Waskita Karya Catat Kontrak Baru Rp12,2 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) hingga kuartal III/2020 berhasil membukukan kontrak baru sebesar Rp12,2 triliun. Hingga akhir tahun perseroan optimistis dapat meraih kontrak baru sebesar Rp26,8 triliun.
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan sebagian besar jenis proyek dari kontrak baru berasal dari Infrastruktur konektivitas seperti jalan tol, pelabuhan, jalur kereta api, LRT dan bandara yang mencapai Rp6,4 triliun. Sedangkan sisanya berasal dari infrastruktur sumber daya air Rp2 triliun, EPC (industri) Rp2,8 triliun dan gedung Rp1 triliun. (Baca: Berdoa keburukan untuk Orang yang Menzalimi)
“Sedangkan untuk realisasi total nilai kontrak baru yang dikelola hingga September 2020 mencapai Rp50,6 triliun,” kata Destiawan dalam paparan publik perseroan di Jakarta, kemarin.
Sementara untuk segmentasi nilai kontrak baru berdasarkan pemilik proyek didominasi oleh pengembangan bisnis perseroan maupun anak usaha yang mencapai 63%, sisanya berasal dari pemerintah senilai 34%, BUMD dan BUMN 2%, terakhir swasta 1%. (Baca juga: DPR Dorong Pengembangan Pendidikan Indonesia Timur)
“Strategi pengembangan kedepan untuk proyek kontrak baru akan digarap proyek non investasi, sebelumnya proyek investasi melalui anak usaha, kedepan kita fokus di proyek konvensional,” jelasnya.
Direktur Operasi II Waskita Karya Bambang Rianto menjelaskan perseroan masih optimistis dapat mencatat kontrak baru hingga akhir tahun senilai Rp26-27 triliun. Pada kuartal IV/2020 akan ada beberapa proyek yang akan digarap oleh perseroan.
“Pada Oktober ini kami targetkan bisa mencapai nilai kontrak baru Rp2 triliun, kemudian di November ditargetkan Rp5 triliun dan sisanya di Desember,” papar Bambang. (Lihat videonya: Tolak Omnibus Law, Ribuan Buruh Kembali Turun ke Jalan)
Menurut dia, perseroan akan fokus menggarap proyek-proyek eksternal seperti dari pemerintah, BUMN, BUMD dan swasta. (Heru Febrianto)
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan sebagian besar jenis proyek dari kontrak baru berasal dari Infrastruktur konektivitas seperti jalan tol, pelabuhan, jalur kereta api, LRT dan bandara yang mencapai Rp6,4 triliun. Sedangkan sisanya berasal dari infrastruktur sumber daya air Rp2 triliun, EPC (industri) Rp2,8 triliun dan gedung Rp1 triliun. (Baca: Berdoa keburukan untuk Orang yang Menzalimi)
“Sedangkan untuk realisasi total nilai kontrak baru yang dikelola hingga September 2020 mencapai Rp50,6 triliun,” kata Destiawan dalam paparan publik perseroan di Jakarta, kemarin.
Sementara untuk segmentasi nilai kontrak baru berdasarkan pemilik proyek didominasi oleh pengembangan bisnis perseroan maupun anak usaha yang mencapai 63%, sisanya berasal dari pemerintah senilai 34%, BUMD dan BUMN 2%, terakhir swasta 1%. (Baca juga: DPR Dorong Pengembangan Pendidikan Indonesia Timur)
“Strategi pengembangan kedepan untuk proyek kontrak baru akan digarap proyek non investasi, sebelumnya proyek investasi melalui anak usaha, kedepan kita fokus di proyek konvensional,” jelasnya.
Direktur Operasi II Waskita Karya Bambang Rianto menjelaskan perseroan masih optimistis dapat mencatat kontrak baru hingga akhir tahun senilai Rp26-27 triliun. Pada kuartal IV/2020 akan ada beberapa proyek yang akan digarap oleh perseroan.
“Pada Oktober ini kami targetkan bisa mencapai nilai kontrak baru Rp2 triliun, kemudian di November ditargetkan Rp5 triliun dan sisanya di Desember,” papar Bambang. (Lihat videonya: Tolak Omnibus Law, Ribuan Buruh Kembali Turun ke Jalan)
Menurut dia, perseroan akan fokus menggarap proyek-proyek eksternal seperti dari pemerintah, BUMN, BUMD dan swasta. (Heru Febrianto)
(ysw)