Jelang Resesi RI, Konsumsi yang Terkontraksi Bikin Ekonomi Tumbuh Minus 3,13%

Kamis, 05 November 2020 - 07:52 WIB
loading...
Jelang Resesi RI, Konsumsi...
Pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun 2020 diperkirakan terkontraksi di kisaran -3,13% (year on year/yoy) dari kuartal sebelumnya tercatat -5,32% yoy untuk jadi penanda masuknya resesi ke Indonesia. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun 2020 diperkirakan terkontraksi di kisaran -3,13% (year on year/yoy) dari kuartal sebelumnya tercatat -5,32% yoy untuk jadi penanda masuknya resesi ke Indonesia. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan terkontraksi ke kisaran -3,54% yoy dari kuartal sebelumnya -5,51% yoy. Meskipun konsumsi masih terkontraksi pada kuartal, namun tidak sedalam kontraksi pada kuartal kedua.

"Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan PSBB transisi di berbagai daerah di Indonesia yang mendorong peningkatan pada pergerakan masyarakat, meskipun situasinya belum kembali ke level normal," kata Ekonom Josua Pardede saat dihubungi MNC Portal News di Jakarta, Kamis (5/11/2020).

(Baca Juga: RI Telah Masuki Masa Pemulihan, Menko Airlangga Paparkan Buktinya )

Kata dia, data yang mengindikasikan konsumsi rumah tangga menunjukkan perbaikan yang terbatas sepanjang kuartal III tahun 2020 dimana laju pertumbuhan penjualan ritel pada periode Juli-September 2020 tercatat terkontraksi -7,3% yoy dibandingkan laju penjualan ritel pada kuartal 2019 yang tercatat 0,7% yoy.

"Sementara itu, meskipun trennya membaik, indeks kepercayaan konsumen pada periode kuartal ketiga tercatat -31,6% yoy dari akhir kuartal sebelumnya yang tercatat -33,7% yoy," katanya.

Selain itu, laju pertumbuhan nilai tukar petani pada kuartal kedua cenderung stabil dengan tercatat 0,13% yoy dari kuartal III tahun 2019 yang tercatat 2,23% yoy.

(Baca Juga: Ramalan Resesi Indonesia, Ekonomi Bisa Amburadul Minus 4% )

Pertumbuhan penjualan mobil mengalami kontraksi -55,0% yoy dari kuartal III tahun 2019 yang tercatat -10,4% yoy. Lalu, penjualan mobil yang mengalami pertumbuhan negatif, penjualan motor juga mengalami kontraksi -41,5% yoy dari kuartal III tahun 2019 yang tercatat -1,5% yoy.

Lalu, impor barang konsumsi sepanjang kuartal III tahun 2020 tercatat tumbuh -19,1% yoy dari periode yang sama tahun 2019 yang tercatat -7,8% yoy.

Pertumbuhan PMTB/Investasi pada 3Q20 diperkirakan mengalami kontraksi di kisaran -7,9% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat -8,61%, dimana investasi bangunan dan non-bangunan cenderung masih terkontraksi.

Hal tersebut terindikasi dari pertumbuhan penjualan semen yang terkontraksi -10,5% yoy pada kuartal II tahun 2020, dari kuartal III tahun 2019 yang tercatat -1,8% yoy. Kontraksi penjualan semen mengindikasikan investasi bangunan sepanjang periode Jul-September 2020 masih mengalami penurunan.

(Baca Juga: RI Mau Resesi, Pemerintah Minta 'Bantuan' Rp1.000 Triliun Swasta )

Selain itu, investasi non-bangunan juga melambat terindikasi dari impor barang modal sepanjang kuartal ketiga 2020 tercatat terkontraksi -24,9% yoy dari kuartal III tahun 2019 yang tercatat -0,5% yoy.

Penjualan alat berat pada kuartal III-2020 pun juga tercatat terkontraksi -48,1% yoy dibandingkan periode yang sama tahun yang lalu yang tercatat -49,2% yoy. Konsumsi pemerintah diperkirakan cenderung tumbuh positif pada kuartal III, yang didorong oleh peningkatan realisasi belanja K/L serta penyerapan anggaran PEN dibandingkan sebelumnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1288 seconds (0.1#10.140)