Walah! Ekspor Perhiasan Mendadak Ambrol

Senin, 16 November 2020 - 14:53 WIB
loading...
Walah! Ekspor Perhiasan...
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi peningkatan ekspor dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/MTM). Adapun ekspor Indonesia pada Oktober mencapai USD14,39 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan, salah satu komoditas yang meningkat paling signifikan adalah lemak minyak nabati dengan kenaikan mencapai USD188 juta atau sekitar 10,96%. "Komoditas paling meningkat adalah lemak minyak dan hewan nabati HS15 terjadi peningkatan sebesar USD188,1 juta," ujarnya dalam paparan virtual, Senin (16/11/2020).



Kemudian komoditas lain yang juga mengalami peningkatan USD167,1 juta adalah bahan bakar mineral dengan nilai ekspor USD1.231 miliar . Kemudian ada juga komoditas bijih, terak dan abu logam yang meningkat USD87,7 juta atau setara 29,14% menjadi USD388,9 juta.

Selanjutnya ada ekspor alas kaki yang juga mengalami peningkatan sebesar USD82,6 juta menjadi USD408,7 juta. Lalu ada ekspor mesin dan perlengkapan elektrik yang meningkat USD59,7 juta atau setara kenaikannya sebesar 7,07% menjadi USD904,3 juta. "Kemudian beberapa komoditas lain, bahan bakar mineral, biji perak, alas kaki, mesn dan perlengkapan elektrik terjadi peningkatan terbesar," jelasnya.

Sementara itu, untuk komoditas yang mengalami penurunan terbesar adalah logam mulia, perhiasan atau permata. Komoditas ini mengalami penurunan sebesar USD188,1 juta menjadi USD150 juta atau sekitar 20,34% penurunannya. Di samping itu, ada komoditas pakaian dan aksesorisnya yang bukan rajutan yang mengalami penurunan USD85,8 juta menjadi USD232,6 juta. "Kemudian komoditas pupuk mengalami penurunan nilai ekspor USD67,1 juta menjadi USD17,1 juta," ungkapnya.



Kemudian ada ekspor kapal, perahu dan strukturnya dengan penurunan ekspor mencapai USD32,2 juta menjadi USD1,7 juta. Dan terakhir ada pakaian dan aksesorisnya (rajutan) yang mengalami penurunan ekspor sebesar USD25,7 juta menjadi USD291,9 juta. "Selain ada peningkatan terbesar terkait ekspor non migas juga beberapa komoditas juga mengalami penurunan yang terbesar utamanya logam mulia, perhiasan permata," jelasnya.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1875 seconds (0.1#10.140)