Tak Selamanya Fulus Bisa Menyelesaikan Persoalan BUMN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat BUMN dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB-UI) Toto Pranoto menyampaikan bahwa masih ada beberapa badan usaha milik negara (BUMN) yang kurang memaksimalkan suntikan dana dari pemerintah dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN) . Bahkan ada BUMN yang kinerjanya malah tambah buruk.
"Banyak BUMN yang diberikan PNM kurang memuaskan kinerjanya. Deviden yang diberikan kepada pemerintah, angkanya juga belum memuaskan. Bahkan ada BUMN yang disuntik tapi kinerja tidak membaik atau relatif stagnan dan buruk," katanya dalam Market Review IDX Channel, Selasa (17/11/2020). ( Baca juga:BUMN Diguyur PMN Rp37,38 Triliun, Ekonom: Harus Timbulkan Multiplier Effect )
Ia menjelaskan, kinerja BUMN yang kurang baik ini disebabkan oleh salah pengelolaan. Alhasil, dana yang diberikan tidak maksimal hasilnya.
"Ini disebabkan dari kesalahan manajemen pengelola BUMN. Mereka tidak cukup efektif dalam mengelola suntikan yang ada," terangnya.
Selain itu, Toto menambahkan, faktor penyebab buruknya kinerja BUMN karena dana yang diharapkan tidak sesuai. Akibatnya, strategi yang sudah direncanakan tidak berjalan dengan baik. ( Baca juga:Mencurigakan, MuslimPro Jual Data Lokasi 100 Juta Muslim ke Militer AS )
"Ada juga beberapa kasus, pemberian yang dikasih pemerintah tidak sesuai dengan keinginan BUMN tersebut, sehingga rencana yang akan dilakukan kurang berjalan dengan baik," tandasnya.
Sekedar informasi, pemerintah telah mengalokasikan Rp37,38 triliun yang akan diberikan kepada sejumlah BUMN. Suntikan dana ini diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi.
"Banyak BUMN yang diberikan PNM kurang memuaskan kinerjanya. Deviden yang diberikan kepada pemerintah, angkanya juga belum memuaskan. Bahkan ada BUMN yang disuntik tapi kinerja tidak membaik atau relatif stagnan dan buruk," katanya dalam Market Review IDX Channel, Selasa (17/11/2020). ( Baca juga:BUMN Diguyur PMN Rp37,38 Triliun, Ekonom: Harus Timbulkan Multiplier Effect )
Ia menjelaskan, kinerja BUMN yang kurang baik ini disebabkan oleh salah pengelolaan. Alhasil, dana yang diberikan tidak maksimal hasilnya.
"Ini disebabkan dari kesalahan manajemen pengelola BUMN. Mereka tidak cukup efektif dalam mengelola suntikan yang ada," terangnya.
Selain itu, Toto menambahkan, faktor penyebab buruknya kinerja BUMN karena dana yang diharapkan tidak sesuai. Akibatnya, strategi yang sudah direncanakan tidak berjalan dengan baik. ( Baca juga:Mencurigakan, MuslimPro Jual Data Lokasi 100 Juta Muslim ke Militer AS )
"Ada juga beberapa kasus, pemberian yang dikasih pemerintah tidak sesuai dengan keinginan BUMN tersebut, sehingga rencana yang akan dilakukan kurang berjalan dengan baik," tandasnya.
Sekedar informasi, pemerintah telah mengalokasikan Rp37,38 triliun yang akan diberikan kepada sejumlah BUMN. Suntikan dana ini diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi.
(uka)