Ingkar Janji Bangun Smelter, Menteri ESDM Tegur Freeport

Senin, 23 November 2020 - 15:50 WIB
loading...
Ingkar Janji Bangun...
Menteri ESDM Arifin Tasrif. FOTO/SINDONews/Yorri Farli
A A A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegur PT Freeport Indonesia (PTFI) karena kembali ingkar janji terkait pembangunan smelter . Teguran tersebut disampaikan menyusul terlambatnya proses konstruksi pembangunan fasilitas pemurnian (smelter) PTFI di Gresik, Jawa Timur.

Menurut Arifin surat teguran sudah disampaikan oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) kepada PTFI pada 30 September 2020 lalu. Arifin mengatakan ada poin penting dalam surat teguran bernomor 1197/36/DJB/2020 tersebut. Pertama, agar pelaksanaan pilling test dan pile load test dipercepat dan dapat dilaksanakan paling lambat akhir Oktober 2020. Kedua, PTFI diminta untuk segera menyampaikan time line untuk pelaksanaan kegiatan pilling test dan pile load test.

"Atas Surat Teguran di atas, PTFI memberikan tanggapan melalui surat nomor 508/OPD PTFI/IX/2020 tanggal 30 September 2020, yang menyampaikan bahwa pilling test dan pile load test akan mengalami keterlambatan, semula direncanaan pada akhir bulan September 2020. Namun baru dapat dilakukan pada awal November 2020," ujar Arifin dalam Rapat Kerja yang digelar Komisi VII DPR RI, Senin (23/11/2020).



Setelah itu, sambung Arifin, PTFI kembali menyampaikan surat nomor 516/OPDPTFI/XI/2020 tanggal 11 November 2020 perihal jawaban surat teguran terlambatnya kegiatan konstruksi smelter. Poin dari surat tersebut adalah: (1) PTFI sudah memberikan notice to proceed ke Chiyoda selaku kontraktor untuk melakukan pekerjaan test pilling. (2) Chiyoda sudah mulai melakukan pengadaan dan mobilisasi peralatan serta pekerja ke Gresik, dan (3) kegiatan fisik test pile drive di area prioritas pembangunan smelter baru dapat dilakukan pada akhir November 2020.



Secara keseluruhan, Arifin mengungkapkan bahwa progres proyek smelter tembaga baru PTFI itu baru mencapai 5,86%. Berdasarkan informasi yang dipaparkannya, tahap konsolidasi fondasi sudah 60%-70% dan belum memulai tahap piling, yang rencananya akan digelar pada Oktober 2020-Januari 2021. Hingga Agustus 2020, investasi yang sudah terserap untuk proyek berkapasitas 2 juta ton konsentrat tembaga per tahun ini mencapai USD300 juta. Arifin menyatakan, target penyelesaian proyek masih tetap sama yakni beroperasu 2023.

Namun demikian pihaknya membeberkan terkait kendala penyelesaian proyek smelter pada masa pandemi covid-19 ini. Pertama, teartundanya distribusi peralatan maupun kedatangan tenaga ahli dari negara luar. Kedua, penerapan PSBB di Indonesia menghambat mobilisasi tenaga kerja dan logistik. Ketiga, kesepakatan pendanaan yang mengalami penundaan.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1514 seconds (0.1#10.140)