18 Model Bisnis Fintech Ini Bisa Jadi Penolong UMKM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan, pihaknya mengelompokkan 18 model bisnis fintech yang dapat mendukung pelaku UMKM di tanah air. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan UMKM dalam pendanaan bisa menggunakan model funding agentyang mencarikan nasabah, tapi tidak mengelola dana.
Kemudian juga ada model aggregator yang memilihkan pendanaan seperti apa yang cocok. "Fintech jenis aggregator, funding agent, dan financial planner dapat mendampingi UMKM dan merekomendasikan permodalan yang tepat. Ini model bisnis funding," ujar Nurhaida dalam webinar Indonesia Fintech Summit dan Pekan Fintech Nasional 2020 Hari ke-2 di Jakarta.
(Baca Juga: Jokowi Mengakui Kontribusi Fintech, Penyaluran Pinjaman Capai Rp9,87 Triliun )
Dia melanjutkan, model kedua yang bisa menjadi alternatif pembiayaan atau financing seperti blockchain-based, equity crowdfunding, project financing, financial agent, property investment management, dan peer-to-peer (P2P) lending.
"Selain bisa mendampingi cara meminjam di bank, BPR, koperasi, dan lainnya, tapi juga bisa mendapatkan dana segar untuk pinjaman. Ada juga model P2P lending sebagai intermediasi antara UMKM dengan pemberi pinjaman. Bisa juga mendapatkan dana dari model equity crowdfunding. Jadi banyak fintech yang bisa membantu," tambahnya.
(Baca Juga: Jokowi Mengakui Kontribusi Fintech, Penyaluran Pinjaman Capai Rp9,87 Triliun )
Selanjutnya, UMKM bisa memanfaatkan model insurance seperti InsurTech dan Insurance Broker Marketplace, serta model enabler yang terdiri dari claim service handling, credit scoring, RegTech, otentifikasi transaksi, E-KYC, dan online distress solution.
"Dalam tahap pengembangan atau sandbox juga ada model tax & accounting yang bisa membantu UMKM untuk menghitung kewajiban mereka terkait pajak dan hutang. Ada juga yang bisa membantu mereka dari sisi enabler," jelas Nurhaida.
Lihat Juga: Sokong Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM BRI Tembus Rp1.105,70 Triliun hingga Akhir Triwulan III 2024
Kemudian juga ada model aggregator yang memilihkan pendanaan seperti apa yang cocok. "Fintech jenis aggregator, funding agent, dan financial planner dapat mendampingi UMKM dan merekomendasikan permodalan yang tepat. Ini model bisnis funding," ujar Nurhaida dalam webinar Indonesia Fintech Summit dan Pekan Fintech Nasional 2020 Hari ke-2 di Jakarta.
(Baca Juga: Jokowi Mengakui Kontribusi Fintech, Penyaluran Pinjaman Capai Rp9,87 Triliun )
Dia melanjutkan, model kedua yang bisa menjadi alternatif pembiayaan atau financing seperti blockchain-based, equity crowdfunding, project financing, financial agent, property investment management, dan peer-to-peer (P2P) lending.
"Selain bisa mendampingi cara meminjam di bank, BPR, koperasi, dan lainnya, tapi juga bisa mendapatkan dana segar untuk pinjaman. Ada juga model P2P lending sebagai intermediasi antara UMKM dengan pemberi pinjaman. Bisa juga mendapatkan dana dari model equity crowdfunding. Jadi banyak fintech yang bisa membantu," tambahnya.
(Baca Juga: Jokowi Mengakui Kontribusi Fintech, Penyaluran Pinjaman Capai Rp9,87 Triliun )
Selanjutnya, UMKM bisa memanfaatkan model insurance seperti InsurTech dan Insurance Broker Marketplace, serta model enabler yang terdiri dari claim service handling, credit scoring, RegTech, otentifikasi transaksi, E-KYC, dan online distress solution.
"Dalam tahap pengembangan atau sandbox juga ada model tax & accounting yang bisa membantu UMKM untuk menghitung kewajiban mereka terkait pajak dan hutang. Ada juga yang bisa membantu mereka dari sisi enabler," jelas Nurhaida.
Lihat Juga: Sokong Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM BRI Tembus Rp1.105,70 Triliun hingga Akhir Triwulan III 2024
(akr)