Jelang Akhir Oktober, Terungkap Fakta Menarik IHSG!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Secara historis dalam lima tahun terakhir, pergerakan IHSG di bulan Oktober bergerak menguat dan berada di zona hijau , dengan rata-rata kenaikan IHSG sebesar 1,37% meskipun di tahun 2018 terdapat koreksi di bulan Oktober. Apabila dicermati secara year-to-date (YTD) performa IHSG turun sebesar -18,34% dengan trading value terhitung hingga tanggal 23 Oktober 2020 sebesar Rp1.273 triliun. Namun demikian, secara month-on-month (MoM), IHSG naik 4,84%.
Menurut Senior Analyst MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, ada beberapa katalis yang membuat IHSG sumringah di bulan Oktober, antara lain: pembukaan PSBB di Jakarta, disahkannya UU Omnibus law Cipta Kerja, dan terkereknya harga-harga komoditas dunia yang secara langsung juga ikut mengerek harga saham-saham komoditas di IHSG. (Baca juga; Nih Pilihan Investasi yang Tepat Bagi Kantong Mahasiswa )
“Menjelang akhir bulan Oktober 2020, kami mencermati adanya foreign net sell sebesar Rp10,42 triliun, dimana dari data yang kami peroleh selama bulan Oktober 2020, lima emiten yang masih menarik dan dibeli oleh asing yakni ASII, BMRI, INTP, BTPS, dan BBCA. Sedangkan lima emiten yang banyak dilepas oleh asing selama Oktober 2020 yakni TLKM, BBRI, UNTR, ICBP, dan ADRO,” jelas Didit. (Baca juga; MNC Guna Usaha-Bank Kalsel Perkuat Modal Kerja, Sektor Pembiayaan Makin Prospektif )
Lebih lanjut, dia memperkirakan hingga akhir Oktober 2020 ini, IHSG masih dapat menguat terbatas dengan rentang pergerakan di 5.095-5.182. Namun demikian, para pelaku pasar dapat mencermati dan lebih waspada di awal November, karena adanya pemilihan Presiden AS, rilisnya laporan keuangan dari emiten-emiten yang diperkirakan kinerjanya masih menurun meskipun kinerjanya lebih baik dibandingkan kinerja di Q2. Selain itu, pelaku pasar juga menantikan rilis data GDP Indonesia Q3 dimana secara konsensus GDP Indonesia masih minus namun kecenderungannya akan lebih baik dibandingkan Q2.
Informasi selengkapnya mengenai analisa IHSG dan saham pilihan dari tim Riset MNC Sekuritas dapat diakses di aplikasi MNC Trade New pada menu MNC Research. Tak hanya itu, ulasan sektoral dan emiten pun tersedia secara lengkap dan di-update secara berkala. Yuk download sekarang melalui: bit.ly/mnctradeall.
Menurut Senior Analyst MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, ada beberapa katalis yang membuat IHSG sumringah di bulan Oktober, antara lain: pembukaan PSBB di Jakarta, disahkannya UU Omnibus law Cipta Kerja, dan terkereknya harga-harga komoditas dunia yang secara langsung juga ikut mengerek harga saham-saham komoditas di IHSG. (Baca juga; Nih Pilihan Investasi yang Tepat Bagi Kantong Mahasiswa )
“Menjelang akhir bulan Oktober 2020, kami mencermati adanya foreign net sell sebesar Rp10,42 triliun, dimana dari data yang kami peroleh selama bulan Oktober 2020, lima emiten yang masih menarik dan dibeli oleh asing yakni ASII, BMRI, INTP, BTPS, dan BBCA. Sedangkan lima emiten yang banyak dilepas oleh asing selama Oktober 2020 yakni TLKM, BBRI, UNTR, ICBP, dan ADRO,” jelas Didit. (Baca juga; MNC Guna Usaha-Bank Kalsel Perkuat Modal Kerja, Sektor Pembiayaan Makin Prospektif )
Lebih lanjut, dia memperkirakan hingga akhir Oktober 2020 ini, IHSG masih dapat menguat terbatas dengan rentang pergerakan di 5.095-5.182. Namun demikian, para pelaku pasar dapat mencermati dan lebih waspada di awal November, karena adanya pemilihan Presiden AS, rilisnya laporan keuangan dari emiten-emiten yang diperkirakan kinerjanya masih menurun meskipun kinerjanya lebih baik dibandingkan kinerja di Q2. Selain itu, pelaku pasar juga menantikan rilis data GDP Indonesia Q3 dimana secara konsensus GDP Indonesia masih minus namun kecenderungannya akan lebih baik dibandingkan Q2.
Informasi selengkapnya mengenai analisa IHSG dan saham pilihan dari tim Riset MNC Sekuritas dapat diakses di aplikasi MNC Trade New pada menu MNC Research. Tak hanya itu, ulasan sektoral dan emiten pun tersedia secara lengkap dan di-update secara berkala. Yuk download sekarang melalui: bit.ly/mnctradeall.
(poe)