Komisaris BEI: IPO Perusahaan Teknologi Akan Terjadi Lebih Cepat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan rintisan (startup) unicorn di bidang teknologi dinilai akan segera meramaikan pasar modal Indonesia. Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir menerangkan, pertumbuhan yang pesat akan mempercepat perusahaan-perusahaan tersebut untuk segera melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di BEI.
“Kalau menurut saya lebih cepat dari yang kita perkirakan, karena perusahaan-perusahaan ini growth-nya benar-benar bagus,” ujar Pandu dalam 'Tanya Bursa bersama Investabook,'.
(Baca Juga: 46 Perusahaan Gabung Cari Duit di Pasar Modal, OJK: IPO Kita Tertinggi di Kawasan )
Pandu mengatakan, masuknya perusahaan teknologi ke bursa saham akan berdampak positif bagi perkembangan pasar modal Indonesia . Sebab terangnya, perusahaan rintisan tersebut telah menjadi bagian dari hidup masyarakat Indonesia seperti untuk sekadar memesan makanan dan belanja, yang semuanya sudah melalui online.
“Dan terbukti juga memang ada performance-nya juga, karena kita kan sudah menjadi perusahaan terbuka (SEA Group di NYSE, red) sudah tiga tahun di mana memang capital market tuh bisa lebih efisien untuk fund rising dan juga lebih dikenal untuk stakeholder dan ini bagus menurut saya,” tambahnya.
Presiden Komisaris SEA Group Indonesia ini juga menuturkan, saat ini merupakan kesempatan yang tepat bagi perusahaan rintisan untuk segera melakukan listing di bursa. Salah satu alasannya, perkembangan teknologi yang pesat selama pandemi Covid-19 yang mengubah pola hidup masyarakat merupakan peluang yang bagus untuk perusahaan-perusahaan itu.
“Mau gak mau dibilang karena Covid banyak perusahaan e-commerce, logistik e-commerce, fintech, mengalami pertumbuhan yang sangat cepat karena orang hidupnya sudah berubah,” ucapnya.
(Baca Juga: Kisah September Kelabu Bagi Pasar Modal dan UU Cipta Kerja Jadi Harapan )
Selain itu ujar Pandu, teknologi adalah aset kelas yang paling dicari oleh investor baik retail maupun institusi. Hal itu merupakan kesempatan emas karena perusahaan rintisan di bidang teknologi tersebut sedang memiliki demand yang tinggi.
“It’s actually positive karena dengan ini semua, anda sebagai perusahaan akan makin kuat dan untuk pengolahan dana pun Anda bisa berbagai macam variety,” lugasnya.
Seperti diketahui, BEI menetapkan akan mulai mencanangkan sistem electronic initial public offering (e-IPO) mulai Januari 2021 mendatang. Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI Fithri Hadi mengatakan, selain memberikan kemudahan terhadap calon emiten bursa, sistem e-IPO juga memberikan kemudahan bagi investor retail yang ingin berinvestasi di pasar perdana.
“Sistem e-IPO membuat investor retail bisa membeli di pasar perdana. Investor retail bisa membeli 15 persen di pasar perdana, supaya partisipasi retail lebih terakomodir. Bisa langsung beli di broker atau ke situs yang disediakan langsung oleh bursa,” terangnya.
Lihat Juga: MNC Sekuritas Cabang Semarang Gelar Outlook Bursa 2025 Trading For Living, Investing For Wealth
“Kalau menurut saya lebih cepat dari yang kita perkirakan, karena perusahaan-perusahaan ini growth-nya benar-benar bagus,” ujar Pandu dalam 'Tanya Bursa bersama Investabook,'.
(Baca Juga: 46 Perusahaan Gabung Cari Duit di Pasar Modal, OJK: IPO Kita Tertinggi di Kawasan )
Pandu mengatakan, masuknya perusahaan teknologi ke bursa saham akan berdampak positif bagi perkembangan pasar modal Indonesia . Sebab terangnya, perusahaan rintisan tersebut telah menjadi bagian dari hidup masyarakat Indonesia seperti untuk sekadar memesan makanan dan belanja, yang semuanya sudah melalui online.
“Dan terbukti juga memang ada performance-nya juga, karena kita kan sudah menjadi perusahaan terbuka (SEA Group di NYSE, red) sudah tiga tahun di mana memang capital market tuh bisa lebih efisien untuk fund rising dan juga lebih dikenal untuk stakeholder dan ini bagus menurut saya,” tambahnya.
Presiden Komisaris SEA Group Indonesia ini juga menuturkan, saat ini merupakan kesempatan yang tepat bagi perusahaan rintisan untuk segera melakukan listing di bursa. Salah satu alasannya, perkembangan teknologi yang pesat selama pandemi Covid-19 yang mengubah pola hidup masyarakat merupakan peluang yang bagus untuk perusahaan-perusahaan itu.
“Mau gak mau dibilang karena Covid banyak perusahaan e-commerce, logistik e-commerce, fintech, mengalami pertumbuhan yang sangat cepat karena orang hidupnya sudah berubah,” ucapnya.
(Baca Juga: Kisah September Kelabu Bagi Pasar Modal dan UU Cipta Kerja Jadi Harapan )
Selain itu ujar Pandu, teknologi adalah aset kelas yang paling dicari oleh investor baik retail maupun institusi. Hal itu merupakan kesempatan emas karena perusahaan rintisan di bidang teknologi tersebut sedang memiliki demand yang tinggi.
“It’s actually positive karena dengan ini semua, anda sebagai perusahaan akan makin kuat dan untuk pengolahan dana pun Anda bisa berbagai macam variety,” lugasnya.
Seperti diketahui, BEI menetapkan akan mulai mencanangkan sistem electronic initial public offering (e-IPO) mulai Januari 2021 mendatang. Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI Fithri Hadi mengatakan, selain memberikan kemudahan terhadap calon emiten bursa, sistem e-IPO juga memberikan kemudahan bagi investor retail yang ingin berinvestasi di pasar perdana.
“Sistem e-IPO membuat investor retail bisa membeli di pasar perdana. Investor retail bisa membeli 15 persen di pasar perdana, supaya partisipasi retail lebih terakomodir. Bisa langsung beli di broker atau ke situs yang disediakan langsung oleh bursa,” terangnya.
Lihat Juga: MNC Sekuritas Cabang Semarang Gelar Outlook Bursa 2025 Trading For Living, Investing For Wealth
(akr)