Booming Zoom, Jepang Pimpin Jalan Keluar dari Resesi Akibat Pandemi Covid-19
loading...
A
A
A
TOKY0 - Ekonomi Jepang telah bangkit kembali dari resesi dengan pertumbuhan ekonomi 5% pada kuartal ketiga tahun ini. Negeri Matahari Terbit seperti diketahui ekonominya telah menyusut sepanjang 2020, seiring pemberlakuan lockdown yang menghantam sektor manufaktur serta daya beli konsumen.
Dilansir BBC, ekonomi terbesar ketiga di dunia tersebut saat ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan, meskipun beberapa analis memperingatkan bahwa pertumbuhan lanjutan cenderung tertahan. Ekonomi Asia memimpin jalan untuk pemulihan ekonomi global, dalam apa yang disebut "zoom boom".
(Baca Juga: ASEAN, China, Jepang Bersatu Siap Kuasai Ekonomi )
Hal ini mengacu pada peningkatan permintaan layar dan laptop karena lebih banyak orang bekerja dari rumah, dan menggunakan platform rapat online seperti Zoom. Ekonomi Asia merupakan salah satu produsen laptop, peralatan komunikasi, dan elektronik terbesar. Kenaikan permintaan domestik serta ekspor telah membantu mendorong pertumbuhan ekonomi di Jepang.
Kawasan Asia juga akan mendapatkan dorongan setelah meneken kesepakatan mega perdagangan bebas ASEAN plus yang disepakati selama akhir pekan kemarin, atau yang disebut Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Negara termasuk China, Korea Selatan, Australia, dan Singapura juga ikut di dalamnya.
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Jepang melesat sebesar 5% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yang ekonominya menyusut 8,2%. Perputaran ini menjadi laju tercepat dalam rekor pertumbuhan ekonomi Jepang. Pada tingkat tahunan, dengan asumsi pertumbuhan ini berlanjut selama 12 bulan, mewakili ekspansi 21,4%.
PDB untuk kuartal kedua, yang mencakup April hingga Juni, adalah angka terburuk Jepang sejak data tersedia pada tahun 1980 - lebih buruk daripada krisis keuangan global 2008. Bounceback adalah berita selamat datang bagi pemerintah Jepang yang telah menghindari langkah-langkah lockdown yang sulit terlihat di beberapa negara lain.
(Baca Juga: Hati-hati Melangkah dalam Perdagangan Bebas ASEAN Plus, Bisa-bisa RI Cuman Jadi Pasar )
Sementara itu ekonomi global secara keseluruhan diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 4,4% tahun ini, sedangkan AS akan menyusut 4,3% menurut Dana Moneter Internasional. Namun, ekonomi Asia memimpin dalam hal menunjukkan tanda-tanda pemulihan. China tetap berada di jalur untuk tumbuh sekitar 2% tahun ini.
Dilansir BBC, ekonomi terbesar ketiga di dunia tersebut saat ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan, meskipun beberapa analis memperingatkan bahwa pertumbuhan lanjutan cenderung tertahan. Ekonomi Asia memimpin jalan untuk pemulihan ekonomi global, dalam apa yang disebut "zoom boom".
(Baca Juga: ASEAN, China, Jepang Bersatu Siap Kuasai Ekonomi )
Hal ini mengacu pada peningkatan permintaan layar dan laptop karena lebih banyak orang bekerja dari rumah, dan menggunakan platform rapat online seperti Zoom. Ekonomi Asia merupakan salah satu produsen laptop, peralatan komunikasi, dan elektronik terbesar. Kenaikan permintaan domestik serta ekspor telah membantu mendorong pertumbuhan ekonomi di Jepang.
Kawasan Asia juga akan mendapatkan dorongan setelah meneken kesepakatan mega perdagangan bebas ASEAN plus yang disepakati selama akhir pekan kemarin, atau yang disebut Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Negara termasuk China, Korea Selatan, Australia, dan Singapura juga ikut di dalamnya.
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Jepang melesat sebesar 5% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yang ekonominya menyusut 8,2%. Perputaran ini menjadi laju tercepat dalam rekor pertumbuhan ekonomi Jepang. Pada tingkat tahunan, dengan asumsi pertumbuhan ini berlanjut selama 12 bulan, mewakili ekspansi 21,4%.
PDB untuk kuartal kedua, yang mencakup April hingga Juni, adalah angka terburuk Jepang sejak data tersedia pada tahun 1980 - lebih buruk daripada krisis keuangan global 2008. Bounceback adalah berita selamat datang bagi pemerintah Jepang yang telah menghindari langkah-langkah lockdown yang sulit terlihat di beberapa negara lain.
(Baca Juga: Hati-hati Melangkah dalam Perdagangan Bebas ASEAN Plus, Bisa-bisa RI Cuman Jadi Pasar )
Sementara itu ekonomi global secara keseluruhan diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 4,4% tahun ini, sedangkan AS akan menyusut 4,3% menurut Dana Moneter Internasional. Namun, ekonomi Asia memimpin dalam hal menunjukkan tanda-tanda pemulihan. China tetap berada di jalur untuk tumbuh sekitar 2% tahun ini.