"Artinya, keadaan ini menunjukkan kegiatan ekonomi di Indonesia masih jauh dari kata baik. Banyak pabrik-pabrik yang belum produksi secara optimal. Masih banyak pabrik yang tutup. Makanya ekonomi Indonesia perlu perbaikan," kata Huda saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Minggu (22/ 11/2020).
(Baca Juga: Investasi Ngebut, Airlangga: Ekonomi Ikut Ngegas )
Kata dia, surplus neraca dagang yang terjadi saat ini lebih banyak disebabkan oleh merosotnya impor yang terlalu tajam. Ekspor naik bulanan, namun secara tahunan kita masih minus.
Baca Juga:
"Secara yoy dan mtm, impor kita menurun secara drastis. Secara yoy impor kita turun hingga -26,93%. Sedangkan secara mtm impor kita turun hingga -6,79%. Berdasarkan jenis barang," katanya.
(Baca Juga: Pemerintah Akui Surplus Neraca Dagang Tak Berarti Ekonomi Stabil )
Sambung Huda menambahkan impor untuk barang modal merosot hingga -284,5 persen (yoy) dan -13,33% (mtm). "Sedangkan bahan baku merosot sangat tajam di angka -415,7% (yoy) dan -5% (mtm)," tandasnya.
(akr)