Dongkrak Investasi Ciptakan Lapangan Kerja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Undang-undang Cipta Kerja ( UU Ciptaker ) ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Melalui UU tersebut pemerintah mendorong investasi dari dalam dan luar negeri.
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan dengan iklim investasi yang meningkat, lapangan pekerjaan baru akan tercipta.
“Produktivitas nasional itu bisa diperbaiki kalau lapangan kerja dari kelompok masyarakat ini bisa tertampung,” kata Hary saat menghadiri Manager Forum MNC Group ke-51 yang digelar secara virtual di Jakarta, Jumat (23/10/2020) lalu. (Baca: Inilah Penyebab Hati Tidak Merasakan Manisnya Iman)
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menjelaskan Undang-undang Cipta Kerja atau biasa disebut Omnibus Lawa bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia. “Kita sedang mendorong investasi dari dalam dan luar negeri,” ungkapnya.
Dia mengatakan, dari dalam negeri pemerintah mendorong para pengusaha mikro menjadi usaha kecil. Begitu pula usaha kecil, didorong menjadi menengah dengan kemudahan perizinan.
“Salah satu upaya kita untuk menciptakan investasi dari dalam negeri dengan mempermudah teman-teman ini kalau mendirikan PT, mendirikan koperasi. Harapan kita akan banyak menyerap tenaga kerja,” jelasnya.
Begitu pula kemudahan perizinan bagi investasi dari luar negeri. Selama ini, menurutnya banyak investasi yang mau datang ke Indonesia namun terhambat rumitnya aturan birokrasi. “Nyatanya kan pakai dalil kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah,” akunya.
Pemerintah, kata Ida, memangkas birokrasi yang panjang tersebut, sehingga kemudian investasi itu menjadi kompetitif dengan negara lain. “Semakin banyak investasi yang masuk, semakin banyak industri yang terbangun. Semakin banyak industri, maka semakin banyak lowongan pekerjaan dapat diisi oleh para pencari kerja,” tuturnya.
Dengan UU Ciptaker tersebut, pemerintah dapat mengurangi angka pengangguran. Apalagi di masa pandemi ini jumlah pengangguran terus bertambah. (Baca juga: Kemenag Bekali Guru RA Keterampilan Psikososial di Masa Pandemi)
Di sisi lain, pemerintah juga mendorong peningkatan kompetensi pekerja. “Begitu banyak investasi masuk, kita sudah menyiapkan kompetensinya tenaga kerja kita. Pemerintah melalui program kartu pra kerja kan ini juga secara simultan,” kata Ida.
Setiap tahunnya, pemerintah menargetkan bisa memberikan pelatihan vokasi dua juta orang, sehingga dalam lima tahun bisa mencapai 10 juta orang. “Perkembangan teknologi memaksa orang untuk memiliki kompetensi baru,” ucapnya.
Kunci kesejahteraan, lanjutnya, sangat tergantung dari tingkat kompetensi pekerja. Semakin baik kompetensinya maka kesejahteraan akan mengikuti.
Saat ini, lanjut Ida, upah minimum selalu naik namun tidak berbanding lurus dengan produktivitas, sehingga tingkat produktivitas Indonesia di bawah rata-rata ASEAN.
Disisi lain, Hary Tanoe menegaskan pihaknya serius dalam mengembangkan bisnis digital. Bahkan, tak hanya di bidang media saja, semua lini bisnis MNC Group mulai diarahkan menuju digital.
Dalam waktu dekat, akan ada dua model bisnis digital yang diperkenalkan. Pertama adalah Motion yang merupakan produk mobile banking dari MNC Bank. (Baca juga: Ratusan Ribu Bayi Meninggal Akibat Polusi Udara)
“Saya memperkenalkan ada dua bisnis case yang akan disampaikan, yang pertama Motion. Motion ini adalah mobile banking dari MNC Bank bermigrasi ke digital banking. Nah, ke depan itu arahnya ke digital,” ujarnya dia.
Menurut Hary Tanoe, digital sangat diperlukan agar MNC Bank bisa bersaing dengan beberapa perbankan besar lainnya. Dengan demikian, MNC Bank juga bisa menjangkau lebih luas lagi ke semua daerah tanpa perlu membuka cabang.
Pasalnya, kata dia, tidak mungkin bank bisa berkompetisi kalau posisinya menjadi bank konvensional. Apalagi MNC Bank dengan jangkauannya yang terbatas. Maka, digitalisasi menjadi solusinya.
“Digital itu bisa menjangkau ke semua lapisan, ke semua daerah tanpa kita harus buka cabang. Dan kita tahu bahwa arahnya adalah cashless. Oleh karena itulah dalam waktu singkat pada tahun ini betul-betul di-push Motion itu dilahirkan supaya kita bisa cepat berkembang di digital banking,” jelasnya.
Dia menambahkan, produk digital ini juga memiliki potensi untuk besar karena para pesaing juga baru memulai. Sehingga menurutnya, secara kompetisi bisa lebih memungkinkan untuk tumbuh besar. (Baca juga: Rawan Korupsi, KPK Bakal Monitor Pilkada di Daerah ini)
“Dan kalau kita perhatikan digital banking itu level playing field-nya itu bisa dikatakan hampir sama dengan yang lain karena yang lain juga masih kecil. Jadi, secara kompetisi itu memungkinkan kita bisa tumbuh besar di banking di area digitalnya,” jelasnya.
Kemudian, produk digital yang kedua adalah loyality points dari aplikasi SPIN. Loyality Points rencananya akan mulai diluncurkan resmi pada November tahun ini.
“Dan ini akan menjadi hal yang sangat penting untuk menciptakan loyalitas dari pada rekanan atau subscriber atau user base dari pada grup unit-unitnya atau produknya,” jelasnya.
Menurut Hary Tanoe, produk ini sangat penting untuk menciptakan loyalitas kepada rekanan-rekananan, maupun subscribers atau costumer base dari MNC Group. Sebagai salah satu contohnya adalah ketika ada masyarakat yang mendaftar RCTI+ akan mendapaktan poin.
“Sebagai contoh, misalnya ya loyalty point ini dibangun. Misalnya nanti di RCTI+ kalau misalnya dia mendaftar akan dikasih poin. Karena kita pada akhirnya akan mengintegrasikan semua data base grup. Sekarang sudah dibentuk baru tandem dengan MNC center, tujuannya untuk mengintegrasikan semua data grup untuk marketing communication,” jelasnya.
Lebih lanjut Hary Tanoe menambahkan, dengan kedua produk tersebut membuktikan bahwa MNC Group fokus kepada bisnis digital. Tak hanya perbankan, beberapa lini bisnis lainya juga diarahkan untuk mulai serius ke arah digital. (Baca juga: Tips Menyelesaikan Kredit Bermasalah)
“Jadi saya mengatakan begini betapa seriusnya grup ini membangun digital, baik yang berkaitan dengan media dari kelompok FTA (free-to-air) dan konten, tv broadband dan OTT, maupun financial service nanti ke arah situ,” tutupnya.
Pertumbuhan Ekonomi Didorong Pascapandemi
Chief Economist TanamDuit Ferry Latuhihin mengatakan dalam strategi membuka lapangan kerja pemerintah harus bekerja keras mengupayakan pertumbuhan ekonomi pasca pandemi Covid-19 sebesar 6% per tahun.
“Tujuan utamanya untuk menyerap tenaga kerja baru. Selain itu pemerintah juga harus menarik investasi langsung atau FDI sebanyak mungkin melalui berbagai deregulasi dan debirokratisasi,” kata Ferry saat dihubungi di Jakarta, kemarin.
Berikutnya fokus dalam pembangunan juga harus diprioritaskan kepada pemenuhan substitusi impor. Substitusi impor tersebut untuk menyelamatkan cadangan devisa dan memperbesar tabungan nasional supaya bisa investasi. Hal ini kerap dikeluhkan pemerintah yang menyebutkan untuk gantungan baju saja masih impor. (Lihat videonya: Skateboard Dapat Melatih Keberanian Anak-anak Sejak Dini)
“Tapi lebih dari itu, kementrian/lembaga harus dilarang membeli barang-barang impor yang tampaknya seperti disengaja untuk menghabiskan anggaran. Jumlahnya tidak kecil Rp200 triliun per tahun,” sebutnya. (Giri Hartomo/Hafid Fuad)
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan dengan iklim investasi yang meningkat, lapangan pekerjaan baru akan tercipta.
“Produktivitas nasional itu bisa diperbaiki kalau lapangan kerja dari kelompok masyarakat ini bisa tertampung,” kata Hary saat menghadiri Manager Forum MNC Group ke-51 yang digelar secara virtual di Jakarta, Jumat (23/10/2020) lalu. (Baca: Inilah Penyebab Hati Tidak Merasakan Manisnya Iman)
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menjelaskan Undang-undang Cipta Kerja atau biasa disebut Omnibus Lawa bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia. “Kita sedang mendorong investasi dari dalam dan luar negeri,” ungkapnya.
Dia mengatakan, dari dalam negeri pemerintah mendorong para pengusaha mikro menjadi usaha kecil. Begitu pula usaha kecil, didorong menjadi menengah dengan kemudahan perizinan.
“Salah satu upaya kita untuk menciptakan investasi dari dalam negeri dengan mempermudah teman-teman ini kalau mendirikan PT, mendirikan koperasi. Harapan kita akan banyak menyerap tenaga kerja,” jelasnya.
Begitu pula kemudahan perizinan bagi investasi dari luar negeri. Selama ini, menurutnya banyak investasi yang mau datang ke Indonesia namun terhambat rumitnya aturan birokrasi. “Nyatanya kan pakai dalil kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah,” akunya.
Pemerintah, kata Ida, memangkas birokrasi yang panjang tersebut, sehingga kemudian investasi itu menjadi kompetitif dengan negara lain. “Semakin banyak investasi yang masuk, semakin banyak industri yang terbangun. Semakin banyak industri, maka semakin banyak lowongan pekerjaan dapat diisi oleh para pencari kerja,” tuturnya.
Dengan UU Ciptaker tersebut, pemerintah dapat mengurangi angka pengangguran. Apalagi di masa pandemi ini jumlah pengangguran terus bertambah. (Baca juga: Kemenag Bekali Guru RA Keterampilan Psikososial di Masa Pandemi)
Di sisi lain, pemerintah juga mendorong peningkatan kompetensi pekerja. “Begitu banyak investasi masuk, kita sudah menyiapkan kompetensinya tenaga kerja kita. Pemerintah melalui program kartu pra kerja kan ini juga secara simultan,” kata Ida.
Setiap tahunnya, pemerintah menargetkan bisa memberikan pelatihan vokasi dua juta orang, sehingga dalam lima tahun bisa mencapai 10 juta orang. “Perkembangan teknologi memaksa orang untuk memiliki kompetensi baru,” ucapnya.
Kunci kesejahteraan, lanjutnya, sangat tergantung dari tingkat kompetensi pekerja. Semakin baik kompetensinya maka kesejahteraan akan mengikuti.
Saat ini, lanjut Ida, upah minimum selalu naik namun tidak berbanding lurus dengan produktivitas, sehingga tingkat produktivitas Indonesia di bawah rata-rata ASEAN.
Disisi lain, Hary Tanoe menegaskan pihaknya serius dalam mengembangkan bisnis digital. Bahkan, tak hanya di bidang media saja, semua lini bisnis MNC Group mulai diarahkan menuju digital.
Dalam waktu dekat, akan ada dua model bisnis digital yang diperkenalkan. Pertama adalah Motion yang merupakan produk mobile banking dari MNC Bank. (Baca juga: Ratusan Ribu Bayi Meninggal Akibat Polusi Udara)
“Saya memperkenalkan ada dua bisnis case yang akan disampaikan, yang pertama Motion. Motion ini adalah mobile banking dari MNC Bank bermigrasi ke digital banking. Nah, ke depan itu arahnya ke digital,” ujarnya dia.
Menurut Hary Tanoe, digital sangat diperlukan agar MNC Bank bisa bersaing dengan beberapa perbankan besar lainnya. Dengan demikian, MNC Bank juga bisa menjangkau lebih luas lagi ke semua daerah tanpa perlu membuka cabang.
Pasalnya, kata dia, tidak mungkin bank bisa berkompetisi kalau posisinya menjadi bank konvensional. Apalagi MNC Bank dengan jangkauannya yang terbatas. Maka, digitalisasi menjadi solusinya.
“Digital itu bisa menjangkau ke semua lapisan, ke semua daerah tanpa kita harus buka cabang. Dan kita tahu bahwa arahnya adalah cashless. Oleh karena itulah dalam waktu singkat pada tahun ini betul-betul di-push Motion itu dilahirkan supaya kita bisa cepat berkembang di digital banking,” jelasnya.
Dia menambahkan, produk digital ini juga memiliki potensi untuk besar karena para pesaing juga baru memulai. Sehingga menurutnya, secara kompetisi bisa lebih memungkinkan untuk tumbuh besar. (Baca juga: Rawan Korupsi, KPK Bakal Monitor Pilkada di Daerah ini)
“Dan kalau kita perhatikan digital banking itu level playing field-nya itu bisa dikatakan hampir sama dengan yang lain karena yang lain juga masih kecil. Jadi, secara kompetisi itu memungkinkan kita bisa tumbuh besar di banking di area digitalnya,” jelasnya.
Kemudian, produk digital yang kedua adalah loyality points dari aplikasi SPIN. Loyality Points rencananya akan mulai diluncurkan resmi pada November tahun ini.
“Dan ini akan menjadi hal yang sangat penting untuk menciptakan loyalitas dari pada rekanan atau subscriber atau user base dari pada grup unit-unitnya atau produknya,” jelasnya.
Menurut Hary Tanoe, produk ini sangat penting untuk menciptakan loyalitas kepada rekanan-rekananan, maupun subscribers atau costumer base dari MNC Group. Sebagai salah satu contohnya adalah ketika ada masyarakat yang mendaftar RCTI+ akan mendapaktan poin.
“Sebagai contoh, misalnya ya loyalty point ini dibangun. Misalnya nanti di RCTI+ kalau misalnya dia mendaftar akan dikasih poin. Karena kita pada akhirnya akan mengintegrasikan semua data base grup. Sekarang sudah dibentuk baru tandem dengan MNC center, tujuannya untuk mengintegrasikan semua data grup untuk marketing communication,” jelasnya.
Lebih lanjut Hary Tanoe menambahkan, dengan kedua produk tersebut membuktikan bahwa MNC Group fokus kepada bisnis digital. Tak hanya perbankan, beberapa lini bisnis lainya juga diarahkan untuk mulai serius ke arah digital. (Baca juga: Tips Menyelesaikan Kredit Bermasalah)
“Jadi saya mengatakan begini betapa seriusnya grup ini membangun digital, baik yang berkaitan dengan media dari kelompok FTA (free-to-air) dan konten, tv broadband dan OTT, maupun financial service nanti ke arah situ,” tutupnya.
Pertumbuhan Ekonomi Didorong Pascapandemi
Chief Economist TanamDuit Ferry Latuhihin mengatakan dalam strategi membuka lapangan kerja pemerintah harus bekerja keras mengupayakan pertumbuhan ekonomi pasca pandemi Covid-19 sebesar 6% per tahun.
“Tujuan utamanya untuk menyerap tenaga kerja baru. Selain itu pemerintah juga harus menarik investasi langsung atau FDI sebanyak mungkin melalui berbagai deregulasi dan debirokratisasi,” kata Ferry saat dihubungi di Jakarta, kemarin.
Berikutnya fokus dalam pembangunan juga harus diprioritaskan kepada pemenuhan substitusi impor. Substitusi impor tersebut untuk menyelamatkan cadangan devisa dan memperbesar tabungan nasional supaya bisa investasi. Hal ini kerap dikeluhkan pemerintah yang menyebutkan untuk gantungan baju saja masih impor. (Lihat videonya: Skateboard Dapat Melatih Keberanian Anak-anak Sejak Dini)
“Tapi lebih dari itu, kementrian/lembaga harus dilarang membeli barang-barang impor yang tampaknya seperti disengaja untuk menghabiskan anggaran. Jumlahnya tidak kecil Rp200 triliun per tahun,” sebutnya. (Giri Hartomo/Hafid Fuad)
(ysw)