Ada Impor, Pusbarindo Tegaskan Harga Bawang Putih Segera Turun

Rabu, 15 April 2020 - 22:29 WIB
loading...
Ada Impor, Pusbarindo Tegaskan Harga Bawang Putih Segera Turun
Ilustrasi bawang putih. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Harga bawang putih di pasar eceran di beberapa tempat, khususnya di luar Jawa, tercatat masih cukup tinggi. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga bawang putih di tingkat nasional pada hari ini, Rabu (15/4) berada pada angka Rp46.250 per kilogram.

Ketua Pusbarindo, Valentino menjelaskan selama ini mahalnya harga bawang putih di tingkat konsumen bukan karena harga dari importir yang masih tinggi. Namun, disebabkan mahalnya harga stok lama yang dibeli dari distributor besar, distributor menengah dan agen kecil (pengecer).

"Harga bawang putih mahal saat ini karena harga yang dibeli dari distributor beberapa Minggu lalu masih mahal. Namun kami pastikan fenomena ini tidak akan terjadi dalam waktu yang lama karena sudah ada guyuran impor," kata Valentino di Jakarta, Rabu (15/4/2020).

Valentino mengklaim harga di tingkat impor sudah diturunkan dari Rp29.000 menjadi Rp20.000 per kilogram. Sehingga diharapkan harganya bisa turun dalam beberapa hari ke depan.

"Insya Allah dalam waktu yang tidak terlalu lama, harga di tingkat eceran bisa kembali ke harga normal di bawah Rp30.000 per kilogram," tutur Valentino.

Sejatinya, lanjut Valentino, akar permasalahan dari kekacauan pasokan bawang putih selama ini sebenarnya sangat sederhana, yaitu bergantung pada kecepatan pemerintah dalam memberikan izin. Pengalamanan setiap awal tahun yang selalu terjadi kelangkaan bawang putih, sehingga menyebabkan kenaikan harga di atas normal.

Keterlambatan pemerintah dalam pemberian ijin memberikan efek domino yang cukup besar dalam pemulihan pasokan bawang putih yang timpang. Pasalnya Indonesia adalah negara yang terdiri dari ribuan pulau, dimana distribusi logistik antar pulau hanya bisa melalui transportasi laut yang memakan waktu cukup lama.

"Seharusnya dijadikan pengalaman dan dapat diantisipasi lebih awal oleh pemerintah. Apalagi Lebaran selalu maju dua minggu, yang artinya bulan suci Ramadhan pun akan maju dua minggu lebih awal dari tahun sebelumnya," terang Valentino.
(bon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0914 seconds (0.1#10.140)