Harap-harap Cemas Hasil Pemilu, Wall Street Minta Semua Pihak Menahan Diri

Rabu, 04 November 2020 - 16:11 WIB
loading...
Harap-harap Cemas Hasil...
Para eksekutif Wall Street dan industri keuangan meminta semua pihak berhati-hati karena belum ada kejelasan siapa pemenang Pemilu AS 2020 setelah tempat pemungutan suara ditutup. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Para eksekutif Wall Street dan industri keuangan meminta semua pihak berhati-hati karena belum ada kejelasan siapa pemenang Pemilu Amerika Serikat (AS) 2020 setelah tempat pemungutan suara ditutup. Kondisi ini menjadikan pasar dan bisnis pun masih menggantung dalam menentukan keputusan.

Posisi pasar sangat dilematis karena Presiden Donald Trump menjadikan para pengusaha dipenuhi ketidakpastian karena perdagangan internasional. Ekonomi AS pun tenggelam ditambah dengan tingkat pengangguran yang meningkat. (Baca juga:
Protes Klaim Kemenangan Trump, Unjuk Rasa Melanda Washington)

Tidak seperti biasanya, Wall Street bergerak ke arah Joe Biden , meskipun banyak para eksekutif tidak mendukung kebijakan Biden karena pajak yang tinggi dan perubahan regulasi. “Pemungutan suara ini adalah jiwa bangsa kita. Siapa kita sebenarnya. Siapa yang akan menginspirasi kita,” kata Mike Novogratz, CEO Galaxy Digital dan donor utama Demokrat, dilansir Reuters. “Kita seperti mengalami Deja vu. Kita tidak menyukainya. Ini masih awal,” katanya.
Harap-harap Cemas Hasil Pemilu, Wall Street Minta Semua Pihak Menahan Diri

Para manajer keuangan dan investor memperkirakan perlu waktu cukup lama untuk menanti hasil pemilu. Seperti Novogratz menanti pengumuman pemenang di rumahnya Bersama keluarganya. Kemudian, Max Gokhman, pemimpin alokasi asset di Pacific Life Fund Advisors, mengaku bekerja di rumah di California, ditemani kopi dan tidak tidur hingga pengumuman pemilu presiden diumumkan. (Baca juga: YouTube Hapus Video Hoaks Hasil Pilpres AS)

Anthony Scaramucci, eksekutif perusahaan investasi, mengaku masih memperkirakan Biden akan menang. “Kemenangan Biden akan bagus bagi saham,” katanya.

Mengantisipasi protes, banyak gedung dan toko di berbagai kota di AS ditutup. Namun, para eksekutif menyatakan sangat dini menyatakan adanya kerusuhan sipil. “Tidak ada masalah saat ini,” kata Billy Weber, CEO Checkpoint Capital.
(poe)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1791 seconds (0.1#10.140)