaha dapat menargetkan konsumen baru dari hasil pencarian pengguna di mesin pencari. Selain itu, website juga dapat memberikan kesan profesional bagi suatu unit bisnis.
Mengaktifkan Google My Business
Google My Business merupakan salah satu layanan Google yang menyediakan layanan direktori online gratis bagi pemilik usaha di seluruh dunia. Direktori usaha ini akan muncul di halaman pencarian Google saat pengguna internet mengetikkan kata kunci yang relevan dengan produk. Selain itu, direktori juga akan muncul dalam bentuk rekomendasi tempat di Google Maps.
Mengaktifkan Google My Business merupakan langkah awal yang penting bagi pebisnis yang ingin menggarap pasar digital. Ini karena, sebanyak 35% Google adalah “local search”, jenis pencarian yang dekat dengan pengguna seperti “cafe di jakarta selatan”, “tempat wisata jogja”, dan lain sebagainya.
Mulai Menggunakan Aplikasi Manajemen untuk Bisnis
Resesi ekonomi juga harus jadi momentum bagi pelaku usaha untuk meningkatkan level usahanya. Caranya adalah dengan mulai menerapkan manajemen bisnis yang baik. Selama ini, banyak pelaku usaha yang tidak melakukan pencatatan dan pengorganisasian aset bisnisnya secara benar. Padahal, ini sangat penting.
Bisnis yang sudah menerapkan manajemen secara rapi lebih mudah saat mengajukan pinjaman modal ke bank atau lembaga lainnya. Ini karena, mereka dapat melihat kualitas bisnisnya dari laporan usaha yang dimiliki oleh bisnis tersebut.
Ada banyak aplikasi manajemen bisnis online seperti Ngorder yang dapat membantu UMKM mengelola keuangan dan aset usahanya. Mulai dari mencatat transaksi, memantau stok barang, mengatur reseller dan dropship sampai menganalisa penjualan dan bisnis. Intinya, pelaku UMKM harus terbuka dengan teknologi agar bisa bertahan di tengah resesi.
(akr)