Ada Trump dan Biden Dibalik Harga Emas yang Terus Merosot
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga Emas Antam dalam dua hari terakhir mengalami penurunan hingga anjlok di bawah Rp1 juta atau tepatnya di level Rp992.000 per gram. Diprediksi harga logam mulia akan terus mengalami pelemahan.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa melemahnya harga emas dipengaruhi oleh kontestasi politik di Amerika Serikat (AS). Seperti diketahui, Donald Trump dan Joe Biden akan bertarung memperebutkan kursi presiden AS.
( )
Menurut dia, jika pemilu di AS belum selesai maka harga emas tidak akan bergerak naik. "Kemungkinan harga emas akan bergerak ke USD1.830 per troy ons. Jika pemilu di AS belum selesai," katanya kepada MNC Portal news, Jumat (30/10/2020).
Dia juga menjelaskan bahwa harga emas juga terpengaruh atas stimulus lanjutan yang akan dikeluarkan oleh negeri Paman Sam tersebut. Pelaku pasar sangat menantikan stimulus tersebut, namun sayangnya hal itu tidak akan terealisasi jika pemilu belum usai.
( )
Selain itu, lanjut Ibrahim, harga emas juga tertekan akibat adanya lockdown di Eropa. Kondisi tersebut dipengaruhi akibat adanya gelombang kedua pandemi Covid-19 di benua biru tersebut.
Meski begitu, dia tetap memprediksi akan ada penguatan kembali dari harga emas, namun sifatnya hanya sementara. Emas tidak akan naik hingga melebihi Rp1.065.000 per gram. "Sampai akhir tahun harga emas masih akan terus bergejolak," tandasnya.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa melemahnya harga emas dipengaruhi oleh kontestasi politik di Amerika Serikat (AS). Seperti diketahui, Donald Trump dan Joe Biden akan bertarung memperebutkan kursi presiden AS.
( )
Menurut dia, jika pemilu di AS belum selesai maka harga emas tidak akan bergerak naik. "Kemungkinan harga emas akan bergerak ke USD1.830 per troy ons. Jika pemilu di AS belum selesai," katanya kepada MNC Portal news, Jumat (30/10/2020).
Dia juga menjelaskan bahwa harga emas juga terpengaruh atas stimulus lanjutan yang akan dikeluarkan oleh negeri Paman Sam tersebut. Pelaku pasar sangat menantikan stimulus tersebut, namun sayangnya hal itu tidak akan terealisasi jika pemilu belum usai.
( )
Selain itu, lanjut Ibrahim, harga emas juga tertekan akibat adanya lockdown di Eropa. Kondisi tersebut dipengaruhi akibat adanya gelombang kedua pandemi Covid-19 di benua biru tersebut.
Meski begitu, dia tetap memprediksi akan ada penguatan kembali dari harga emas, namun sifatnya hanya sementara. Emas tidak akan naik hingga melebihi Rp1.065.000 per gram. "Sampai akhir tahun harga emas masih akan terus bergejolak," tandasnya.
(ind)