Ekonomi Dunia Berangsur Membaik, Investasi Lari ke Negara Berkembang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi dunia terus membaik seiring harapan ditemukannya vaksin covid 19. Pulihnya ekonomi global didukung oleh kebijakan moneter fiskal tahun 2021 yang masih ekspansif terutama di negara maju seperti AS, Jepang, eropa dan Inggris.
"Ini adalah asumsi optimistis kalau vaksin covid bisa ditemukan lalu diproduksi dan didistribusikan. Dengan demikian ekonomi global bisa pulih secara berangsur," ungkap Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah saat webinar di Jakarta.
(Baca Juga: Booming Zoom, Jepang Pimpin Jalan Keluar dari Resesi Akibat Pandemi Covid-19 )
Dia menyebut, semua negara masih akan melakukan kebijakan moneter yang ekspansif dimana IMF, bank sentral masih terus melakukan Quantitative easing. Selain itu, sambung Piter, likuditas global juga masih berlimpah, suku bunga masih rendah yakni mendekati nol.
Dengan likuiditas global yang berlimpah disertai keyakinan pandemic akan berakhir serta adanya peralihan kekuasaan Trump dan Biden berjalan lancar. Maka risk appetite global akan naik dan mendorong investasi ke negara berkembang termasuk Indonesia.
(Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Ramalan 165 Ekonom Dunia Soal Pemulihan Ekonomi 2021 )
"Dengan pemulihan ekonomi global, maka akan mendorong ekspor Indonesia. Seiring pulihnya ekonomi China saat ini, neraca dagang kita juga surplus dan kita juga meyakini bahwa neraca dagang berpotensi akan melanjutkan kinerja baiknya," ungkap Piter.
"Ini adalah asumsi optimistis kalau vaksin covid bisa ditemukan lalu diproduksi dan didistribusikan. Dengan demikian ekonomi global bisa pulih secara berangsur," ungkap Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah saat webinar di Jakarta.
(Baca Juga: Booming Zoom, Jepang Pimpin Jalan Keluar dari Resesi Akibat Pandemi Covid-19 )
Dia menyebut, semua negara masih akan melakukan kebijakan moneter yang ekspansif dimana IMF, bank sentral masih terus melakukan Quantitative easing. Selain itu, sambung Piter, likuditas global juga masih berlimpah, suku bunga masih rendah yakni mendekati nol.
Dengan likuiditas global yang berlimpah disertai keyakinan pandemic akan berakhir serta adanya peralihan kekuasaan Trump dan Biden berjalan lancar. Maka risk appetite global akan naik dan mendorong investasi ke negara berkembang termasuk Indonesia.
(Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Ramalan 165 Ekonom Dunia Soal Pemulihan Ekonomi 2021 )
"Dengan pemulihan ekonomi global, maka akan mendorong ekspor Indonesia. Seiring pulihnya ekonomi China saat ini, neraca dagang kita juga surplus dan kita juga meyakini bahwa neraca dagang berpotensi akan melanjutkan kinerja baiknya," ungkap Piter.
(akr)