Libur Panjang di Depan Mata, Lembaga Navigasi Udara Siap Siaga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia menyiapkan langkah taktis mengatasi lonjakan pergerakan trafik pesawat pada periode libur panjang per 28 Oktober hingga 1 November 2020.
Direktur Utama AirNav Indonesia M Pramintohadi Sukarno mengatakan, antisipasi yang dilakukan dengan menyiagakan prosedur, peralatan dan personel navigasi penerbangan di seluruh nusantara.
(Baca Juga: Libur Panjang, Diperkirakan Penumpang Pesawat Melonjak hingga 110 Ribu Orang)
"Jadi semua kita siapkan, berdasarkan data yang dihimpun AirNav Indonesia menunjukkan bahwa terdapat tren peningkatan kembali pergerakan pesawat udara sejak bulan Juni 2020, meski belum sepenuhnya pulih seperti kondisi sebelum pandemi Covid-19," ungkapnya di Jakarta, Senin (26/10/2020).
Dia menjelaskan, dari sisi prosedur dan peralatan navigasi penerbangan, perawatan dan peningkatan layanan terus dilakukan oleh AirNav Indonesia. AirNav Indonesia memanfaatkan periode low traffic ini mengimplementasikan prosedur user preferred route (UPR) yang dapat meningkatkan efisiensi penerbangan lintas udara (overfly).
"UPR merupakan salah satu metode manajemen ruang udara dengan konsep free-route airspace yang menghasilkan rute alternatif. Rute ini memberikan keleluasaan bagi maskapai untuk menentukan rutenya sendiri yang paling efisien dengan mempertimbangkan arah dan kecepatan angin, potensi turbulensi, suhu udara, serta jenis dan kinerja pesawat udara," ujar Pramintohadi.
UPR memangkas jarak tempuh penerbangan lintas internasional yang melewati ruang udara Indonesia. Pemangkasan jarak tempuh ini diikuti dengan optimalisasi performa pesawat udara menjadi seefisien mungkin sehingga menurunkan konsumsi dan emisi bahan bakar pesawat udara. UPR dapat digunakan oleh penerbangan lintas udara yang terbang pada ketinggian 35.000-60.000 kaki di atas permukaan air laut.
Sedangkan untuk peralatan navigasi penerbangan, Pramintohadi menjelaskan bahwa prosedur perawatan berkala dan penerapan remote maintenance untuk peralatan communication, navigation, surveillance dan automation (CNS-A) yang dimiliki AirNav Indonesia, terus dilakukan sesuai dengan standar keselamatan baik yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan maupun International Civil Aviation Organization (ICAO).
(Baca Juga: Libur Panjang, Bandara Berbenah Antisipasi Lonjakan Penumpang)
"Personel layanan navigasi penerbangan AirNav Indonesia yang bertugas di 285 cabang di seluruh Indonesia, terus kami jaga performanya, salah satunya dengan berlatih menggunakan simulator. Kompetensi dan performa personel kami, menjadi kunci utama dalam memberikan layanan navigasi penerbangan yang selamat dan efisien," terang Pramintohadi.
Pada periode libur panjang Oktober ini, Pramintohadi menginstruksikan kepada pada General Manager Cabang AirNav Indonesia untuk terus memantau layanan navigasi penerbangan dan tidak meninggalkan lokasi kerjanya.
"Kami menginstruksikan seluruh general manager untuk memonitor seluruh hal yang berkaitan dengan pemberian pelayanan navigasi penerbangan dan menyiapkan langkah-langkah penanganannya serta berkoordinasi dengan stakeholder secara intens," paparnya.
Direktur Utama AirNav Indonesia M Pramintohadi Sukarno mengatakan, antisipasi yang dilakukan dengan menyiagakan prosedur, peralatan dan personel navigasi penerbangan di seluruh nusantara.
(Baca Juga: Libur Panjang, Diperkirakan Penumpang Pesawat Melonjak hingga 110 Ribu Orang)
"Jadi semua kita siapkan, berdasarkan data yang dihimpun AirNav Indonesia menunjukkan bahwa terdapat tren peningkatan kembali pergerakan pesawat udara sejak bulan Juni 2020, meski belum sepenuhnya pulih seperti kondisi sebelum pandemi Covid-19," ungkapnya di Jakarta, Senin (26/10/2020).
Dia menjelaskan, dari sisi prosedur dan peralatan navigasi penerbangan, perawatan dan peningkatan layanan terus dilakukan oleh AirNav Indonesia. AirNav Indonesia memanfaatkan periode low traffic ini mengimplementasikan prosedur user preferred route (UPR) yang dapat meningkatkan efisiensi penerbangan lintas udara (overfly).
"UPR merupakan salah satu metode manajemen ruang udara dengan konsep free-route airspace yang menghasilkan rute alternatif. Rute ini memberikan keleluasaan bagi maskapai untuk menentukan rutenya sendiri yang paling efisien dengan mempertimbangkan arah dan kecepatan angin, potensi turbulensi, suhu udara, serta jenis dan kinerja pesawat udara," ujar Pramintohadi.
UPR memangkas jarak tempuh penerbangan lintas internasional yang melewati ruang udara Indonesia. Pemangkasan jarak tempuh ini diikuti dengan optimalisasi performa pesawat udara menjadi seefisien mungkin sehingga menurunkan konsumsi dan emisi bahan bakar pesawat udara. UPR dapat digunakan oleh penerbangan lintas udara yang terbang pada ketinggian 35.000-60.000 kaki di atas permukaan air laut.
Sedangkan untuk peralatan navigasi penerbangan, Pramintohadi menjelaskan bahwa prosedur perawatan berkala dan penerapan remote maintenance untuk peralatan communication, navigation, surveillance dan automation (CNS-A) yang dimiliki AirNav Indonesia, terus dilakukan sesuai dengan standar keselamatan baik yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan maupun International Civil Aviation Organization (ICAO).
(Baca Juga: Libur Panjang, Bandara Berbenah Antisipasi Lonjakan Penumpang)
"Personel layanan navigasi penerbangan AirNav Indonesia yang bertugas di 285 cabang di seluruh Indonesia, terus kami jaga performanya, salah satunya dengan berlatih menggunakan simulator. Kompetensi dan performa personel kami, menjadi kunci utama dalam memberikan layanan navigasi penerbangan yang selamat dan efisien," terang Pramintohadi.
Pada periode libur panjang Oktober ini, Pramintohadi menginstruksikan kepada pada General Manager Cabang AirNav Indonesia untuk terus memantau layanan navigasi penerbangan dan tidak meninggalkan lokasi kerjanya.
"Kami menginstruksikan seluruh general manager untuk memonitor seluruh hal yang berkaitan dengan pemberian pelayanan navigasi penerbangan dan menyiapkan langkah-langkah penanganannya serta berkoordinasi dengan stakeholder secara intens," paparnya.
(fai)