Ancaman Serius bagi Sektor Keuangan Sudah Berlalu?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kuartal III 2020 mengisyaratkan tidak adanya perubahan yang berarti bagi sektor-sektor perekonomian di Indonesia . Sektor jasa kesehatan, pengadaan air, informasi dan komunikasi, dan pertanian, tetap tumbuh positif mengikuti jejaknya sejak kuarta II 2020. Namun ada juga beberapa sektor yang juga mengalami pertumbuhan negatif. ( Baca juga:Joe Biden Terpilih Jadi Presiden AS, Ini Pengaruhnya untuk Indonesia )
"Sektor perdagangan, konstruksi, pertambangan, transportasi, akomodasi, makan, minum dll tetap tumbuh negatif sama dengan kuara II 2020," kata Ekonom Indef Eko Listiyanto di jakarta senin.
Dia menilai, pada kuartal III 2020 juga mengisyaratkan ancaman yang cukup serius pada sektor keuangan yang semula positif 1,05% pada TW II 2020 namun menjadi negatif -0,95%. "Ini artinya, fase resesi sudah memukul pintu gerbang terakhir perekonomian, yakni sektor keuangan. Tiga fondasi lainnya sudah dihantam terlebih dahulu, yakni masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah," ujar Eko.
Hal tersebut ditunjukkan dengan pertumbuhan kredit bulanan yang turun di bawah 2%, meningkatnya non performing loan (NPL) di atas 3%, hingga membengkaknya likuditas namun tidak tersalurkan dengan baik. ( Baca juga:Dokter Keluarkan Ikan Hidup dari Tenggorokan Pria Ini )
Menurut Eko, masih adanya perlambatan pemulihan ekonomi selain disebabkan masih tingginya kasus covid-19 dengan kasus harian diatas 3.000 kasus/hari selama kuartal III, juga tidak bergeraknya investasi masyarakat, lambatnya penanganan Covid, penyerapan anggaran pemulihan ekonomi yang rendah hingga konsumsi masyarakat yang masih stagnan.
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
"Sektor perdagangan, konstruksi, pertambangan, transportasi, akomodasi, makan, minum dll tetap tumbuh negatif sama dengan kuara II 2020," kata Ekonom Indef Eko Listiyanto di jakarta senin.
Dia menilai, pada kuartal III 2020 juga mengisyaratkan ancaman yang cukup serius pada sektor keuangan yang semula positif 1,05% pada TW II 2020 namun menjadi negatif -0,95%. "Ini artinya, fase resesi sudah memukul pintu gerbang terakhir perekonomian, yakni sektor keuangan. Tiga fondasi lainnya sudah dihantam terlebih dahulu, yakni masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah," ujar Eko.
Hal tersebut ditunjukkan dengan pertumbuhan kredit bulanan yang turun di bawah 2%, meningkatnya non performing loan (NPL) di atas 3%, hingga membengkaknya likuditas namun tidak tersalurkan dengan baik. ( Baca juga:Dokter Keluarkan Ikan Hidup dari Tenggorokan Pria Ini )
Menurut Eko, masih adanya perlambatan pemulihan ekonomi selain disebabkan masih tingginya kasus covid-19 dengan kasus harian diatas 3.000 kasus/hari selama kuartal III, juga tidak bergeraknya investasi masyarakat, lambatnya penanganan Covid, penyerapan anggaran pemulihan ekonomi yang rendah hingga konsumsi masyarakat yang masih stagnan.
Lihat Juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19
(uka)