Adaptasi atau Mati! Transformasi Digital Jadi Keharusan di Dunia Bisnis

Kamis, 05 November 2020 - 22:54 WIB
loading...
Adaptasi atau Mati! Transformasi Digital Jadi Keharusan di Dunia Bisnis
Dalam dunia bisnis, perubahan mendasar terjadi di semua spektrum. ADAPTASI ATAU MATI! Mereka yang tidak beradaptasi akan mendapat masalah. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Melalui pidatonya, rektor Swiss German University, Dr. rer. nat. Filiana Santoso mengungkapkan, bahwa saat ini dunia memasuki industri 4.0 yang menghubungkan semua sistem fisik dengan proses virtual dan cyber. Saat ini, dunia sedang mengalami gangguan yang ditandai dengan indikator: lebih sederhana (lebih mudah), lebih murah (lebih murah), dapat diakses (lebih terjangkau), dan lebih cepat.

"Dalam dunia bisnis, perubahan mendasar terjadi di semua spektrum. “ADAPTASI ATAU MATI! Mereka yang tidak beradaptasi akan mendapat masalah. Semakin cepat laju perubahannya, semakin berbahaya dampak dari sikap keras kepala mengambil cara lama dan cara pandang lama,” ungkapnya.

(Baca Juga: Revolusi Industri 4.0, Ancaman dan Peluang )

Hal itu disampaikan dalam acara The 2nd International Conference on Global Innovation and Trend in Economy (InCoGITE) 2020 yang digelar Swiss German University bersama dengan Universitas Multimedia Nusantara serta Universitas Pelita Harapan. Kali ini mengusung tema 'Global Business Sustainability in New Normal Era: Challenges and Opportunities in Pandemic Covid-19'.

Acara ini diadakan secara online dan disiarkan langsung dari Swiss German University, the Prominence Tower, Alam Sutera, Tangerang, Indonesia. InCoGITE 2020 cukup mendapatkan antusiasme tinggi. Hal ini terbukti dari adanya 80 artikel ilmiah yang telah disaring secara ketat.

Tidak hanya dari Indonesia, namun terdapat juga berbagai makalah yang dikirimkan dari Thailand, Yordania, Algeria, India, Malaysia, Singapura, dan Swiss. InCoGITE 2020 juga akan diikuti oleh 367 partisipan secara umum dan diperkirakan akan mencapai 400 partisipan pada hari keberlangsungan.

(Baca Juga: Cerita Sri Mulyani Bagaimana Melawan Pandemi dengan Teknologi )

Dr. rer. nat. Filiana Santoso menambahkan, bahwa pendidikan tinggi sebagai penyedia sumber daya manusia bagi industri harus menyesuaikan diri untuk memenuhi kebutuhan kompetensi Industri 4.0. Transformasi digital dipandang sebagai suatu keharusan, karena melalui hal ini dapat dibentuk inovasi dan pengetahuan teknologi tinggi agar dapat membantu inisiatif bisnis atau meningkatkan teknologi untuk pertumbuhan di masa depan.

“SGU berpartisipasi dalam pendidikan untuk memberdayakan komunitas secara global. Dengan mengangkat individu dalam komunitas, SGU mendorong dan mendukung komunitas dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,” tambahnya.

Pendidikan dan penelitian yang berkualitas akan menghasilkan teknologi, inovasi dan kewirausahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan dunia secara keseluruhan.

Adaptasi atau Mati! Transformasi Digital Jadi Keharusan di Dunia Bisnis


Pada perhelatan ini, SGU juga turut berbagi kebahagiaan karena telah berdiri selama 20 tahun. Sebagai universitas yang berkomitmen dalam mengupayakan pendidikan berkualitas, tidak hanya melalui kurikulum yang terus disesuaikan dengan kompetensi yang dibutuhkan di masa depan.

Namun juga dengan berkomitmen dalam menyelenggarakan konferensi internasional bagi para sarjana, akademisi, pakar dari industri, peneliti, dan pemerintah.

Melalui InCoGITE 2020, SGU sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia, melihat peran SDM begitu penting terutama dalam lingkungan bisnis yang bergerak begitu cepat saat ini. Tidak ada cara lain yang bisa dilakukan oleh SDM masa depan selain ADAPT (beradaptasi) dan bergerak maju dengan cara pandang baru.

(Baca Juga: Pelaku UMKM Wajib Merangkul Teknologi Agar Tidak Lenyap Ditelan Resesi )

SGU mendukung transformasi tersebut secara menyeluruh guna memenuhi kebutuhan kompetensi Industri 4.0. Dalam perhelatan InCoGITE 2020, Menteri Riset dan Teknologi / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (MenristekBRIN), Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, PhD., serta Dr. Ir. Sukardi Silalahi, MBA., CEO PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (TELIN), juga dijadwalkan hadir sebagai pembicara utama.

Berbagai nama pembicara juga telah terkonfirmasi akan hadir dalam InCOGITE 2020, antara lain:
* Professor Theodore Benetatos, dari IMI International Management Institute, Swiss,
* Professor Ang Peng Hwa, dari Nanyang Technological University (NTU), School of Communication, Singapura,
* Professor Nunuy Nur Afiah, dari Universitas Padjadjaran, Indonesia,
* Associate Professor Viverita, dari Universitas Indonesia, Indonesia,
* Dr. Komang Aryasa, dari Telekomunikasi Indonesia,
* Ginto Hutagalung, dari HHRMA Banten, Indonesia.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1421 seconds (0.1#10.140)