Jokowi Mengakui Kontribusi Fintech, Penyaluran Pinjaman Capai Rp9,87 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui, kehadiran finansial teknologi atau fintech terus memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional. Hal itu tercermin dari semakin besarnya akses pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat.
"Saya tahu layanan fintech telah berkembang sangat pesat. Kontribusi fintech penyaluran pinjaman nasional 2020 capai Rp128,7 triliun meningkat 113% secara year on year," kata dia dalam video virtual, Rabu (11/11/2020).
(Baca Juga: Literasi Keuangan Digital RI Kalah dari Negara Tetangga, Jokowi: Kita Punya PR Besar )
Dia mencatat hingga September 2020, terdapat 89 penyelenggara fintech yang berkontribusi Rp9,87 triliun pada transaksi layanan jasa keuangan Indonesia. Sedangkan Rp15,5 triliun disalurkan penyelenggara fintech, equity crowdfunding. "Hal ini menjadi perkembangan luar biasa," imbuhnya.
Namun, Idonesia masih punya pekerjaan rumah besar untuk pengembangan teknologi finansial. Mengingat indeks inklusi keuangan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan beberapa negara lain di Asia. "Kontribusi kita masih rendah," jelasnya.
(Baca Juga: Pinjaman Online Aman, Nih Daftar Lengkap 155 Fintech Berizin )
Meski begitu Jokowi mengingatkan perkembangan teknologi di sektor keuangan juga menimbulkan beberapa potensi risiko. Antara lain, risiko kejahatan cyber, misinformasi, dan transaksi error, serta penyalahgunaan data pribadi.
Risiko tersebut ditambah regulasi sektor keuangan non bank yang tidak seketat regulasi perbankan. Oleh karena itu pelaku industri fintech diminta memperkuat tata kelola yang lebih baik dan akuntabel serta memitigasi berbagai risiko yang muncul.
"Saya tahu layanan fintech telah berkembang sangat pesat. Kontribusi fintech penyaluran pinjaman nasional 2020 capai Rp128,7 triliun meningkat 113% secara year on year," kata dia dalam video virtual, Rabu (11/11/2020).
(Baca Juga: Literasi Keuangan Digital RI Kalah dari Negara Tetangga, Jokowi: Kita Punya PR Besar )
Dia mencatat hingga September 2020, terdapat 89 penyelenggara fintech yang berkontribusi Rp9,87 triliun pada transaksi layanan jasa keuangan Indonesia. Sedangkan Rp15,5 triliun disalurkan penyelenggara fintech, equity crowdfunding. "Hal ini menjadi perkembangan luar biasa," imbuhnya.
Namun, Idonesia masih punya pekerjaan rumah besar untuk pengembangan teknologi finansial. Mengingat indeks inklusi keuangan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan beberapa negara lain di Asia. "Kontribusi kita masih rendah," jelasnya.
(Baca Juga: Pinjaman Online Aman, Nih Daftar Lengkap 155 Fintech Berizin )
Meski begitu Jokowi mengingatkan perkembangan teknologi di sektor keuangan juga menimbulkan beberapa potensi risiko. Antara lain, risiko kejahatan cyber, misinformasi, dan transaksi error, serta penyalahgunaan data pribadi.
Risiko tersebut ditambah regulasi sektor keuangan non bank yang tidak seketat regulasi perbankan. Oleh karena itu pelaku industri fintech diminta memperkuat tata kelola yang lebih baik dan akuntabel serta memitigasi berbagai risiko yang muncul.
(akr)