Hasil Survei Membuktikan Transaksi Perbankan di Kantor Cabang Makin Menurun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hasil riset yang dilakukan Inventure pada Agustus-September terhadap 1.121 responden yang tersebar di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa hanya 6,2% responden yang menjawab lebih sering melakukan transaksi perbankan di kantor cabang. Sementara hasil yang berkebalikan, yaitu transaksi melalui mobile atau internet banking lebih sering dilakukan oleh 43,6% responden.
"Tren pembayaran transaksi perbankan semakin digital . Sebanyak 58,3% konsumen lebih jarang transaksi ke kantor cabang," ujar Managing Partner Inventure Yuswohady dalam webinar Indonesia Industry Outlook (IIO) 2021, Selasa (27/10/2020).
(Baca Juga: OJK: Masyarakat Makin Gandrung pada Layanan Digital Banking )
Menurut Yuswohady, masyarakat mulai adaptif melakukan transaksi keuangan dengan bantuan digital. Sebanyak 43,5% responden mulai jarang bertransaksi ke ATM. Sementara 43,6% responden semakin sering menggunakan internet/mobile banking.
"Meskipun responden yang menjawab transaksi dengan e-wallet lebih sedikit, namun jika industri perbankan tidak segera menerapkan open-banking terlebih di era revolusi digital ini tentu akan kalah dengan fintech," jelasnya.
Sementara pertumbuhan digital payment di masa pasca pandemi akan terus mengalami peningkatan. Hasil riset yang dilakukan Inventure menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 mendorong pembayaran secara cashless, cardless dan contactless menjadi prioritas konsumen saat bertransaksi.
(Baca Juga: Bos Bank Sentral Minta Perbankan Adopsi Open Banking )
Dari 629 responden, sebanyak 63,5% mengatakan setuju, sedangkan sebesar 36,5% mengatakan tidak setuju. Sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa digital payment akan menjadi cara baru saat bertransaksi di era post Covid-19.
"Di tahun 2021, adopsi konsumen terhadap digital payment akan mengalami fase kritikal dimana cara transaksi baru ini bakal menjadi mainstream di area urban," kata Yuswohady.
"Tren pembayaran transaksi perbankan semakin digital . Sebanyak 58,3% konsumen lebih jarang transaksi ke kantor cabang," ujar Managing Partner Inventure Yuswohady dalam webinar Indonesia Industry Outlook (IIO) 2021, Selasa (27/10/2020).
(Baca Juga: OJK: Masyarakat Makin Gandrung pada Layanan Digital Banking )
Menurut Yuswohady, masyarakat mulai adaptif melakukan transaksi keuangan dengan bantuan digital. Sebanyak 43,5% responden mulai jarang bertransaksi ke ATM. Sementara 43,6% responden semakin sering menggunakan internet/mobile banking.
"Meskipun responden yang menjawab transaksi dengan e-wallet lebih sedikit, namun jika industri perbankan tidak segera menerapkan open-banking terlebih di era revolusi digital ini tentu akan kalah dengan fintech," jelasnya.
Sementara pertumbuhan digital payment di masa pasca pandemi akan terus mengalami peningkatan. Hasil riset yang dilakukan Inventure menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 mendorong pembayaran secara cashless, cardless dan contactless menjadi prioritas konsumen saat bertransaksi.
(Baca Juga: Bos Bank Sentral Minta Perbankan Adopsi Open Banking )
Dari 629 responden, sebanyak 63,5% mengatakan setuju, sedangkan sebesar 36,5% mengatakan tidak setuju. Sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa digital payment akan menjadi cara baru saat bertransaksi di era post Covid-19.
"Di tahun 2021, adopsi konsumen terhadap digital payment akan mengalami fase kritikal dimana cara transaksi baru ini bakal menjadi mainstream di area urban," kata Yuswohady.
(akr)